Ketan Panca Warna, Simbol Keutuhan Jati Diri Manusia

JANGAN lihat bungkusnya, tapi coba kupas isinya. Begitu kiranya pepatah bijak mengatakan. Seperti halnya tradisi Jawa, yang sekilas terlihat sederhana namun sejatinya penuh makna.

Misalkan untuk ketan, kudapan ringan yang selama ini mungkin banyak kita pandang sepele. Di tangan orang Jawa, ternyata ketan bisa diolah menjadi sajian yang khas dan menarik, namun penuh makna ajaran luhur kehidupan.

Ketika orang Jawa memperingati usia kehamilan lima bulan, ketan sangat memegang peranan penting. Karena ada tradisi membuat ketan panca warna, yang dipandang sebagai wujud harapan si ibu hamil kepada anak yang dikandungnya.

“Ketan panca warna itu ketan yang mempunyai lima macam warna, yaitu merah, putih, hijau, kuning, dan hitam. Masing-masing warna, mempunyai makna yang dalam,” ujar MNg Gito Karyono, budayawan Jawa asal Karanganyar.

Kelima warna itu selain menggambarkan usia kehamilan, juga menyimbolkan kelima unsur manusia. Yaitu cipta, rasa, karsa, jiwa, dan raga. Karena orang Jawa meyakini, jika kelima unsur itu akan diberikan Tuhan YME ke dalam si jabang bayi di usia kehamilan kelima.

“Artinya, harapannya di usia kehamilan kelima si bayi yang dikandung ketika lahir nanti bisa menjadi manusia yang sempurna lahir dan batinnya,” ungkap Gito.

Biasanya dalam penyajian untuk prosesi doa, ketan panca warna juga dilengkapi dengan rujak crobo, nasi punar, dan nasi ponthang.

“Rujak crobo menyimbolkan cita-cita, nasi punar sebagai simbol pencerahan, dan nasi ponthang sebagai simbol kekuatan,” beber Gito.



Sumber : Ketan Panca Warna