Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta hendak mengubah citra di Hari Ulang Tahun yang ke-63, Minggu (21/4/2013).
Pengawal peraturan daerah Provinsi DKI Jakarta itu tidak ingin lagi dikenal sebagai aparat tukang gusur yang diidentikan dengan aksi anarkistis dengan pentungan, namun ingin dikenal sebagai aparat penuh senyum.
"Jangan dilihat Satpol PP sebagai tukang gusur, tukang garuk kaki lima. Ke depan, saya minta dengan keigatan yang mengedepankan dialog, preventif, senyum," ujar Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Kukuh Hadi Santoso dalam acara HUT Satpol PP di Kanal Banjir Timur, Minggu pagi tadi.
Menurut Kukuh, Satpol PP kerap diidentikkan dengan tindakan kekerasan dan sewenang-wenang lantaran kerap bersentuhan langsung dengan rakyat kecil. Padahal, kara Kukuh, rakyat kecil yang dimaksud adalah yang melanggar aturan daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Makanya istilah saya bukan menggusur, hanya memberitahu masyarakat memberi tahu ini dilarang berdasarkan aturan. Kita melaksanakan tugas karena aturan dibuat rakyat," ujarnya.
Kukuh melanjutkan, upaya perubahan citra tersebut pun didukung oleh pimpinannya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Sang gubernur, lanjut Kukuh, kerap menginstruksi dirinya untuk menjauhi tindakan kekerasan dalam setiap penegakan peraturan dan lebih mengutamakan dialog terhadap masyarakat.
"Gubernur selau nanya kalau digusur, solusinya apa. Gubernur itu tidak mau kalau ditertibkan, dilarang, tapi sousinya apa, gimana?" lanjutnya.
Kukuh pun memastikan kebijakan agar lebih mementingkan dialog dan preventif ketimbang tindakan represif pun telah disosialisasikan kepada seluruh anggotanya. Ia berharap, Satpol PP dapat menjadi unsur negara yang dicintai rakyatnya.
SUMBER
Satpol PP (Polisi Plastik) kerap diidentikkan dengan tindakan kekerasan dan sewenang-wenang lantaran kerap bersentuhan langsung dengan rakyat kecil.