Ujian nasional merupakan sebuah program/kurikulum/proses yang wajib dilalui oleh setiap pelajar sebagai syarat utama untuk naik kasta ketingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Ujian Nasional (UN) dianggap sebagai alat indikator untuk kemampuan kompetensi seorang siswa. Namun hal ini menimbulkan banyak polemik dan kontroversi dalam pelaksaannya. UN diharapkan sebagai standarisasi hasil proses pendidikan justru menjadi monster sekaligus neraka yang menenggelamkan harapan setiap pelajar di indonesia. Bagaimana tidak? Melalui UN seorang pelajar yg sudah mengenyam pendidikan bertahun-tahun, nasibnya ditentukan oleh sesuatu/sebuah tes kemampuan yg hanya dalam seminggu. Antara LULUS dan TIDAK LULUS? Dimana penghargaan negara ini tehadap mereka (para pelajar) yg menjalani proses pendidikan bertahun-tahun?

Jika alasan UN untuk mengetahui kemampuan kompetensi standar seorang siswa? Kenapa harus memakai sistem lulus tidak lulus? Belum lagi setelah UN para pelajar di beban kan oleh tes masuk sekolah/perguruan tinggi yg mereka favoritkan? Neraka dua kali bagi pelajar menurut saya. Untuk mengetahui standar kompetensi siswa, saya rasa ga perlu pake LULUS DAN TIDAK LULUS, kenapa gak pake standar nilai tertentu saja untuk masuk ke tingkat pendidikan yg lebih tinggi tersebut? Misalnya kalo mau masuk Universitas A, maka nilai rata2 minimum UN 8, mungkin untuk masuk Universitas B, nilai rata2 UN yg dibutuhkan hanya 6 misalnya.

Kenapa musti pake lulus dan tidak lulus? Kan hanya sekedar mengetahui standar kompetensi saja, maka yg pintar bisa kuliah/sekolah di tempat favorit. Dan yg bodoh pun bisa mengenyam pendidikan lanjutan ditempat yg sesuai standar kompetensi dirinya masing-masing. Tanpa harus terbebani dengan lulus dan tidak lulus. UN sungguh mematikan cita2 anak2 bangsa ini.

Bagaimana menurut agan?


Klo berkenan di ya gan, atau :cendol juga lebih baik