Apabila terhadap sepeda motor dan kendaraan plat kuning tetap diberikan BBM bersubsidi dengan harga 4.500 rupiah/liter, namun seharusnya Pemerintah tetap melakukan pengendalian terhadap jumlah BBM yang boleh dibeli oleh kelompok tersebut.

Untuk sepeda motor yang jumlah sesyau data BPS sudah mencapai 68,8 juta unit, seharusnya Pemerintah menetapkan kebijakan "jatah" BBM bersubsidinya maksimal 30 liter/bulan/sepeda motor.Ini sesuai dengan hasil survey penggunaan BBM pada sepeda motor yang pernah dilakukan KementerianESDM bahwa per sepeda motor rata rata mengkonsumsi BBM sebesar 0,75 liter/hari.

Demikian pula terhadap kendaraan plat kuning harus pula ditetapkan "jatah" maksimal yang diperuntukan bagi jenis kendaraan ini. “Tanpa ada pengendalian dalam bentuk pembatasan, maka kebijakan penyesuaian harga BBM pada kendaraan plat hitam dan subsidi BBM, akan kontra produktif dengan apa yang akan dicapai Pemerintah,” tegas Sofyano Zakaria, pengamat kebijakan energi di Jakarta, Jumat (19/4).


Sebaiknya Pemerintah mendistribusikan BBM jenis premium dengan RON 90 bagi kendaraan plat Hitam. Dengan begitu, walau harga BBM untuk kendaraan plat hitam dinaikan, tetapi tetap ada nilai plus pada jenis BBM ini. Karena diketahui premium RON 90 lebih baik daripada RON 88 yang dikhususkan bagi sepeda motor dan kendaraan plat kuning.

Bagi Sofyano, hal ini akan bisa dimaklumi masyarakat dan sangat terkesan ada "nilai adil" bagi sesama rakyat Indonesia pengguna BBM, yang pada hakekatnya adalah rakyat indonesia yang harus diperlakukan adil oleh Negara dan Pemerintah-nya. Selain itu, ketika Pemerintah menetapkan Harga premium RON 90 lebih tinggi dari RON 88, ini akan bisa pula dimaklumi oleh masyarakat.