KorengDiPantatAvatar border
TS
KorengDiPantat
Makna Di Balik Pesan R.A. Kartini "Habis Gelap Terbitlah Terang"
Habis Gelap Terbitlah Terang

Agan agan sekalian. Dalam rangka mengenang perjuangan sosok yang mungkin tidak asing lagi ditelinga kita, yaitu seorang wanita Indonesia yang berjuang untuk kaumnya, wanita Indonesia, yaitu R.A Kartini. Dan setiap tanggal 21 April, Bangsa Indonesia memperingatinya sebagai tonggak sejarah kelahirannya.

Namun, satu hal yang jarang diungkapkan, bahkan terkesan disembunyikan dalam catatan sejarah, adalah usaha Kartini untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya, serta bercita-cita agar Islam disukai. Simak suratnya yang dikirimnya kepada Ny. Van.Berikut ini :

Spoiler for "Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902":


Sosok Kartini bahkan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk kampanye emansipasi yang menyalahi fitrah wanita, yakni mendorong kaum wanita agar diperlakukan sederajat dengan kaum pria, diperlakukan sama dengan pria, padahal kodrat pria dan wanita berbeda, demikian pula peran dan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi ini.

Kian hari emansipasi kian mirip saja dengan liberalisasi dan feminisasi. Sementara Kartini sendiri sesungguhnya makin meninggalkan semuanya, dan ingin kembali kepada fitrahnya.

Perjalanan Kartini adalah perjalanan panjang. Dan dia belum sampai pada tujuannya. Jangan salahkan Kartini kalau dia tidak sepenuhnya dapat lepas dari kungkungan adatnya. Jangan salahkan Kartini kalau dia tidak dapat lepas dari pengaruh pendidikan Baratnya.Kartini sudah berusaha untuk mendobraknya.

Yang kita salahkan adalah mereka yang menyalah-arti-kan kemauan Kartini. Kartini tidak dapat diartikan lain kecuali sesuai dengan apa yang tersirat dalam kumpulan suratnya :“Door Duisternis Tot Licht” yang telanjur diartikan sebagai “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Prof. Haryati Soebadio (cucu tiri Ibu Kartini) mengartikan kalimat “Door Duisternis Tot Licht”sebagai “Dari Gelap Menuju Cahaya” yang bahasa Arabnya adalah “Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur“. Kata dalam bahasa Arab tersebut, tidak lain, merupakan inti dari dakwah Islam yang artinya: membawa manusia dari kegelapan (jahiliyah) ke tempat yang terang benderang (hidayah atau kebenaran Ilahi), sebagaimana firman-Nya:

Spoiler for "QS. Al-Baqarah : 257":


Kartini yang dikungkung oleh adat dan dituntun oleh Barat, telah mencoba merintis jalan menuju benderang kebenaran Ilahi. Tapi anehnya, tak seorang pun melanjutkan perjuangannya. Wanita-wanita kini mengurai kembali benang yang telah dipintal Kartini. Sungguhpun mereka merayakan hari lahirnya, namun mereka mengecilkan arti perjuangannya.

Gagasan-gagasan cemerlang Kartini yang dirumuskan dalam kamar yang sepi, mereka peringati di atas panggung yang bingar. Kecaman Kartini yang teramat pedas terhadap Barat, mereka artikan sebagai isyarat untuk mengikuti wanita-wanita Barat habis-habisan.

Kartini merupakan salah satu contoh figur sejarah yang lelah menghadapi pertarungan ideologi. Ia berusaha mendobrak adat, mengelak dari Barat, untuk mengubah keadaan. Dalam sebuah suratnya Kartini mengatakan: ”Manusia itu berusaha, Allah-lah yang menentukan”(Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, Oktober 1900).

Bahkan Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah:193, berupaya untuk memperbaiki citra Islam selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan: “Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.” (Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902)

Benarkah R.A Kartini Pencetus Emansipasi Wanita?

Emansipasi, itulah yang sering disandingkan oleh banyak oknum mengenai sosok Kartini.Benarkah hal ini? Lantas wujud emansipasi semacam apa yang sebenarnya disampaikanKartini? sehingga orang identik menyebutnya sebagai salah satu pencetus emansipasi bagi wanita? Surat Kartini-lah yang akan menjawabnya, di sini;

Spoiler for "Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902":


Inilah gagasan Kartini yang sebenarnya, namun kenyataannya sering diartikan secara sempit dengan satu kata: emansipasi. Sehingga setiap orang bebas mengartikan semaunya sendiri.

Pada dasarnya, Kartini ingin berjuang di jalan Islam. Tapi karena pemahamannya tentang Islam belum menyeluruh, maka Kartini tidak mengetahui panjangnya jalan yang akan ditempuh dan bagaimana cara berjalan di atasnya.

Namun Kartini berjuang seorang diri, dengan segala keterbatasan. Ali bin Abi Thalib menegaskan: ”Kebenaran yang tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir”.

Selamat Hari Kartini. emoticon-Smilie


Spoiler for Sumber::


Spoiler for Good Response::


Diubah oleh KorengDiPantat 23-07-2013 22:28
ridaus48Avatar border
ridaus48 memberi reputasi
1
8.1K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan