Sedih kali ya gan rasannya kalo salah satu anggota keluarga kita yang sbnarnya mengidap penyakit berbahaya, tapi oleh dokter didiagnosa hanya mengalami penyakit biasa. Hingga karena salah diagnosa, perawatannya pun tidak maksimal, dan menyebabkan orang yang kita sayangi meninggal dunia.
Inilah yang dialami salah seorang ibu di London Gan. Anaknya diagnosis flu oleh dokter, padahal anaknya ternyata mengidap penyakit meningitis yang berbahaya dan akhirnya meninggal dunia...
London, Diagnosis dokter sangat penting dalam menentukan perawatan apa yang paling tepat untuk menyembuhkan pasiennya. Namun yang terjadi pada gadis cilik ini justru sangat menyedihkan, ia meninggal akibat meningitis setelah didiagnosis flu oleh dokternya.
Chloe Cain (3), muntah selama berhari-hari dan tidak dapat berjalan ketika ibunya, Tara (29), bergegas membawanya ke dokter pada 24 Maret 2013 yang lalu. Setelah diperiksa oleh dokter sekitar 20 menit, ia dinyatakan menderita flu dan diberi obat.
Namun malam berikutnya Chloe mengalami kejang cukup parah di rumah dan dibawa dengan ambulans ke Queen's Medical Centre, Nottingham. Setelah 2 hari berikutnya menjalani serangkaian tes, Chloe didiagnosis mengidap cryptococcal meningitis.
Cryptococcal meningitis disebabkan oleh jamur yang ditemukan dalam tanah di seluruh dunia. Penyakit ini cenderung terjadi pada orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Tidak seperti meningitis bakteri, meningitis jenis ini prosesnya lebih lama yaitu dalam hitungan hari hingga minggu.
Gejala penyakit ini meliputi demam, halusinasi, sakit kepala, mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, dan leher menjadi kaku.
Sekitar 1 minggu kemudian, yaitu pada tanggal 4 April, Chloe meninggal. Mesin-mesin yang sebelumnya digunakan untuk membantunya bertahan hidup pun dimatikan. Hal ini membuat perasaan sang kerabat, Tara, hancur.
"Saya sangat marah dengan cara mereka mengabaikan kata-kata saya dan berkata Chloe hanya terkena flu," ujar Tara, seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (21/4/2013).
"Mereka hanya memberikan Ibuprofen dan Paracetamol. Jika mereka bisa melakukan pekerjaan mereka dengan benar, maka hal ini tidak akan terjadi," lanjutnya.
Menurut Tara, ketika akhirnya Chloe diberikan ventilator untuk membantunya bernapas, tim medis baru memberitahukan padanya bahwa Chloe menderita meningitis. Ia sangat sedih.
"Bayi sepupu saya mengidap meningitis juga dan dia butuh waktu lama untuk sembuh. Ketakutan terbesar saya adalah jika Chloe juga menderita penyakit itu," ungkap Tara.
Pasca meninggalnya Chloe, Tara akan melakukan penggalangan dana untuk The Meningitis Trust. Ia ingin mengingatkan orang tua lain untuk waspada terhadap penyakit ini.
"Beberapa anak akan mengerti saat disuruh pergi ke sekolah, tapi tidak dengan Chloe. Dia sangat menyukainya, dia akan tinggal di sana jika bisa," kenang Tara.
sumber: [url]http://health.detik..com/read/2013/04/21/140430/2226171/1202/meningitis-tapi-didiagnosa-flu-gadis-cilik-ini-akhirnya-meninggal?l992205755[/url]