- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Alasan Grup Bakrie Jual Aset
TS
budiliem76
Alasan Grup Bakrie Jual Aset
Yang pada penasaran sama Grup Bakrie, ane punya nih
Quote:
Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai penjualan aset Grup Bakrie santer terdengar. Bila di waktu yang lalu kita mendengar mengenai penjualan Bakrie Toll Road ke Bos MNC, Hary Tanoe, kini kita juga mendengar isu penjualan Grup VIVA. Grup VIVA yang terdiri dari Tv One, ANTV, dan VIVA News ini kabarnya diminati oleh Hary Tanoe dan Chairul Tanjung. Pemberitaan terakhir yang diangkat media sendiri menyatakan kalau para calon pembeli ini tengah menunggu keputusan Grup Bakrie sendiri selaku pemilik Grup VIVA.
Selain aset di atas, masih ada pula beberapa aset lainnya yang juga telah Grup Bakrie jual selama tahun 2012 hingga 2013. Aset-aset tersebut adalah:
Lalu apa yang menyebabkan Grup Bakrie sendiri rela menjual berbagai asetnya tersebut? Apakah ini ada kaitannya dengan usaha Grup Bakrie untuk melancarkan tukar guling saham Bumi Resources (BUMI) dari Bumi Plc? Atau hal tersebut dilakukan untuk membiayai pencapresan ARB? Majalah Gatra edisi 18-24 April 2013 merilis dua artikel menarik terkait pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dalam artikel pertama, terdapat pendapat dari Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada. Ia mengatakan bahwa penjualan aset-aset Grup Bakrie dilakukan untuk mengurangi beban utang perusahaan. Pada akhir tahun 2012, Grup Bakrie memiliki utang sebesar USD 666 juta atau sekitar Rp 6 triliun. Itu artinya telah ada penurunan jumlah beban utang dari tahun 2011.
Reza juga menambahkan, penjualan aset juga ditujukan untuk mendanai tukar guling dan pembelian kembali (buyback) saham BUMI di Bumi Plc. Bicara soal ini, tentunya tidak akan terlepas dari masalah atau kisruh Bumi Plc yang diwarnai oleh perseteruan antara Grup Bakrie dan Nathaniel Rothschild, seorang taipan asal Inggris. Kisruh yang terjadi ini hingga akhirnya menempatkan Grup Bakrie sebagai pemenang suara mayoritas para pemegang saham pada RUPS 21 Februari 2013, yang isinya membahas mengenai perpisahan Grup Bakrie dari Bumi Plc. Tak berhenti sampai di sini, RUPS lanjutan masih akan dilakukan tepatnya di Bulan Juni 2013 mendatang. Yang akan menjadi bahasan adalah apakah Grup Bakrie bisa mendapatkan persetujuan atau tidak dari para pemegang saham untuk mendapatkan BUMI.
Bukan hanya masalah setuju atau tidak para pemegang saham Bumi Plc saja ternyata. Namun Grup Bakrie sendiri sebenarnya sedang membutuhkan dana sebesar USD 278 juta untuk menebus BUMI. Oleh karena itulah, sangat wajar apabila Grup Bakrie menjual aset-asetnya. Lalu kemudian muncul pertanyaan, memang seberapa pentingnya BUMI itu sendiri? Wah tentunya jawaban ini tidak mudah untuk dijawab, karena ini berhubungan dengan keinginan pihak asing (baca: Nathaniel Rothschild) yang sangat ingin menguasai BUMI. Apalagi BUMI ini salah satu tambang batu bara terbesar di Indonesia. Sangat berbahaya apabila sampai dikuasai oleh Rothschild, bisa-bisa nanti seperti Freeport di Papua.
Di artikel berikutnya giliran Bobby Gafur Umar, selaku Presiden Direktur Bakrie and Brothers (BNBR) yang menjawab. Bobby menyatakan bahwa penjualan aset itu ditujukan untuk menurunkan utang serta menambah modal investasi. Kenapa fokus pada penurunan utang? Itu semua dilakukan dalam rangka menghadapi fenomena ekonomi dunia. Lagipula dari semua pelepasan aset yang dilakukan Grup Bakrie, bukan berarti Grup Bakrie tidak memiliki saham kepemilikan sama sekali.
Ditanya sampai kapan Grup Bakrie kira-kira akan melepas aset-asetnya, Ia sendiri menyatakan sampai BNBR menjadi lebih ramping. Namun demikian untuk mengembangkan potensi emiten-emitennya yang berprospek cerah tentunya akan terus dilakukan. Lebih lanjut khusus soal utang, Bobby juga menyampaikan pencapaian keberhasilan Grup Bakrie atas penekanan utang-utangnya. Apabila di tahun 2011, beban utang yang dimiliki sebesar Rp 10,7 triliun, tahun 2012 berhasil turun menjadi Rp 6 triliun. Targetnya di tahun 2013 ini utang bisa turun menjadi Rp 4 atau 5 triliun.
Terakhir, mengenai biaya pencapresan ARB, Bobby menjawab tidak ada dana yang dikeluarkan dari BNBR untuk hal itu.
Itu sama saja artinya dengan business is business, politic is politic. Begitu kan ya?
Referensi:
Majalah Gatra - Kenapa Bakrie Jual Aset
No.24 Tahun XIX Edisi 18-24 April 2013
Selain aset di atas, masih ada pula beberapa aset lainnya yang juga telah Grup Bakrie jual selama tahun 2012 hingga 2013. Aset-aset tersebut adalah:
- Lido Lakes Resort
- Tanah di Rasuna Epicentrum (Bakrie Swastika Utama)
- Konsesi tanah seluas 20 hektare di kawasan Sentul, Bogor
- 29,16% saham Bumi Minerals Resources (BRMS)
- 18,58% saham Energi Mega Persada (ENRG)
Lalu apa yang menyebabkan Grup Bakrie sendiri rela menjual berbagai asetnya tersebut? Apakah ini ada kaitannya dengan usaha Grup Bakrie untuk melancarkan tukar guling saham Bumi Resources (BUMI) dari Bumi Plc? Atau hal tersebut dilakukan untuk membiayai pencapresan ARB? Majalah Gatra edisi 18-24 April 2013 merilis dua artikel menarik terkait pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dalam artikel pertama, terdapat pendapat dari Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada. Ia mengatakan bahwa penjualan aset-aset Grup Bakrie dilakukan untuk mengurangi beban utang perusahaan. Pada akhir tahun 2012, Grup Bakrie memiliki utang sebesar USD 666 juta atau sekitar Rp 6 triliun. Itu artinya telah ada penurunan jumlah beban utang dari tahun 2011.
Reza juga menambahkan, penjualan aset juga ditujukan untuk mendanai tukar guling dan pembelian kembali (buyback) saham BUMI di Bumi Plc. Bicara soal ini, tentunya tidak akan terlepas dari masalah atau kisruh Bumi Plc yang diwarnai oleh perseteruan antara Grup Bakrie dan Nathaniel Rothschild, seorang taipan asal Inggris. Kisruh yang terjadi ini hingga akhirnya menempatkan Grup Bakrie sebagai pemenang suara mayoritas para pemegang saham pada RUPS 21 Februari 2013, yang isinya membahas mengenai perpisahan Grup Bakrie dari Bumi Plc. Tak berhenti sampai di sini, RUPS lanjutan masih akan dilakukan tepatnya di Bulan Juni 2013 mendatang. Yang akan menjadi bahasan adalah apakah Grup Bakrie bisa mendapatkan persetujuan atau tidak dari para pemegang saham untuk mendapatkan BUMI.
Bukan hanya masalah setuju atau tidak para pemegang saham Bumi Plc saja ternyata. Namun Grup Bakrie sendiri sebenarnya sedang membutuhkan dana sebesar USD 278 juta untuk menebus BUMI. Oleh karena itulah, sangat wajar apabila Grup Bakrie menjual aset-asetnya. Lalu kemudian muncul pertanyaan, memang seberapa pentingnya BUMI itu sendiri? Wah tentunya jawaban ini tidak mudah untuk dijawab, karena ini berhubungan dengan keinginan pihak asing (baca: Nathaniel Rothschild) yang sangat ingin menguasai BUMI. Apalagi BUMI ini salah satu tambang batu bara terbesar di Indonesia. Sangat berbahaya apabila sampai dikuasai oleh Rothschild, bisa-bisa nanti seperti Freeport di Papua.
Di artikel berikutnya giliran Bobby Gafur Umar, selaku Presiden Direktur Bakrie and Brothers (BNBR) yang menjawab. Bobby menyatakan bahwa penjualan aset itu ditujukan untuk menurunkan utang serta menambah modal investasi. Kenapa fokus pada penurunan utang? Itu semua dilakukan dalam rangka menghadapi fenomena ekonomi dunia. Lagipula dari semua pelepasan aset yang dilakukan Grup Bakrie, bukan berarti Grup Bakrie tidak memiliki saham kepemilikan sama sekali.
Ditanya sampai kapan Grup Bakrie kira-kira akan melepas aset-asetnya, Ia sendiri menyatakan sampai BNBR menjadi lebih ramping. Namun demikian untuk mengembangkan potensi emiten-emitennya yang berprospek cerah tentunya akan terus dilakukan. Lebih lanjut khusus soal utang, Bobby juga menyampaikan pencapaian keberhasilan Grup Bakrie atas penekanan utang-utangnya. Apabila di tahun 2011, beban utang yang dimiliki sebesar Rp 10,7 triliun, tahun 2012 berhasil turun menjadi Rp 6 triliun. Targetnya di tahun 2013 ini utang bisa turun menjadi Rp 4 atau 5 triliun.
Terakhir, mengenai biaya pencapresan ARB, Bobby menjawab tidak ada dana yang dikeluarkan dari BNBR untuk hal itu.
Quote:
“Policy-nya, begitu berubah profesi menjadi politisi, kami melepas jabatan di perusahaan.”
Itu sama saja artinya dengan business is business, politic is politic. Begitu kan ya?
Referensi:
Majalah Gatra - Kenapa Bakrie Jual Aset
No.24 Tahun XIX Edisi 18-24 April 2013
0
3.8K
Kutip
40
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan