- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
HOT Kumpulan Modus Penyelundupan Narkoba Yang Aneh


TS
sahabhi818
HOT Kumpulan Modus Penyelundupan Narkoba Yang Aneh

Narkoba Sudah Bertahun Tahun Menginvasi Negara Negara Dan Tentunya Banyak Modus Modus Yang Dilakukan Untuk Menyelundupkannya Simak Thread Saya Waspadalaah Waspadalaaah



Spoiler for 1. Dengan Menggunakan Alamat Orang Lain:
Ini Yang Harus Di Waspadai Bang
"Saat ini modus yang digunakan penyelundup, yakni menggunakan alamat orang lain agar tidak tertangkap tangan petugas," ujar Sumirat. di Tangerang, Sabtu.
Sumirat menjelaskan, penyelundupan menggunakan alamat orang lain itu dengan modus ada pengirim paket narkotika dari luar negeri melakukan perkenalan melalui jejaring sosial ataupun telepon salah sambung yang melibatkan seseorang di Indonesia, dan mengaku kenal baik.
Dalam percakapan itu, pelaku pengirim paket narkotika akan meminta alamat rumah orang yang dihubunginya. Setelah mendapatkan alamat seseorang di Indonesia, kata Sumirat, lalu dikirimlah paket narkotika melalui Perusahaan Jasa Titipan (PJT) yang telah dikemas dan disembunyikan dalam berbagai barang.
Nantinya, menurut dia, saat paket narkotika telah dikirim ke Indonesia, maka pelaku akan berkoordinasi dengan seorang kurir untuk menunggu di depan rumah dari alamat yang telah dimiliki hasil perkenalannya.
Saat petugas jasa pengiriman akan memberikan paket kiriman, maka kurir itu akan menerimanya dan mengaku sebagai pemilik rumah.
"Ini modus yang digunakan oleh penyelundup karena mengirit biaya dan resiko dibandingkan menggunakan jasa orang untuk membawanya," ujar Sumirat.
Meski demikian, BNN pernah mendapatkan seseorang di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan beberapa daerah lain yang menolak menerima paket kiriman itu karena tidak pernah mempunyai saudara di luar negeri.
"Saat kita melakukan pengembangan dari narkotika yang disita petugas Bea Cukai, penerima paket menolak menerima karena tidak merasa memilikinya. Tetapi, tidak lama kemudian, ada seseorang yang mengaku sebagai pemilik barang itu. Lalu, orang itu kita amankan," ujarnya.
Kasus seperti ini, kata Sumirat, terjadi di beberapa wilayah dan telah terjadi berulang kali.
Oleh karena itu, BNN menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menerima paket kiriman yang merasa bukan miliknya dan berhati - hati dalam memberikan alamat kepada orang lain.
"Bahkan, kerap kali pelaku memanfaatkaan alamat dari KTP yang ditemukan di jalan. Jadi, warga harus waspada terhadap KTP yang hilang dan tidak menganggapnya perkara enteng," katanya.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno - Hatta, Okto Irianto mengatakan, dari pelaku yang telah diamankan petugas, ternyata tidak mengetahui isi paket kiriman itu.
"Seperti pelaku berinisial Y yang diamankan petugas, ternyata tidak mengetahui isi paket itu dan hanya dimanfaatkaan alamat rumahnya sebagai penerima paket narkotika," katanya.

Spoiler for 2.Di Dalem Kompresor:

JAKARTA, KOMPAS.com - Modus yang digunakan untuk menyelundupkan 400.000 butir ekstasi dari Belanda dalam empat buah kompresor merupakan modus baru penyelundupan narkotika.
"Dulu jaringan yang dari Belanda menggunakan modus menggunakan kapal-kapal yang berlabuh, kemudian diambil dengan speedboat. Sekarang modus tersebut sudah ketahuan, mereka menggunakan modus lain," kata Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Sutarman di Direktorat Tindak Pidana Narkotika, Jumat (15/3/2013).
Penyelundupan dengan menggunakan kapal tersebut terakhir kali diungkap dalam penangkapan di Ujung Genteng pada awal tahun lalu. Sutarman mengatakan bahwa aparat akan melanjutkan fokus untuk meringkus Bahari Piong alias Boncel yang memasok narkotika tersebut, antara lain bekerja sama dengan interpol dan Europol.
Boncel merupakan eks warga Indonesia dan menjadi warga negara Belanda serta berdomisili di Negeri Kincir Angin tersebut. Ia diketahui mengirimkan ekstasi berdasarkan pesanan Fredy, seorang narapidana yang meringkuk di LP Cipinang atas kasus narkotika.
Keterlibatan Boncel dan Fredy dengan bisnis narkotika bukan pertama kali terjadi. Berdasarkan data yang diterima Kompas.com, Boncel pernah tiga kali terlibat penyelundupan narkotika dari Belanda, masing-masing pada 2006 dengan barang bukti berupa 7 kilogram sabu-sabu dan 60.110 butir ekstasi, tahun 2008 dengan barang bukti 600.000 butir ekstasi, dan tahun 2012 dengan barang bukti 350.000 butir ekstasi dan 200 gram sabu-sabu.
Adapun Fredy pernah empat kali tersangkut pidana narkotika, yaitu pada 2009, 2011, dan dua kali pada tahun lalu. Untuk kasus tahun 2009 dan 2011, pria ini telah mendapatkan vonis masing-masing 3 tahun 4 bulan dan 9 tahun 6 bulan. Adapun dua kasus tahun 2012 masih berada dalam proses persidangan.
Boncel dan Fredy bukanlah pelaku tunggal dalam kasus penyelundupan ini. Dalam penangkapan pada Senin (11/3/2013), polisi juga turut menangkap ACH (39) di sebuah rumah kontrakan di Kampung Rawa, Senen, Jakarta Pusat. Dalam penangkapan itu, polisi menyita 200.000 butir ekstasi.
Adapun tersangka lain berinisial UD (42) dan ROB (36) ditangkap di sebuah rumah makan di daerah Jakarta Pusat. Saat ditangkap, UD akan menyerahkan 200.000 butir ekstasi kepada ROB yang merupakan bawahan langsung dari Fredy.
Aparat juga turut mengamankan empat orang yang bertugas sebagai sopir dan kenek mobil boks yang mengangkut ekstasi, yaitu KUS (44), SAN (35), EM (50), dan IF (32), serta BUD (44) yang menyewakan mobil tersebut. Dalam penangkapan ini, aparat turut menyita dua unit mobil boks, empat buah peti kayu kompresor, empat unit kompresor, serta barang bukti ekstasi warna biru berlogo bintang, ekstasi warna coklat berlogo kucing, ekstasi warna hijau logo "Ghost", dan ekstasi warna merah muda masing-masing 100.000 butir, serta 9 unit telepon selular.
Spoiler for Tersangka:

Spoiler for 3.Di Dalam Gantungan baju:

Ini Juga Abang Abang Kaskus Harus Berhati-hati
bukti:Liputan6.com, Jakarta : Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta mengungkap penyelundupan narkoba Golongan I jenis sabu modus baru. Kali ini, barang haram itu disembunyikan dalam paket kiriman berisi gantungan baju. Paket itu dikirim oleh seseorang dari Liberia, Afrika, melalui Perusahaan Jasa Titipan (PJT).
"Ada 2 paket kiriman mencurigakan yang berhasil kita gagalkan saat hendak diselundupkan lewat Bandara Soekarno-Hatta. Di dalamnya ternyata terdapat gantungan baju berisi Sabu," kata Kepala Humas BNN, Komisaris Besar Pol Sumirat Dwiyanto di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (17/4/2013.
Sumirat menjelaskan, 2 paket itu dikirim pada tanggal yang berbeda, yakni 15 Maret 2013 dan 19 Maret 2013. Kedua paket itu ditujukan kepada orang yang sama, yakni FR dengan alamat Jalan Mangga Besar IV E Nomor 31A, Tamansari, Jakarta Barat.
Dengan sistem kendali pelayanan, petugas BNN dari Bandara Soekarno-Hatta kemudian menyambangi alamat itu. Tetapi alamat dan data yang tertera di paket ternyata nihil.
Kemudian, petugas membuka 2 paket itu. Paket pertama berisi 4 buah gantungan baju, 4 potong jas, dan 2 potong celana. Sedangkan paket satunya lagi berisi 2 buah gantungan baju, 2 potong jas, dan 3 potong celana.
Pada 4 buah gantungan baju di paket pertama ditemukan 478,1 gram Sabu. Kemudian ditemukan lagi 234,2 gram yang pada 2 buah gantungan baju di paket kedua. "Ini adalah upaya penyelundupan untuk mengelabui petugas di lapangan. Kalau tidak jeli, pasti lolos," kata Sumirat.
(Ism)
Spoiler for 4. DITELAAAAAAN:
Ini Mungkin Yaaaah Baca Saja
Penyelundupan narkotika jenis metamphetamine melalui bandara internasional tambah marak. Barang bukti yang disembunyikan dengan cara ditelan tak mudah dideteks.
Uchenna Kingsley Okoye, salah satu penumpang pesawat jurusan Dubai-Jakarta berusaha melewati pintu imigrasi dengan tenang. Lelaki 34 tahun itu tak tahu bahwa gerak-geriknya diawasi intel Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta.
Tak mau kehilangan mangsa, barang-barang bawaan Okoye diperiksa dengan saksama di gerbang pemeriksaan. Tapi tak ada barang mencurigakan di dalam kopernya. Tubuh warga Nigeria itu juga bersih ketika digeledah. Petugas Bea Cukai tak mau melepas Okoye begitu saja.
Ia lalu dikirim ke sebuah rumah sakit di Tangerang, tak jauh dari bandara. Tubuhnya dirontgen. Nyatalah bahwa di dalam perutnya ditemukan benda aneh. Okoye kemudian diberi obat pencahar untuk mengeluarkan isi perutnya. Lewat tengah malam, perutnya mulai terasa mulas. Lalu satu per satu dari duburnya keluarlah butiran putih berbentuk kapsul.
Kapsul itu berjumlah 81 butir. Setelah dibuka, di dalamnya ternyata berisi kristal bening. Hasil temuan itu kemudian dicek di laboratorium Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Direktorat Jenderal Bea Cukai di Cempaka Putih. Setelah dites, hasilnya positif shabu. Nilai narkoba yang disembunyikan dalam perut Okoye itu diperkirakan mencapai Rp 1,9 milyar, dengan jumlah yang dapat dikonsumsi oleh 5.140 orang.
Okoye mengaku baru pertama kali membawa narkoba ke Indonesia. Ia mengaku disuruh E. Sehari-hari, Okoye mengaku bekerja sebagai pedagang baju. Ia dijanjikan upah US$ 5.000, yang akan dipakai untuk belanja di Tanah Abang.
Sebelum penangkapan Okoye, Sabtu dua pekan lalu, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta juga menggagalkan tiga kasus penyelundupan narkotika.
JADI MULAI SEKARANG BERHATI HATILAH
MAAF TRITNYA BERANTAKAN SAYA BARU NEWBIE SOALNYA MAAAAF
MOHON KOMEN DAN RATE 5 YAAAAAA
No

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 1 suara
HOT
HOT
100%HOT
0%Diubah oleh sahabhi818 22-04-2013 13:34
0
21.6K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan