- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Masih Pantaskah Keberadaan Ujian Nasional?


TS
blackinjep
Masih Pantaskah Keberadaan Ujian Nasional?
Masih Pantaskah Keberadaan Ujian Nasional?
Ujian Nasional adalah sebuah ujian yang wajib diikuti oleh setiap siswa ditingkat paling akhir pada setiap jenjang pendidikan sekolah. Apabila lulus maka diperbolehkan melanjutkan ke jenjang berikutnya apabila tidak, bisa mengikuti ujian ulangan pada SD (paket A), SMP (paket B) dan SMA (paket C). UN sudah berlangsung dari tahun ke tahun tapi tetap saja, seperti yang kita lihat. Tidak merubah sedikit pun keadaan pendidikan Indonesia yang carut-marut ini. Terlepas dari segala kekurangan UN tahun ini saya ingin membahas, apakah UN itu masih di perlukan?
Menurut pendapat saya, UN hanya menambah beban psikologi anak, saya termasuk anak / siswa yang mengikuti UN untuk jenjang SMA pada 2013 ini , seperti yang saya lihat semua anak stress memikirkan UN, sehingga ada yang hanya terus belajar tanpa berpikir kebutuhan yang lain, sampai drop di detik-detik terakhir UN. Semua hanya demi kelulusan, 3 tahun hanya di bayar 4 hari, ya kira-kira begitulah sebagian curahan hati para siswa. Sebenarnya UN sudah tidak efektif menurut saya karena beberapa hal :
- Kualitas pembelajaran di setiap daerah itu berbeda
- UN tidak memberi efek apapun juga, karena siswa cenderung mencari kunci jawaban, yah yang disebarkan oleh “orang dalam” juga. Walaupun ada juga anak yang tetap belajar.
- Moral siswa akan semakin hancur.
- Keluarnya biaya Negara untuk sesuatu yang “kurang bermanfaat”
- Meningkatnya beban psikologi anak
Karena untuk alasan pertama dan kedua cukup jelas, maka saya akan membahas yang ketiga. Moral siswa akan semakin hancur, menurut saya moral siswa akan semakin hancur karena, setiap siswa pasti berfikir, tidak mungkin guru akan mempermalukan sekolah sendiri, karena itu akan membuat akreditasi serta peminatnya berkurang. Jadi mereka berpikir paling tidak pasti ada guru yang memberi kunci jawaban walaupun tidak semuanya begitu.
Untuk yang keempat biaya negara untuk melaksanakan UN pasti banyak yang terkuras apalagi untuk 20 paket ini, dan ya seperti yang kita tahu, dimana ada dana segar, disitu ada korupsi. Seperti UN tahun ini, dari 33 provinsi yang ada dibagi menjadi 6 paket, dan yang menjadi pemenang tender antara lain; PT BDP, PT PB, PT GIP, PT JTP, PT KWU, dan PT TMG. Dengan total anggaran percetakan dan distribusi soal UN 2013 adalah sebesar Rp94,9 miliar. Contohnya PT Ghalia Indonesia Printing, perusahaan ini mengalahkan pemenang tender lain, meski peserta tender lain menawarkan harga lebih murah. Perusahaan lain, seperti PT Aneka Ilmu menawarkan Rp17 miliar, PT Jasuindo Tiga Perkasa menawarkan Rp 21 miliar dan PT Balebat Dedikasi Prima mematok harga Rp 21 miliar. Tapi Kemendikbud memenangkan PT Ghalia yang memasang harga penawaran Rp 22,4 miliar Yang pada akhirnya perusahaan ini harus kewalahan dalam menyelesaikan tugasnya yang menyebabkan, 11 provinsi terlambat dalam mengikuti UN.
Menurut saya solusi yang terbaik adalah dengan menghapuskan UN dan menggantinya dengan Ujian Sekolah toh kurikulum yang diberikan sama, walaupun kemampuan dari sarana dan prasarana tiap daerah untuk menunjang pendidikan berbeda-beda. Keuntungan dari diadakan Ujian Sekolah antara lain: .
- Beban psikologi dari siswa berkurang
- Semakin meningkatnya moral siswa
- Berkurangnya biaya negara
Maksud dari meningkatnya moral siswa adalah, apabila sekolah yang membuat dan menentukan kelulusan maka siswa akan jauh lebih hormat kepada Gurunya, karena beranggapan akan tidak di luluskan bila melakukan hal yang tidak baik. Dan juga kemungkinan bocornya soal akan berkurang.
Apabila kita bandingkan negara kita dengan negara yang tidak menggunakan Ujian Nasional sebagai patokan atau indikator seperti negara Finlandia, AS, Jerman, Kanada dan Australia. Kita kalah jauh, mereka beranggapan UN tidak penting karena mereka beranggapan bahwa peserta didik setiap saat dinilai tingkah lakunya, kesungguhan belajarnya, hasil belajarnya, kemampuan intelektual, partisipasinya dalam belajar. Bukan seperti Indonesia yang hanya memperhatikan hasil saja, bukan proses.
“JANGAN HANYA MELIHAT HASIL TETAPI JUGA PROSES”
0
1.1K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan