Kaskus

Entertainment

loakonAvatar border
TS
loakon
Alur Eksekusi Para Preman
Ketegangan terjadi saat penangkapan Hercules Rozario Marcal dan kawan-kawannya di kompleks Perumahan Kebon Jeruk Indah, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (8/3/29013) petang. Salah seorang anggota kelompok Hercules sempat menangis saat dibekuk polisi.

"Sakit, Pak!" katanya sambil menangis ketika dipaksa tengkurap oleh anggota Resmob Polda Metro Jaya di lokasi kejadian.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, peristiwa ini terjadi saat anggota polisi sedang melakukan apel untuk mencegah aksi premanisme di tempat-tempat umum. Setiap pekan anggota polisi melakukan upacara apel secara berpindah-pindah di tempat yang rentan terjadi aksi premanisme. "Kita mau supaya Jakarta itu zero premanisme," kata Hengki.

Hengki mengungkapkan, aksi premanisme tidak boleh terjadi di tengah masyarakat. Mereka tidak boleh melakukan tindakan yang merugikan warga lain, apalagi hingga mengintimidasi masyarakat yang tinggal di sekitar pertokoan milik PT Tjakra Multi Strategi tersebut.

Pantauan Kompas.com, pada saat penjemputan paksa terjadi, semua anggota kelompok Hercules berada di jalan dekat rumah Hercules. Anggota Resmob Polda Metro datang dan menggelandang anggota Hercules ke jalan tersebut. Setelah itu, mereka ditelungkupkan dan kedua tangan mereka di belakang badan.

Dalam penangkapan itu, Hercules sempat melakukan perlawanan. Ia terlibat cekcok dengan Hengki sehingga Hengki meminta bantuan Resmob Polda Metro Jaya. Hercules akhirnya dijemput paksa dengan diborgol dan dibawa ke Mapolda Metro Jaya dengan mobil patroli, sedangkan puluhan rekannya diangkut dengan angkutan umum.
----------------------------------------
melalui kejadian ini para simpatisan hercules angkat bicara dan pengacara hercules mengatakan tidak etis dan tidak ada alasan kuat menangkap hercules dan kawan-kawan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
"Tuntutan kami, agar kasus ini diusut dan terungkap secara tuntas serta adil menurut hukum yang ada," kata Victor.
Jakarta, Aktual.co — Pihak keluarga korban penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman yang diwakilkan oleh Victor Manbait, menuntut keadilan bagi seluruh korban terkait, termasuk almarhum Heru Santoso.

"Tuntutan kami, agar kasus ini diusut dan terungkap secara tuntas serta adil menurut hukum yang ada," kata Victor pada jumpa pers bertempat di kantor Kontras Jakarta, Selasa (9/4).

Victor adalah kakak dari Johanis Juan Manbait, yang merupakan salah satu korban penembakan di LP Cebongan. Selain Victor, hadir pula Yani Rohi Riwu kerabat dari Gamaliel Y. Rohi Riwu, Johanes Kadja kerabat dari Hendrik B. Sahetapy Engez, dan Johanes Lado kerabat dari Adrianus Chandra Gajala.

Dari berbagai pemberitaan dan peristiwa, Victor menilai bahwa pihak berwajib masih sangat lambat dalam menangani kasus ini, dan masih banyak yang belum diungkapkan sebagaimana mestinya.

"Ini bukan hanya mengenai peristiwa di LP Cebongan, namun juga mengenai sumber masalah yaitu kasus di Hugo's Cafe," tutur Victor.

Victor mengungkapkan bahwa hingga kini, barang bukti berupa CCTV di Hugo's Cafe masih belum dibuka. Padahal ini bisa menjadi bukti untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.

"Sejak peristiwa Cebongan terjadi, tampaknya semua melupakan kasus Hugo's Cafe dan terfokus pada kasus Cebongan. Padahal ini harus ditegakkan bukan hanya untuk keluarga kami, tapi juga Heru Santoso," tukas dia.

Ketua tim investigasi dari Mabes TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono pada Kamis (4/4) mengungkapkan bahwa ada sebelas oknum anggota Grup 2 Komando Pasukan Khusus Kandang Menjangan Kartosuro, yang terlibat pada penyerangan tersebut.

Tindakan penyerangan, menurut Unggul, dilakukan secara reaksi dan spontan sebagai konsekuensi meninggalnya anggota Grup 2 Kopassus Serka Heru Santoso pada 19 Maret 2013, dan pembacokan mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono oleh para preman Yogyakarta.

"Peristiwa penyerangan ke Lapas Cebongan, benar sebagai akibat pembunuhan dan pengeroyokkan oleh kelompok preman atas dua rekannya,"
ujar dia.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Peradilan jiwa korsa mengeksekusi para preman di LP cebongan.
dan melalui kasus ini lah pemerintah mengeksekusi para preman yang meresahkan.
alurnya mudah bukan...tapi itu adalah pola intelijen dan pengalihan isu. saya yakin kopasus yang mengeksekusi para preman tidak akan diberi sanksi berat seperti pemecatan karena apa yg mereka lakukan adalah sebuah momentum yang entah kebetulan atau tidak digunakan mengeksekusi para preman...
Salam Damai
0
1.6K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan