- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mungkinkah Manusia Mengolonisasi Mars?
TS
baboi
Mungkinkah Manusia Mengolonisasi Mars?
Spoiler for pict:
Quote:
Misi ambisius ke Mars ditawarkan oleh organisasi asal Belanda, Mars One. Organisasi itu berencana mengirim manusia ke Mars tanpa ada kesempatan kembali. Perjalanan ke Mars memakan waktu 8 bulan dan sesudahnya manusia yang dikirim diharapkan bisa mengolonisasi planet merah itu.
Pertanyaannya, mungkinkah manusia dengan teknologi saat ini sampai ke Mars dan mengolonisasinya? Pihak Mars One menyatakan optimisme bahwa manusia bisa melakukannya. Namun, para ahli mengungkap tantangannya.
Salah satu tantangannya adalah radiasi. Medan magnet Bumi melindungi manusia dari pengaruh radiasi. Namun, di luar angkasa, manusia tak punya pelindung. Baik dalam perjalanan maupun setibanya di Mars, manusia berpotensi terpapar radiasi.
"Paparan radiasi menjadi salah satu perhatian, terutama selama perjalanan. Ini bisa memicu kanker, penurunan kekebalan tubuh, dan mungkin juga kemandulan," ungkap Veronica Bray dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona.
"Saya yakin kita secara fisik bisa menempatkan manusia di Mars. Namun, apakah mereka bisa survive dalam jangka waktu lama, itu meragukan," kata Bray seperti dikutip BBC pada Rabu (17/4/2013) lalu.
Astronot NASA yang pernah menjalankan misi ke International Space Station (ISS), Stan Love, mengungkapkan kesulitan hidup di luar angkasa. Misalnya, permasalahan pada alat penunjang kehidupan takkan mudah diatasi.
Love mengungkapkan, peralatan yang mendukung proses daur ulang takkan mudah diatasi. Padahal, di Mars nanti, manusia akan sangat tergantung pada alat. Peralatan butuh pemeliharaan secara berkala, dan sulit bertahan dalam waktu lama berada di Mars.
Love baru-baru ini kembali dari Antartika. Dari komentarnya, ia ingin mengatakan bahwa kondisi di Mars benar-benar asing dan jauh lebih ekstrem dibandingkan Antartika yang sudah dianggap ekstrem oleh manusia umumnya.
"Antartika dipenuhi air, Anda bisa pergi ke luar dan menghirup udara. Antartika adalah surga dibandingkan Mars dan hingga saat ini belum ada yang pindah secara permanen ke sana," ungkap Love.
Di luar tantangan yang terprediksi, masih banyak tantangan lain yang tak terbayangkan. Misalnya, masalah hidup dalam kelompok kecil dan kehidupan personal lain. Belum bisa dipastikan juga apakah manusia juga bisa bereproduksi di Mars serta menghasilkan keturunan yang sehat.
Banyak pihak mengritik Mars One terkait pendanaan. Dana yang dibutuhkan sekitar 6 miliar dollar AS. Chris Lintott dari Oxford University menyatakan, meskipun mungkin secara teknologi mendukung, ia meyakini bahwa Mars One akan kesulitan mendapatkan pendanaan.
Meski demikian, Bas Lansdorp, co-founder Mars One, mengungkapkan tak khawatir dengan pendanaan. Dana akan digalang dari acara pemilihan manusia pertama yang pergi ke Mars. Acara akan ditayangkan di televisi dan diharapkan bisa membuahkan keuntungan untuk mendukung proyek.
"Ini akan menjadi hal terbesar yang manusia pernah lakukan. Dalam 15 tahun, orang masih akan melihat. Menjelajahi dunia kita, dan kini melampaui apa yang bisa dilakukan, itu semua ada di genom kita. Mimpi menduduki Mars akan menjadi nyata," katanya.
Pertanyaannya, mungkinkah manusia dengan teknologi saat ini sampai ke Mars dan mengolonisasinya? Pihak Mars One menyatakan optimisme bahwa manusia bisa melakukannya. Namun, para ahli mengungkap tantangannya.
Salah satu tantangannya adalah radiasi. Medan magnet Bumi melindungi manusia dari pengaruh radiasi. Namun, di luar angkasa, manusia tak punya pelindung. Baik dalam perjalanan maupun setibanya di Mars, manusia berpotensi terpapar radiasi.
"Paparan radiasi menjadi salah satu perhatian, terutama selama perjalanan. Ini bisa memicu kanker, penurunan kekebalan tubuh, dan mungkin juga kemandulan," ungkap Veronica Bray dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona.
"Saya yakin kita secara fisik bisa menempatkan manusia di Mars. Namun, apakah mereka bisa survive dalam jangka waktu lama, itu meragukan," kata Bray seperti dikutip BBC pada Rabu (17/4/2013) lalu.
Astronot NASA yang pernah menjalankan misi ke International Space Station (ISS), Stan Love, mengungkapkan kesulitan hidup di luar angkasa. Misalnya, permasalahan pada alat penunjang kehidupan takkan mudah diatasi.
Love mengungkapkan, peralatan yang mendukung proses daur ulang takkan mudah diatasi. Padahal, di Mars nanti, manusia akan sangat tergantung pada alat. Peralatan butuh pemeliharaan secara berkala, dan sulit bertahan dalam waktu lama berada di Mars.
Love baru-baru ini kembali dari Antartika. Dari komentarnya, ia ingin mengatakan bahwa kondisi di Mars benar-benar asing dan jauh lebih ekstrem dibandingkan Antartika yang sudah dianggap ekstrem oleh manusia umumnya.
"Antartika dipenuhi air, Anda bisa pergi ke luar dan menghirup udara. Antartika adalah surga dibandingkan Mars dan hingga saat ini belum ada yang pindah secara permanen ke sana," ungkap Love.
Di luar tantangan yang terprediksi, masih banyak tantangan lain yang tak terbayangkan. Misalnya, masalah hidup dalam kelompok kecil dan kehidupan personal lain. Belum bisa dipastikan juga apakah manusia juga bisa bereproduksi di Mars serta menghasilkan keturunan yang sehat.
Banyak pihak mengritik Mars One terkait pendanaan. Dana yang dibutuhkan sekitar 6 miliar dollar AS. Chris Lintott dari Oxford University menyatakan, meskipun mungkin secara teknologi mendukung, ia meyakini bahwa Mars One akan kesulitan mendapatkan pendanaan.
Meski demikian, Bas Lansdorp, co-founder Mars One, mengungkapkan tak khawatir dengan pendanaan. Dana akan digalang dari acara pemilihan manusia pertama yang pergi ke Mars. Acara akan ditayangkan di televisi dan diharapkan bisa membuahkan keuntungan untuk mendukung proyek.
"Ini akan menjadi hal terbesar yang manusia pernah lakukan. Dalam 15 tahun, orang masih akan melihat. Menjelajahi dunia kita, dan kini melampaui apa yang bisa dilakukan, itu semua ada di genom kita. Mimpi menduduki Mars akan menjadi nyata," katanya.
Sumber
0
1.1K
Kutip
13
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan