- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Terowongan Kota Tua yang Menyeramkan


TS
agastole
Terowongan Kota Tua yang Menyeramkan
ASSALAMMUALAIKUM WR WB
Selamat datang gan di trit ane
Sebelumnya budayakan

Langsung aja Ceekiibroot
Terowongan Kota Tua yang Menyeramkan



SUMBER
Sekian trit dari ane Kalo Berkenan tolong di




Selamat datang gan di trit ane
Sebelumnya budayakan








Langsung aja Ceekiibroot
Spoiler for Mudah-mudahan no repsol:

Terowongan Kota Tua yang Menyeramkan
Spoiler for show:
Beberapa bulan lalu, terjadi pembunuhan seorang waria di terowongan itu.
JAKARTA - Di Jakarta, terowongan penyeberangan orang (TPO) hanya ada di dua tempat. Pertama di TPO di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, dan kedua TPO di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Dari dua tempat tersebut, TPO di Kota Tua tampak lebih tak terawat dan ditinggali penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS), mulai pengemis, pengamen, hingga segerombolan anak PUNK yang tidur di setiap sudut.
Pantauan SH beberapa hari lalu, untuk memasuki TPO, terlebih dahulu Anda harus melalui anak tangga. Di tangga, terdapat dua pengemis yang menengadahkan tangan sambil berharap belas kasih setiap orang yang hendak menyeberang.
Memasuki terowongan, dendang suara gitar menghiasi seisi kolong. Berbekal sebuah amplifier hitam, stand partitur dan mikrofon, sang pengamen bertopi pet itu tak hentinya melagukan tembang-tembang tahun 1970-an. Kontan suasana terasa seperti TPO di luar negeri.
Suasana agak berubah di TPO yang menghubungkan Stasiun Kota, Halte Busway Kota, dan Museum Mandiri tersebut, tatkala melihat gerombolan anak punk berkerumun di setiap sudut. PMKS pun terlihat tidur di beberapa lokasi di kolong jembatan. Perempuan tua paruh baya terlihat jongkok di mulut terowongan, berharap rantang plastik berisi puluhan minuman yang dijajakannya terjual.
Sekeliling TPO juga tampak tak terawat. Langit-langitnya sudah banyak yang terkelupas. Taman hijau di tengah terowongan terlihat rusak. Air mancur di tengah taman juga tidak berfungsi. Sebagai salah satu fasilitas penunjang transportasi, TPO sudah seharusnya mendapatkan perawatan dari berbagai segi, baik infrastruktur, kebersihan, maupun keindahan demi kenyamanan penggunanya.
Keberadaan TPO sebagai salah satu fasilitas umum sudah selayaknya mendapat perhatian khusus. Pemerintah sudah sepatutnya memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya. Beragam jenis sampah berserakan, sementara dinding bagian atas terowongan juga sudah mulai terlihat keropos dan retak.
Terlebih, menurut beberapa petugas kebersihan TPO, suasana di sana jika malam hari berubah mencekam. Berandalan dan kelompok pemuda acap kali menjadikan tempat itu sebagai tongkrongan. "Bahkan beberapa bulan lalu, pernah terjadi pembunuhan seorang waria di kolong ini," kata seorang petugas kebersihan.
TPO yang dibangun sejak 2005 dan selesai pada pertengahan 2008 tersebut, sudah barang tentu harus diperhatikan perawatannya. Mengingat TPO itu berada di kawasan cagar budaya Kota Tua Jakarta.
Kurangnya sinergi antara pihak-pihak yang berwenang menjadi salah satu kendala yang mengakibatkan kondisi TPO sepanjang 50 meter itu terkesan tidak terpelihara. Padahal, TPO dibangun untuk mempermudah warga menyeberang dari Stasiun Kota menuju Pasar Asemka, maupun sebaliknya.
Ketidaknyaman itu diungkapkan warga. Pengguna TPO yang dimintai keterangannya mengaku tidak nyaman ketika melintas. Bau pesing menyambut setiap orang yang hendak masuk TPO. Dedi (43), warga Depok, menyayangkan kondisi TPO tersebut. Padahal terowongan penyeberangan semacam ini terbilang sangat langka. "Seharusnya dirawat lebih baik lagi, jangan seperti ini kondisinya," ucapnya.
Namun, menurutnya TPO tersebut amat membantu dirinya untuk menuju Stasiun Kota. Jika lewat jalan raya, selain berbahaya, ia juga harus menempuh jarak yang cukup jauh. "Mungkin ada bagusnya bila ada anggota keamanan di sini, supaya nggak ada preman atau orang jahat yang macam-macam," katanya.
Pengguna lainnya, Iman (40), mengatakan, TPO lebih menakutkan jika di malam hari sebab sejumlah anak jalanan dan pengemis sering tidur di lorong TPO. "Jadi saat menyeberang takut melihatnya, takut dipalak, dijambret, atau sebagainya," ujarnya.
Tak Ada Sinergi
Menurut Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, Gathut Dwi Hastoro, sejak TPO itu digunakan hingga detik ini belum ada perbaikan, sehingga kondisinya semakin memprihatinkan. Dia mengatakan, TPO hanya sekadar dilakukan perawatan harian. "Tidak pernah diperbaiki, ya cuma dipel atau disapu, tapi dari segi keindahan dan kenyamanan memang masih sangat kurang dan cukup memprihatinkan," katanya.
Gathut melanjutkan, penyebab tidak terawatnya TPO itu lantaran minimnya kerja sama dan koordinasi instansi dari pihak berwenang dalam menangani fisik TPO itu, dalam hal ini pihak Dinas Perhubungan.
"Kalau UPK Kota Tua hanya bertugas untuk menata, mengembangkan, dan memanfaatkan segala hal yang berada di kawasan ini. Nah, TPO itu berada di kawasan Kota Tua, jadi memang perlu koordinasi semua pihak untuk merawat dan melestarikannya, walaupun TPO masih tergolong baru," ujarnya.
Gathut melanjutkan, keberadaan TPO bisa terawat jika kewenangannya tidak berada satu atap. Seharusnya, banyak pihak yang dilibatkan untuk memperbaiki kondisinya.
"Misalnya pembenahan fisik tanggung jawab Dishub, kalau sampah urusan Dinas Kebersihan, perbaikan taman kewenangan Dinas Pertamanan dan untuk pelestarian cagar budayanya bisa melibatkan UPK Kota Tua, dan seterusnya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Udar Pristono, mengatakan, TPO tersebut sejak selesai dibangun memang tidak ada anggaran untuk memperbaiki. Dia menjelaskan, fondasi TPO masih terbilang cukup kuat dan masih dalam kondisi yang baik. "Memang tidak pernah ada anggaran perbaikan, kami hanya memelihara," ujarnya.
Dia juga mengatakan, jika mengurus TPO tidak hanya menjadi kewajiban penuh Dinas Perhubungan. Menurutnya, perlu adanya koordinasi antarpihak terkait. "Dinas Perhubungan hanya konsentrasi ke kondisi fisik. Untuk kebersihan, penanganan PKL dan PMKS serta taman, ada bagian lain yang mengurus," katanya.
Ke depannya, kata Pristono, pihaknya akan menata TPO dengan berkoordinasi dengan stakeholder. Menurutnya, pihaknya akan memperbaiki kolam dan air mancur.
Dia juga berencana membuat minimarket, restoran cepat saji, dan lain-lain, untuk menambah kenyamanan para pengguna. "Kami sudah mengonsep dengan beberapa stakeholder agar TPO ini menjadi tempat yang lebih nyaman dan lebih baik," imbuhnya.
JAKARTA - Di Jakarta, terowongan penyeberangan orang (TPO) hanya ada di dua tempat. Pertama di TPO di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, dan kedua TPO di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Dari dua tempat tersebut, TPO di Kota Tua tampak lebih tak terawat dan ditinggali penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS), mulai pengemis, pengamen, hingga segerombolan anak PUNK yang tidur di setiap sudut.
Pantauan SH beberapa hari lalu, untuk memasuki TPO, terlebih dahulu Anda harus melalui anak tangga. Di tangga, terdapat dua pengemis yang menengadahkan tangan sambil berharap belas kasih setiap orang yang hendak menyeberang.
Memasuki terowongan, dendang suara gitar menghiasi seisi kolong. Berbekal sebuah amplifier hitam, stand partitur dan mikrofon, sang pengamen bertopi pet itu tak hentinya melagukan tembang-tembang tahun 1970-an. Kontan suasana terasa seperti TPO di luar negeri.
Suasana agak berubah di TPO yang menghubungkan Stasiun Kota, Halte Busway Kota, dan Museum Mandiri tersebut, tatkala melihat gerombolan anak punk berkerumun di setiap sudut. PMKS pun terlihat tidur di beberapa lokasi di kolong jembatan. Perempuan tua paruh baya terlihat jongkok di mulut terowongan, berharap rantang plastik berisi puluhan minuman yang dijajakannya terjual.
Sekeliling TPO juga tampak tak terawat. Langit-langitnya sudah banyak yang terkelupas. Taman hijau di tengah terowongan terlihat rusak. Air mancur di tengah taman juga tidak berfungsi. Sebagai salah satu fasilitas penunjang transportasi, TPO sudah seharusnya mendapatkan perawatan dari berbagai segi, baik infrastruktur, kebersihan, maupun keindahan demi kenyamanan penggunanya.
Keberadaan TPO sebagai salah satu fasilitas umum sudah selayaknya mendapat perhatian khusus. Pemerintah sudah sepatutnya memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya. Beragam jenis sampah berserakan, sementara dinding bagian atas terowongan juga sudah mulai terlihat keropos dan retak.
Terlebih, menurut beberapa petugas kebersihan TPO, suasana di sana jika malam hari berubah mencekam. Berandalan dan kelompok pemuda acap kali menjadikan tempat itu sebagai tongkrongan. "Bahkan beberapa bulan lalu, pernah terjadi pembunuhan seorang waria di kolong ini," kata seorang petugas kebersihan.
TPO yang dibangun sejak 2005 dan selesai pada pertengahan 2008 tersebut, sudah barang tentu harus diperhatikan perawatannya. Mengingat TPO itu berada di kawasan cagar budaya Kota Tua Jakarta.
Kurangnya sinergi antara pihak-pihak yang berwenang menjadi salah satu kendala yang mengakibatkan kondisi TPO sepanjang 50 meter itu terkesan tidak terpelihara. Padahal, TPO dibangun untuk mempermudah warga menyeberang dari Stasiun Kota menuju Pasar Asemka, maupun sebaliknya.
Ketidaknyaman itu diungkapkan warga. Pengguna TPO yang dimintai keterangannya mengaku tidak nyaman ketika melintas. Bau pesing menyambut setiap orang yang hendak masuk TPO. Dedi (43), warga Depok, menyayangkan kondisi TPO tersebut. Padahal terowongan penyeberangan semacam ini terbilang sangat langka. "Seharusnya dirawat lebih baik lagi, jangan seperti ini kondisinya," ucapnya.
Namun, menurutnya TPO tersebut amat membantu dirinya untuk menuju Stasiun Kota. Jika lewat jalan raya, selain berbahaya, ia juga harus menempuh jarak yang cukup jauh. "Mungkin ada bagusnya bila ada anggota keamanan di sini, supaya nggak ada preman atau orang jahat yang macam-macam," katanya.
Pengguna lainnya, Iman (40), mengatakan, TPO lebih menakutkan jika di malam hari sebab sejumlah anak jalanan dan pengemis sering tidur di lorong TPO. "Jadi saat menyeberang takut melihatnya, takut dipalak, dijambret, atau sebagainya," ujarnya.
Tak Ada Sinergi
Menurut Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, Gathut Dwi Hastoro, sejak TPO itu digunakan hingga detik ini belum ada perbaikan, sehingga kondisinya semakin memprihatinkan. Dia mengatakan, TPO hanya sekadar dilakukan perawatan harian. "Tidak pernah diperbaiki, ya cuma dipel atau disapu, tapi dari segi keindahan dan kenyamanan memang masih sangat kurang dan cukup memprihatinkan," katanya.
Gathut melanjutkan, penyebab tidak terawatnya TPO itu lantaran minimnya kerja sama dan koordinasi instansi dari pihak berwenang dalam menangani fisik TPO itu, dalam hal ini pihak Dinas Perhubungan.
"Kalau UPK Kota Tua hanya bertugas untuk menata, mengembangkan, dan memanfaatkan segala hal yang berada di kawasan ini. Nah, TPO itu berada di kawasan Kota Tua, jadi memang perlu koordinasi semua pihak untuk merawat dan melestarikannya, walaupun TPO masih tergolong baru," ujarnya.
Gathut melanjutkan, keberadaan TPO bisa terawat jika kewenangannya tidak berada satu atap. Seharusnya, banyak pihak yang dilibatkan untuk memperbaiki kondisinya.
"Misalnya pembenahan fisik tanggung jawab Dishub, kalau sampah urusan Dinas Kebersihan, perbaikan taman kewenangan Dinas Pertamanan dan untuk pelestarian cagar budayanya bisa melibatkan UPK Kota Tua, dan seterusnya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Udar Pristono, mengatakan, TPO tersebut sejak selesai dibangun memang tidak ada anggaran untuk memperbaiki. Dia menjelaskan, fondasi TPO masih terbilang cukup kuat dan masih dalam kondisi yang baik. "Memang tidak pernah ada anggaran perbaikan, kami hanya memelihara," ujarnya.
Dia juga mengatakan, jika mengurus TPO tidak hanya menjadi kewajiban penuh Dinas Perhubungan. Menurutnya, perlu adanya koordinasi antarpihak terkait. "Dinas Perhubungan hanya konsentrasi ke kondisi fisik. Untuk kebersihan, penanganan PKL dan PMKS serta taman, ada bagian lain yang mengurus," katanya.
Ke depannya, kata Pristono, pihaknya akan menata TPO dengan berkoordinasi dengan stakeholder. Menurutnya, pihaknya akan memperbaiki kolam dan air mancur.
Dia juga berencana membuat minimarket, restoran cepat saji, dan lain-lain, untuk menambah kenyamanan para pengguna. "Kami sudah mengonsep dengan beberapa stakeholder agar TPO ini menjadi tempat yang lebih nyaman dan lebih baik," imbuhnya.
Spoiler for Terowongan:



SUMBER
Sekian trit dari ane Kalo Berkenan tolong di











0
2.6K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan