- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Negara-Negara yang Tidak Mengenal Ujian Nasional
TS
virion13
Negara-Negara yang Tidak Mengenal Ujian Nasional
Setiap tahun anak-anak sekolah yang ada di Indonesia selalu dihinggapi rasa was-was. Bukan karena guru kilernya, tapi karena suatu sistem pendidikan di Indonesia yang bernama Ujian Nasional.
Agan dan sista yang sudah melewatinya pasti tau bagaimana rasa was-was itu. Nah, bagaimana dengan yang belum? Bagi yang belum, ini bagaikan uji keterampilan dan ketangkasan. Kenapa bisa begitu? Karena kelulusan di UN hanya dinilai oleh komputer, bukan guru pemeriksa. Kalau kurang teliti dalam melingkari lembar jawaban, maka tamatlah riwayat kita. Yang paling parah adalah, ada siswa yang berprestasi tidak lulus UN, dan ada siswa yang kurang berprestasi malah lulus UN.
Jadi, untuk apakah ujian nasional? Apakah sistem kelulusan ini perlu dijalankan? Apakah semua negara menerapkan sistem ini?
Rupanya ada 5 negara yang tidak mengenal Ujian Nasional. Negara-negara apa sajakan itu?
1. Finlandia
Di Finlandia, evaluasi belajar ditentukan oleh guru, sehingga negara wajib melatih para guru agar bisa melaksanakan evaluasi yang berkualitas. Laporan pendidikan tiap akhir semester tidak membandingkan tiap individu siswa berdasarkan label peringkat, karena baggi mereka tiap individu adalah unik, dan memiliki kemampuannya sendiri. Beda banget sama Indonesia kita.
Bahkan profesi guru di Finlandia merupakan profesi terhormat di banding dokter. Profesi guru ada di atas profesi dokter.
2. Amerika
Meski terdiri dari banyak negara bagian, Amerika ternya tidak pernah menyelenggarakan Ujian Nasional. Meskipun ada ujian yang dilaksanakan di masing-masing negara bagian, namun tidak semua sekolah wajib mengikutinya. Materi ujian di masing-masing negara bagianpun berbeda-beda. Sekolah-sekolahpun tetap bisa menyelenggarakan ujian dan menentukan kelulusan siswanya sendiri.
Setiap lulusan yang telah lulus ujian, baik ujian yang diselenggarakan sekolah atau negara bagian, tetap bisa mengikuti tes masuk college atau universitas. Meski si A lulus dari sekolah pinggiran, asalkan dia lulus tes masuk universitas seperti Harvard, maka dia akan diterima disana. Intinya, kualitas siswa ditentukan oleh individu itu sendiri.
3. Jerman
Kebijakan pendidikan di Jerman adalah :
1. Menyediakan guru profesional yang seluruh waktunya dicurahkan untik pendidikan.
2. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan setiap siswa belajar dengan penuh kegembiraan.
3. Menyediakan media pembelajaran yang kaya serta laboratorium dan perpustakaan yang memungkinkan setiap siswa belajar hingga tingkat menikmati belajar.
4. Evaluasi yang terus-menerus, komprehensif, dan objektif.
Melalui model pembelajaran yang seperti inilah, peserta didik setiap saat dinilai tingkah lakunya, kesungguhan belajarnya, hasil belajarnya, kemampuan intelektual, serta partisipasinya dalam belajar, yang menjadikan sekolah di Jerman mampu menghasilkan rakyat yang beretos kerja tinggi, peduli mutu, dan gemar belajar.
Setiap hari belajar, mereka selalu mendapat tugas dari semua mata pelajaran yang proses maupun hasilnya dinilai, dan nilai-nilai ini yang memengaruhi nilai akhir semester dan seterusnya.
4. Kanada
Kanada menganggap ujian nasional yidak bermanfaat untuk kemajuan pendidikan negara tersebut. Di Kanada terdapat penjaminan mutu pendidikan yang kontrolnya sangat kuat. Lembaga penjamin mutu ini benar-benar bekerja secara ketat dari pendidikan dasar hingga menengah. Sehinga murid yang akan masuk ke perguruan tinggi cukup dengan rapor terakhir.
Di Kanada, perguruan tinggi tidak sulit lagi untuk menerima murid darimana pun sekolahnya. Karena standar sekolah di sana sudah sesuai dengan standar perguruan tinggi yang akan dimasuki setiap lulusan sekolah.
Kebalikan dengan di Indonesia, perguruan tinggi banyak yang tidak percaya dengan lulusan sekolah menengah. Saling tidak percaya standar ini yang menyebabkan pemborosan keuangan negara karena harus menyelenggarakan UN dan ujian mandiri.
5. Australia
Di Negara Australia, ujian nasional tidak dilaksanakan bahkan tidak dikenal sama sekali, melainkan ujian state. Ujian ini tidak menentukan lulus tidaknya para peserta didik, namun untuk menentukan kemana siswa tersebut akan melanjutkan pendidikan. Berapapun nilai yang didapatkan oleh siswa dari ujian tersebut tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun tetap dinyatakan lulus, namun kelulusan tersebut tidak ada gunanya. Berarti siswa tersebut akan sangat sulit untuk melanjutkan pendidikannya.
Itulah kelima negara yang tidak mengenal UN. Sekian dulu tritnya, kalau berkenan, silahkan tinggalkan
Mohon di atau dengan ikhlas, tapi jangan di
Agan dan sista yang sudah melewatinya pasti tau bagaimana rasa was-was itu. Nah, bagaimana dengan yang belum? Bagi yang belum, ini bagaikan uji keterampilan dan ketangkasan. Kenapa bisa begitu? Karena kelulusan di UN hanya dinilai oleh komputer, bukan guru pemeriksa. Kalau kurang teliti dalam melingkari lembar jawaban, maka tamatlah riwayat kita. Yang paling parah adalah, ada siswa yang berprestasi tidak lulus UN, dan ada siswa yang kurang berprestasi malah lulus UN.
Jadi, untuk apakah ujian nasional? Apakah sistem kelulusan ini perlu dijalankan? Apakah semua negara menerapkan sistem ini?
Rupanya ada 5 negara yang tidak mengenal Ujian Nasional. Negara-negara apa sajakan itu?
1. Finlandia
Di Finlandia, evaluasi belajar ditentukan oleh guru, sehingga negara wajib melatih para guru agar bisa melaksanakan evaluasi yang berkualitas. Laporan pendidikan tiap akhir semester tidak membandingkan tiap individu siswa berdasarkan label peringkat, karena baggi mereka tiap individu adalah unik, dan memiliki kemampuannya sendiri. Beda banget sama Indonesia kita.
Bahkan profesi guru di Finlandia merupakan profesi terhormat di banding dokter. Profesi guru ada di atas profesi dokter.
Spoiler for Finland Student:
2. Amerika
Meski terdiri dari banyak negara bagian, Amerika ternya tidak pernah menyelenggarakan Ujian Nasional. Meskipun ada ujian yang dilaksanakan di masing-masing negara bagian, namun tidak semua sekolah wajib mengikutinya. Materi ujian di masing-masing negara bagianpun berbeda-beda. Sekolah-sekolahpun tetap bisa menyelenggarakan ujian dan menentukan kelulusan siswanya sendiri.
Setiap lulusan yang telah lulus ujian, baik ujian yang diselenggarakan sekolah atau negara bagian, tetap bisa mengikuti tes masuk college atau universitas. Meski si A lulus dari sekolah pinggiran, asalkan dia lulus tes masuk universitas seperti Harvard, maka dia akan diterima disana. Intinya, kualitas siswa ditentukan oleh individu itu sendiri.
Spoiler for USA Student:
3. Jerman
Kebijakan pendidikan di Jerman adalah :
1. Menyediakan guru profesional yang seluruh waktunya dicurahkan untik pendidikan.
2. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan setiap siswa belajar dengan penuh kegembiraan.
3. Menyediakan media pembelajaran yang kaya serta laboratorium dan perpustakaan yang memungkinkan setiap siswa belajar hingga tingkat menikmati belajar.
4. Evaluasi yang terus-menerus, komprehensif, dan objektif.
Melalui model pembelajaran yang seperti inilah, peserta didik setiap saat dinilai tingkah lakunya, kesungguhan belajarnya, hasil belajarnya, kemampuan intelektual, serta partisipasinya dalam belajar, yang menjadikan sekolah di Jerman mampu menghasilkan rakyat yang beretos kerja tinggi, peduli mutu, dan gemar belajar.
Setiap hari belajar, mereka selalu mendapat tugas dari semua mata pelajaran yang proses maupun hasilnya dinilai, dan nilai-nilai ini yang memengaruhi nilai akhir semester dan seterusnya.
Spoiler for Germany Student:
4. Kanada
Kanada menganggap ujian nasional yidak bermanfaat untuk kemajuan pendidikan negara tersebut. Di Kanada terdapat penjaminan mutu pendidikan yang kontrolnya sangat kuat. Lembaga penjamin mutu ini benar-benar bekerja secara ketat dari pendidikan dasar hingga menengah. Sehinga murid yang akan masuk ke perguruan tinggi cukup dengan rapor terakhir.
Di Kanada, perguruan tinggi tidak sulit lagi untuk menerima murid darimana pun sekolahnya. Karena standar sekolah di sana sudah sesuai dengan standar perguruan tinggi yang akan dimasuki setiap lulusan sekolah.
Kebalikan dengan di Indonesia, perguruan tinggi banyak yang tidak percaya dengan lulusan sekolah menengah. Saling tidak percaya standar ini yang menyebabkan pemborosan keuangan negara karena harus menyelenggarakan UN dan ujian mandiri.
Spoiler for Canada Student:
5. Australia
Di Negara Australia, ujian nasional tidak dilaksanakan bahkan tidak dikenal sama sekali, melainkan ujian state. Ujian ini tidak menentukan lulus tidaknya para peserta didik, namun untuk menentukan kemana siswa tersebut akan melanjutkan pendidikan. Berapapun nilai yang didapatkan oleh siswa dari ujian tersebut tetap dinyatakan lulus. Nilai nol pun tetap dinyatakan lulus, namun kelulusan tersebut tidak ada gunanya. Berarti siswa tersebut akan sangat sulit untuk melanjutkan pendidikannya.
Spoiler for Australi Student:
Itulah kelima negara yang tidak mengenal UN. Sekian dulu tritnya, kalau berkenan, silahkan tinggalkan
Mohon di atau dengan ikhlas, tapi jangan di
0
2.5K
21
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan