Berawal dari kebiasaan ane nonton crashcourse

Alkisah jaman dulu kala, nenek moyang kita hidup dari berburu dan meramu.
Hampir tidak ada perbedaan kasta. Semua orang profesinya berburu dan makan dari hasil buruan . tidak ada penyimpanan harta, karena memang tidak ada “harta” dalam arti yangkita pahami sekarang. Kalaupun ada perbedaaan tingkat paling mereka memiliki seorang kepala suku untuk melindungi dan memimpin kelompoknya.

Lalu tiba tiba ada yang punya ide jenius. BERTANI. Mungkin dari melihat tanaman liar dan menanam di sekitar pondok. Segera saja ini diikuti yang lain. Mengapa bertani dipilih? Karena itu artinya mereka bisa menumpuk stok lebih. Hasil pertanian dapat disimpan untuk saat lain.

Bertani tampaknya adalah pilihan tepat. Adanya STOK pangan membuat sebagian orang tidak perlu berburu untuk makan, dan bisa melakukan hal lain. Membuat alat-alat misalnya. Pembuat alat tidak perlu berburu untuk makan, tapi menukar alatnya dengan hasil pertanian yang dihasilkan petani.

Disini benih PERADABAN itu muncul.

Sejarah mencatat peradaban tertua manusia berkembang di tepi sungai. Karena mudah mengairi sawah dan sungai membawa endapan subur. Gampangnya, bertani jadi mudah.

Tapi bertani punya kelemahan. Bertani itu berat. Harus buka lahan, tanam, rawat, baru dipanen. Jelas jelas satu orang tidak bisa mengelola lahan seprti satu orang berburu kelinci.

Seiring dengan itu, peradaban itu berkembang, muncullah perbedaan kelas. Konsep HARTA muncul entah berupa tanah atau emas. Orang tak berharta dianggap rendah. Kerajaan mulai muncul dan berperang. akibatnya ada tawanan perang.

Mereka mulai berpikir mau diapakan tawanan perang ini, jreng jrengggg jadiin budak aja coy.

Sepanjang sejarah, dibalik setiap kemakmuran ada perbudakan. Imperium Romawi, Latifundia dikerjakan para budak. Kerajaan-kerajaan cina diadministrasi kasim yang pada dasarnya adalah budak. Begitu juga Kekhalifahan Muslim yang tergantung pada pasukan budak mamluk. Belanda makmur karena memeras kita, dan Apple kaya karena menggaji murah SDM cina.

Jadi, bisakah kita bilang Peradaban yang kita banggakan itu sebenarnya ditopang darah dan air mata budak?

Sekian pembukaan saya, data data lain menyusul. Selamat berdiskusi secara terhormat