- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
SENI BELADIRI PERNAPASAN “JABBARUN ASMA’UL HUSNA”
TS
silat.ja1056
SENI BELADIRI PERNAPASAN “JABBARUN ASMA’UL HUSNA”
Quote:
Original Posted By silat.ja1056
Seni beladiri pernapasan “Jabbarun Asma’ul Husna” adalah salah satu olahraga beladiri yang mengajarkan silat dengan pendekatan seni pernapasan melalui pendalaman energi iman yang ada dalam diri setiap manusia. Seni beladiri ini lahir dari akar budaya bangsa dan dipadukan dengan upaya menegakkan syariat Islam di tanah tercinta/negeri kita Indonesia.
Melalui bekal pengalaman pencarian beladiri sejak masih muda dengan mengikuti karate, taekwondo, pencak silat, yudo dan silat dengan tenaga batin maka timbullah semangat dan pemikiran untuk membangun suatu beladiri yang menyatukan dua sisi pencapaian yaitu kuat fisik (jasmani) dan kuat mental (rohani). Maka lahirlah Perguruan silat ini yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1994 oleh Bapak Robi Muhtar Rumasukun yang ber-alamat di Jalan Lagoa Kanal No : 75 A RT 006/RW 02 Kelurahan Kebon Bawang Tg.Priok Jakarta Utara dengan murid perintisnya sebanyak 50 orang dan dengan perkembangan selanjutnya sampai saat ini telah terdaftar anggota 300 orang, yang mulai menghasilkan kader-kader pemuda yang berjuang dan bisa eksis dalam bidang masing-masing dengan tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Nama “Jabbarun Asma’ul Husna” mempunyai makna bahwa Allah-lah yang telah mengatur segalanya buat kita karena hanya Dia yang mempunyai sifat Maha Memaksa (Ya Jabbar). Tugas kita melaksanakan segala perintah-Nya sesuai kemampuan kita dan meninggalkan segala larangan-Nya dengan sepenuh hati, jiwa dan raga tanpa sedikitpun meragukan titah-Nya.
Sebagai suatu kegiatan yang hadir ditengah masyarakat, seni beladiri pernapasan ini mempunyai dua tujuan pokok yaitu mengukuhkan atau memperkuat Aqidah/Tauhid (keimanan kepada Allah SWT semata, tanpa menyekutukan-Nya) dan membentuk Akhlaqul Qarimah atau berakhlaq mulia merujuk pada uswatun hasanah Rosulullah Muhammad SAW. Seperti kita ketahui saat ini melemahnya kekuatan aqidah pada diri setiap muslim dan merosotnya moral atau akhlak manusia karena mau terjebak oleh tipu daya dan strategi yang diterapkan oleh iblis laknatullah.
Pengajaran silat pernapasan ini menitikberatkan pada 2 hal pencapaian yaitu pengajaran lahir/fisik dan pengajaran batin/jiwa. Pengajaran lahir atau fisik dtekankan pada pencapaian dan sasaran kemampuan fisik diantaranya : kesehatan dan kebugaran tubuh, daya tahan fisik yang prima, penguasaan emosional diri, dan keterampilan dasar silat, sedangkan Pengajaran batin atau jiwa dikhususkan pada pencapaian dan sasaran kemampuan batin diantaranya : kekuatan mental/jiwa atau aqidah, keteguhan iman, akhlak yang baik dan tumbuhnya rasa sosial yang tinggi.
Metode pengajaran yang digunakan adalah “belajar bersama” dan “memberikan contoh kepada sesama”, dengan “belajar bersama” mempunyai arti bahwa manusia siapapun dia adanya sebenarnya adalah hanya seorang manusia yang lemah, rapuh, dan bergantung kepada keadaan sekitarnya/lingkungannya, jadi selalu membutuhkan hal “belajar” untuk membentuk dirinya. Dan kemampuan “belajar” tersebut akan menghasilkan sesuatu perubahan manakala kita mampu “memberikan contoh” tentang hikmah dibalik sikap “belajar” tadi.
Dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani kadang kita memaknai atau mengartikan sesuatu berdasarkan kepada apa yang telah kita raih dalam hidup ini, seperti : kesuksesan, keberhasilan, kekayaan, kepintaran, penampilan, status, jabatan dan pengalaman yang kita dapatkan dianggap sebagai penentu kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat, padahal hakekatnya kita ini hanya melakukan apa yang seharusnya menjadi skenario Allah. Proses menjalani hal-hal tersebut diatas itulah yang membentuk kita untuk memahami makna “liya’budun” (menyembah kepada-Nya) seharusnya yang melekat dalam diri pribadi manusia adalah bagian dari sesuatu yang harus dijalaninya dan itu berarti kesuksesan-liya’budun, keberhasilan-liya’budun dst. sehingga akan terbentuk manusia yang sempurna/Al-Insan Al-Kamil, tetapi jika kita lalai dan melupakan Allah maka sebenarnya kita sedang dituntun oleh iblis laknatullah kedalam perangkapnya untuk “cinta dunia” dan “takut mati”. Semoga Allah SWT melapangkan jalan bagi upaya kita menerima petunjuk dan bimbingan-Nya. Aamiin.
SEKILAS TENTANG PERGURUAN SENI BELADIRI PERNAPASAN “JABBARUN ASMA’UL HUSNA”
Seni beladiri pernapasan “Jabbarun Asma’ul Husna” adalah salah satu olahraga beladiri yang mengajarkan silat dengan pendekatan seni pernapasan melalui pendalaman energi iman yang ada dalam diri setiap manusia. Seni beladiri ini lahir dari akar budaya bangsa dan dipadukan dengan upaya menegakkan syariat Islam di tanah tercinta/negeri kita Indonesia.
Melalui bekal pengalaman pencarian beladiri sejak masih muda dengan mengikuti karate, taekwondo, pencak silat, yudo dan silat dengan tenaga batin maka timbullah semangat dan pemikiran untuk membangun suatu beladiri yang menyatukan dua sisi pencapaian yaitu kuat fisik (jasmani) dan kuat mental (rohani). Maka lahirlah Perguruan silat ini yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1994 oleh Bapak Robi Muhtar Rumasukun yang ber-alamat di Jalan Lagoa Kanal No : 75 A RT 006/RW 02 Kelurahan Kebon Bawang Tg.Priok Jakarta Utara dengan murid perintisnya sebanyak 50 orang dan dengan perkembangan selanjutnya sampai saat ini telah terdaftar anggota 300 orang, yang mulai menghasilkan kader-kader pemuda yang berjuang dan bisa eksis dalam bidang masing-masing dengan tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Nama “Jabbarun Asma’ul Husna” mempunyai makna bahwa Allah-lah yang telah mengatur segalanya buat kita karena hanya Dia yang mempunyai sifat Maha Memaksa (Ya Jabbar). Tugas kita melaksanakan segala perintah-Nya sesuai kemampuan kita dan meninggalkan segala larangan-Nya dengan sepenuh hati, jiwa dan raga tanpa sedikitpun meragukan titah-Nya.
Sebagai suatu kegiatan yang hadir ditengah masyarakat, seni beladiri pernapasan ini mempunyai dua tujuan pokok yaitu mengukuhkan atau memperkuat Aqidah/Tauhid (keimanan kepada Allah SWT semata, tanpa menyekutukan-Nya) dan membentuk Akhlaqul Qarimah atau berakhlaq mulia merujuk pada uswatun hasanah Rosulullah Muhammad SAW. Seperti kita ketahui saat ini melemahnya kekuatan aqidah pada diri setiap muslim dan merosotnya moral atau akhlak manusia karena mau terjebak oleh tipu daya dan strategi yang diterapkan oleh iblis laknatullah.
Pengajaran silat pernapasan ini menitikberatkan pada 2 hal pencapaian yaitu pengajaran lahir/fisik dan pengajaran batin/jiwa. Pengajaran lahir atau fisik dtekankan pada pencapaian dan sasaran kemampuan fisik diantaranya : kesehatan dan kebugaran tubuh, daya tahan fisik yang prima, penguasaan emosional diri, dan keterampilan dasar silat, sedangkan Pengajaran batin atau jiwa dikhususkan pada pencapaian dan sasaran kemampuan batin diantaranya : kekuatan mental/jiwa atau aqidah, keteguhan iman, akhlak yang baik dan tumbuhnya rasa sosial yang tinggi.
Metode pengajaran yang digunakan adalah “belajar bersama” dan “memberikan contoh kepada sesama”, dengan “belajar bersama” mempunyai arti bahwa manusia siapapun dia adanya sebenarnya adalah hanya seorang manusia yang lemah, rapuh, dan bergantung kepada keadaan sekitarnya/lingkungannya, jadi selalu membutuhkan hal “belajar” untuk membentuk dirinya. Dan kemampuan “belajar” tersebut akan menghasilkan sesuatu perubahan manakala kita mampu “memberikan contoh” tentang hikmah dibalik sikap “belajar” tadi.
Dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani kadang kita memaknai atau mengartikan sesuatu berdasarkan kepada apa yang telah kita raih dalam hidup ini, seperti : kesuksesan, keberhasilan, kekayaan, kepintaran, penampilan, status, jabatan dan pengalaman yang kita dapatkan dianggap sebagai penentu kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat, padahal hakekatnya kita ini hanya melakukan apa yang seharusnya menjadi skenario Allah. Proses menjalani hal-hal tersebut diatas itulah yang membentuk kita untuk memahami makna “liya’budun” (menyembah kepada-Nya) seharusnya yang melekat dalam diri pribadi manusia adalah bagian dari sesuatu yang harus dijalaninya dan itu berarti kesuksesan-liya’budun, keberhasilan-liya’budun dst. sehingga akan terbentuk manusia yang sempurna/Al-Insan Al-Kamil, tetapi jika kita lalai dan melupakan Allah maka sebenarnya kita sedang dituntun oleh iblis laknatullah kedalam perangkapnya untuk “cinta dunia” dan “takut mati”. Semoga Allah SWT melapangkan jalan bagi upaya kita menerima petunjuk dan bimbingan-Nya. Aamiin.
Quote:
Original Posted By silat.ja1056
Nama “Jabbarun Asma’ul Husna” mempunyai makna bahwa Allah-lah yang telah mengatur segalanya buat kita karena hanya Dia yang mempunyai sifat Maha Memaksa (Ya Jabbar). Tugas kita melaksanakan segala perintah-Nya sesuai kemampuan kita dan meninggalkan segala larangan-Nya dengan sepenuh hati, jiwa dan raga tanpa sedikitpun Titah-Nya.
Tingkatan Pelatihan dalam Perguruan Silat “JA”:
1. Tingkat Dasar 10 : Tahapan Kesadaran (Mengenal Diri Sendiri)
2. Tingkat Inti 10 : Tahapan IMAN (Menyakini Kebesaran Allah SWT)
3. Tingkat Inti 5 : Tahapan ISLAM (Tunduk dan patuh kepada ajaran Kitabullah dan Sunnah Rasulullah)
4. Tingkat Inti 6 : Tahapan IKHSAN (Beribadah menuju tahapan cinta dan dekat kepada Allah SWT semata/Ma’rifatullah)
Q.S. Al-Baqarah Ayat 147:
"Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu" (147)
Q.S. Al-Baqarah Ayat 214:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu [cobaan] sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?..."
Q.S. Al-Baqarah Ayat 257:
Q.S. An-Nisa Ayat 137,138,139:
إِن ٱلذِينَ ءَامَنُواْ ثُم كَفَرُواْ ثُم ءَامَنُواْ ثُم كَفَرُواْ ثُم ٱزۡدَادُواْ كُفۡرا لمۡ يَكُنِ ٱللهُ لِيَغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا لِيَہۡدِيَہُمۡ سَبِيلا (١٣٧) بَشرِ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ بِأَن لَهُمۡ عَذَابًا أَلِيمًا (١٣٨) ٱلذِينَ يَتخِذُونَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۚ أَيَبۡتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلۡعِزةَ فَإِن ٱلۡعِزةَ لِلهِ جَمِيعا"Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman [pula], kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya [2], maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak [pula] menunjuki mereka kepada jalan yang lurus. (137) Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (138) [yaitu] orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah" (139)
Nama “Jabbarun Asma’ul Husna” mempunyai makna bahwa Allah-lah yang telah mengatur segalanya buat kita karena hanya Dia yang mempunyai sifat Maha Memaksa (Ya Jabbar). Tugas kita melaksanakan segala perintah-Nya sesuai kemampuan kita dan meninggalkan segala larangan-Nya dengan sepenuh hati, jiwa dan raga tanpa sedikitpun Titah-Nya.
Tingkatan Pelatihan dalam Perguruan Silat “JA”:
1. Tingkat Dasar 10 : Tahapan Kesadaran (Mengenal Diri Sendiri)
2. Tingkat Inti 10 : Tahapan IMAN (Menyakini Kebesaran Allah SWT)
3. Tingkat Inti 5 : Tahapan ISLAM (Tunduk dan patuh kepada ajaran Kitabullah dan Sunnah Rasulullah)
4. Tingkat Inti 6 : Tahapan IKHSAN (Beribadah menuju tahapan cinta dan dekat kepada Allah SWT semata/Ma’rifatullah)
Foto-Foto Kegiatan Pelatihan
Q.S. Al-Baqarah Ayat 147:
ٱلۡحَق مِن ربكَۖ فَلَا تَكُونَن مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ
"Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu" (147)
Q.S. Al-Baqarah Ayat 214:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنةَ وَلَما يَأۡتِكُم مثَلُ ٱلذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu [cobaan] sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?..."
Q.S. Al-Baqarah Ayat 257:
ٱللهُ وَلِى ٱلذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم منَ ٱلظلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنورِۖ وَٱلذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطـٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم منَ ٱلنورِ إِلَى ٱلظلُمَـٰتِۗ أُوْلَـٮكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلنارِۖ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ
"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan [kekafiran] kepada cahaya [iman]. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan [kekafiran]. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya" (257)Q.S. An-Nisa Ayat 137,138,139:
إِن ٱلذِينَ ءَامَنُواْ ثُم كَفَرُواْ ثُم ءَامَنُواْ ثُم كَفَرُواْ ثُم ٱزۡدَادُواْ كُفۡرا لمۡ يَكُنِ ٱللهُ لِيَغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا لِيَہۡدِيَہُمۡ سَبِيلا (١٣٧) بَشرِ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ بِأَن لَهُمۡ عَذَابًا أَلِيمًا (١٣٨) ٱلذِينَ يَتخِذُونَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۚ أَيَبۡتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلۡعِزةَ فَإِن ٱلۡعِزةَ لِلهِ جَمِيعا
Quote:
Original Posted By silat.ja1056
Apabila ada yang ingin ditanyakan, silahkan hubungi
TERIMA KASIH
0
20.5K
Kutip
27
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan