- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cerita Pendek : Defenisi Cantik Ala Laila


TS
dimas.tennis
Cerita Pendek : Defenisi Cantik Ala Laila
Assalamualikum.. wr.. wb..
Kecantikan adalah hal yang sangat penting bagi kaum wanita. Tak peduli dengan semua kondisi dirinya, tak peduli kemampuan ekonominya, tak peduli dengan keterbatasan yang dimilikinya dan yang pasti tak peduli apa kata orang yang melihatnya. Bagi mereka cantik itu tuhan bagi gejolak muda mereka, tanpa peduli kerumitan proses untuk mewujudkannya, yang penting adalah cantik, cantik dan cantik.
Begitulah kiranya cantik adalah sebuah keistimewaan yang bisa menjadi bencana bagi orang yang tak bisa mendefenisikan kata cantik dengan sebenarnya. Kejadian itulah yang menimpa seorang gadis bernama Laila. Laila seorang gadis “cantik” yang luar biasa mempesona, Laila gadis “cantik” yang terlihat anggun di balik gamis indahnya, Laila gadis “cantik” yang terbungkus rapi dengan segala budi pekerti luhurnya. Tak ada satu ketidaksempurnaan yang terpancar dari tubuhnya. Namun, siapa sangka seseorang yang terkenal luar biasa “cantik” itu memiliki latar belakang dan kenyataan hidup yang sangat bertolak belakang dari kata “cantik”.
Seperti malam ini, Laila sedang mempersiapkan tubuhnya untuk dimaknai “cantik” bagi mereka. Kali ini bukanlah sebuah gamis yang ia jadikan sebagai property kecantikannya, bukan pula senyuman ramah dan tutur kata halus yang ia jadikan sebagai keindahan kecantikannya. Laila menggunakan hot pants dan tank top merah. Sungguh mengejutkan, menurut Laila seperti itulah defenisi“cantik”. Tak ada yang salah dan tak ada yang perlu diingkari. Memang realitanya seperti itulah defenisi cantik yang dibukukan zaman sekarang. Adanya kata cantik untuk dinikmati. Kehidupan jalang dilalui Laila tanpa beban sedikit pun. Tak ada satu pun norma dan ajaran agama yang ia langgar karena bagi Laila ini adalah cara meningkatkan esensi diri.
Hari ini seorang Laila cantik tengah tersindir oleh kecantikannya sendiri. Ia memandangi tubuhnya yang cantik di depan cermin. Jilbab berwarna pink yang menyatu dengan kulit wajahnya yang putih terlihat semakin manis dengan aksesori bibir mungil nan merah merona. Tubuh tinggi semampai dengan body bak gitar spanyol yang dibalut dengan gamis bewarna merah cerah membuat kata sempurna sangat tepat untuk diucapkan. Laila tersenyum memandangi pantulan keindahan tubuhnya di depan cermin, ia terus tersenyum sembari berkata.
“Aku adalah gadis cantik, semua orang senang melihat kecantikanku.”Ia terus mengulang – ulang kata-katanya.diulang dan terus diulang hingga kemudian ia menangis, berteriak dan memaki dirinya sendiri.
“Dasar wanita durjana!”
Ia terus memaki dirinya sendiri, hingga akhirnya ia tertawa dan berkata,
“Bukankah selama ini, itu yang Ku cari! HAHAHAHA. Toh tak ada yang peduli dengan asal kecantikanku, yang penting Aku cantik!”
*
Laila terus menjalani aktivitas alur kehidupannya seperti biasa, ia berusaha untuk tidak menyesali jalan hitam yang telah ia tempuh. Malam ini Laila menjalani rutinitas seperti biasa, kali ini ia dibalut dengan pakain yang sungguh sangat minim. Mengenakan dress berwarna orange yang lebih tepat untuk dikatan sebagai balutan handuk, bukan dress. Malam ini Laila harus menaiki sebuah taxi, karena mobil yang biasa ia kendarai entah mengapa sepertinya tak sanggup untuk diajak pergi.
“Diskotik kawasan manggarai barat Pak.”
“Baik Mbak.” Seru gadis yang menyupir taxi itu.
“Oh iya maaf Mbak, Saya kira tadi laki – laki.”
Laila berpikir sejenak rasanya sulit menemukan seorang supir perempuan, apalagi kalau malam hari seperti ini. “Perempuan ini kok rela menjadi seorang supir taxi? Ah mungkin ini adalah kedoknya untuk menutupi pekerjaan durjananya, sama seperti Aku Haha.” begitu pikir Laila. Selama perjalanan Laila sibuk memainkan blackberry-nya, tak terasa ia telah sampai di tempat tujuan.
“Sudah sampai Mbak, semuanya dua ratus lima puluh ribu.” Seru perempuan itu sembari menoleh ke belakang hendak menatap wajah Laila. Dan Laila pun mengangkat wajahnya.
“Laila????”Ujar supir taxi itu kaget.
“Ah, iya innni Aku, Aku keluar.” Ujar Laila kikuk.
Betapa terkejutnya ia saat mengetahui kalau supir taxi itu adalah Feni salah satu teman kampusnya. Feni adalah seorang mahasiswi yang terkenal karena kelainan yang dimilikinya. Ia tak memiliki tangan sebelah kiri dan wajahnya juga terjadi kelainan di bagaian kanan, mengakibatkan pelupuk matanya menyatu dengan kulit pipinya. Tapi dengan segala kekurangannya Feni mendapat predikat sebagai mahasiswa terbaik di kampusnya.
Selepas kepergian Laila, Feni tak tinggal diam ia begitu penasaran apakah yang ia lihat itu adalah Laila teman kampusnya ataukah bukan. Dengan penuh kehati – hatian Feni memasuki tempat durjana itu, dilihatnya beberapa mahluk – mahuk tak bertuhan dan wanita bertuhankan kecantikan tengah mengobral harga dirinya satu sama lain. Tak lama mata Feni memandangi pemandangan tak sedap, bola matanya dengan cekatan menatap temanya Laila yang baru saja keluar dari sebuah kamar disertai dengan lelaki berperawakan tinggi besar. Dan lelaki itu memberikan beberapa uang kepada Laila, lalu Laila pun tersenyum.
Feni cepat membawa dirinya pergi dari tempat kotor itu, tak pernah terpikirkan olehnya kalau Laila yang terkenal sebagai gadis yang cantik, soleh dan ramah adalah seorang wanita tak bermoral. Tapi Feni berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengatakan kenyataan itu kepada siapapun.
***
***
Sekian CerPen dari Adk Ane, semoga bisa menjadi bacaan yang menarik buat agan-agan sekalian.
tapi ada kalimat yang menurut ane paling ane sukai..
.
.
.
.
.
Baca dulu ya gan sampe hbis, ntr nemuin sendiri deh
gimana menurut agan sista sekalian??
oh iya, cerpen ini lagi mengikuti lomba cerpen tingkat kampus ane, DOAKAN MENANG ya GAN....


Ane gax Nolak dikasih Cendol
asalkan jangan bata yaa
terima kasih,
wasslamaualikum wr.wb
Pengen SHARE nich, hasil karya Cerita Pendek dari Adk ane
Eka Septi Wulandari,
Eka Septi Wulandari,

Spoiler for Jalan Ceritanya:
Defenisi Cantik Ala Laila
Kecantikan adalah hal yang sangat penting bagi kaum wanita. Tak peduli dengan semua kondisi dirinya, tak peduli kemampuan ekonominya, tak peduli dengan keterbatasan yang dimilikinya dan yang pasti tak peduli apa kata orang yang melihatnya. Bagi mereka cantik itu tuhan bagi gejolak muda mereka, tanpa peduli kerumitan proses untuk mewujudkannya, yang penting adalah cantik, cantik dan cantik.
Begitulah kiranya cantik adalah sebuah keistimewaan yang bisa menjadi bencana bagi orang yang tak bisa mendefenisikan kata cantik dengan sebenarnya. Kejadian itulah yang menimpa seorang gadis bernama Laila. Laila seorang gadis “cantik” yang luar biasa mempesona, Laila gadis “cantik” yang terlihat anggun di balik gamis indahnya, Laila gadis “cantik” yang terbungkus rapi dengan segala budi pekerti luhurnya. Tak ada satu ketidaksempurnaan yang terpancar dari tubuhnya. Namun, siapa sangka seseorang yang terkenal luar biasa “cantik” itu memiliki latar belakang dan kenyataan hidup yang sangat bertolak belakang dari kata “cantik”.
Seperti malam ini, Laila sedang mempersiapkan tubuhnya untuk dimaknai “cantik” bagi mereka. Kali ini bukanlah sebuah gamis yang ia jadikan sebagai property kecantikannya, bukan pula senyuman ramah dan tutur kata halus yang ia jadikan sebagai keindahan kecantikannya. Laila menggunakan hot pants dan tank top merah. Sungguh mengejutkan, menurut Laila seperti itulah defenisi“cantik”. Tak ada yang salah dan tak ada yang perlu diingkari. Memang realitanya seperti itulah defenisi cantik yang dibukukan zaman sekarang. Adanya kata cantik untuk dinikmati. Kehidupan jalang dilalui Laila tanpa beban sedikit pun. Tak ada satu pun norma dan ajaran agama yang ia langgar karena bagi Laila ini adalah cara meningkatkan esensi diri.
Hari ini seorang Laila cantik tengah tersindir oleh kecantikannya sendiri. Ia memandangi tubuhnya yang cantik di depan cermin. Jilbab berwarna pink yang menyatu dengan kulit wajahnya yang putih terlihat semakin manis dengan aksesori bibir mungil nan merah merona. Tubuh tinggi semampai dengan body bak gitar spanyol yang dibalut dengan gamis bewarna merah cerah membuat kata sempurna sangat tepat untuk diucapkan. Laila tersenyum memandangi pantulan keindahan tubuhnya di depan cermin, ia terus tersenyum sembari berkata.
“Aku adalah gadis cantik, semua orang senang melihat kecantikanku.”Ia terus mengulang – ulang kata-katanya.diulang dan terus diulang hingga kemudian ia menangis, berteriak dan memaki dirinya sendiri.
“Dasar wanita durjana!”
Ia terus memaki dirinya sendiri, hingga akhirnya ia tertawa dan berkata,
“Bukankah selama ini, itu yang Ku cari! HAHAHAHA. Toh tak ada yang peduli dengan asal kecantikanku, yang penting Aku cantik!”
*
Laila terus menjalani aktivitas alur kehidupannya seperti biasa, ia berusaha untuk tidak menyesali jalan hitam yang telah ia tempuh. Malam ini Laila menjalani rutinitas seperti biasa, kali ini ia dibalut dengan pakain yang sungguh sangat minim. Mengenakan dress berwarna orange yang lebih tepat untuk dikatan sebagai balutan handuk, bukan dress. Malam ini Laila harus menaiki sebuah taxi, karena mobil yang biasa ia kendarai entah mengapa sepertinya tak sanggup untuk diajak pergi.
“Diskotik kawasan manggarai barat Pak.”
“Baik Mbak.” Seru gadis yang menyupir taxi itu.
“Oh iya maaf Mbak, Saya kira tadi laki – laki.”
Laila berpikir sejenak rasanya sulit menemukan seorang supir perempuan, apalagi kalau malam hari seperti ini. “Perempuan ini kok rela menjadi seorang supir taxi? Ah mungkin ini adalah kedoknya untuk menutupi pekerjaan durjananya, sama seperti Aku Haha.” begitu pikir Laila. Selama perjalanan Laila sibuk memainkan blackberry-nya, tak terasa ia telah sampai di tempat tujuan.
“Sudah sampai Mbak, semuanya dua ratus lima puluh ribu.” Seru perempuan itu sembari menoleh ke belakang hendak menatap wajah Laila. Dan Laila pun mengangkat wajahnya.
“Laila????”Ujar supir taxi itu kaget.
“Ah, iya innni Aku, Aku keluar.” Ujar Laila kikuk.
Betapa terkejutnya ia saat mengetahui kalau supir taxi itu adalah Feni salah satu teman kampusnya. Feni adalah seorang mahasiswi yang terkenal karena kelainan yang dimilikinya. Ia tak memiliki tangan sebelah kiri dan wajahnya juga terjadi kelainan di bagaian kanan, mengakibatkan pelupuk matanya menyatu dengan kulit pipinya. Tapi dengan segala kekurangannya Feni mendapat predikat sebagai mahasiswa terbaik di kampusnya.
Selepas kepergian Laila, Feni tak tinggal diam ia begitu penasaran apakah yang ia lihat itu adalah Laila teman kampusnya ataukah bukan. Dengan penuh kehati – hatian Feni memasuki tempat durjana itu, dilihatnya beberapa mahluk – mahuk tak bertuhan dan wanita bertuhankan kecantikan tengah mengobral harga dirinya satu sama lain. Tak lama mata Feni memandangi pemandangan tak sedap, bola matanya dengan cekatan menatap temanya Laila yang baru saja keluar dari sebuah kamar disertai dengan lelaki berperawakan tinggi besar. Dan lelaki itu memberikan beberapa uang kepada Laila, lalu Laila pun tersenyum.
Feni cepat membawa dirinya pergi dari tempat kotor itu, tak pernah terpikirkan olehnya kalau Laila yang terkenal sebagai gadis yang cantik, soleh dan ramah adalah seorang wanita tak bermoral. Tapi Feni berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengatakan kenyataan itu kepada siapapun.
***
Hari, minggu dan bulan pun berganti.
***
Spoiler for lanjutan:
Ke bawah aja gan, dah gax muat..heheh
Sekian CerPen dari Adk Ane, semoga bisa menjadi bacaan yang menarik buat agan-agan sekalian.
tapi ada kalimat yang menurut ane paling ane sukai..
Spoiler for .....:
.
.
.
.
.
Baca dulu ya gan sampe hbis, ntr nemuin sendiri deh
gimana menurut agan sista sekalian??
oh iya, cerpen ini lagi mengikuti lomba cerpen tingkat kampus ane, DOAKAN MENANG ya GAN....



Ane gax Nolak dikasih Cendol

asalkan jangan bata yaa
terima kasih,
wasslamaualikum wr.wb
Diubah oleh dimas.tennis 19-04-2013 23:02


anasabila memberi reputasi
1
2K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan