UN jelas2 bukan tolak ukur kemamapuan siswa. Wong jawaban sudah ada, sebelom siswa masuk ke ruang ujian, atau 'diedarkan' ketika Jam Ujian berlangsung jawaban tersebut dibuat oleh guru pengajarnya dan dibagikan ke siswa. ada yang full dikerjain, ada yang hanya sebagian besar dikasih jawaban, adapun sebagian kecil lainnya suruh ngerjain sendiri. Hebatnya, semua itu terorganisir. PARA KEPALA SEKOLAH yng menjadi inspirator bejat ini. guru tak berdaya didalam tekanan untuk diam, percuma ada pengawas. cuma 'sedekah' ke guru pada waktu UN. Moto pendidikan indonesia, "Mencerdaskan Anak Bangsa", bersifat fotamorgana!!

Para siswa hanya histeris ketika Doa bersaama (istighosah) sebelum UN, sehari berikutnya senang tanpa belajar sudah ada jawaban. cukup untuk lulus saja.

Ini adalah budaya Korup, budaya kejahatan terorganisir, sudah di ajarkan sejak dini!!

Ya Tuhan, sisakan sekolah, guru, dan lingkungan yg baek buan anak cucu kami. Sisakan perawan pula untuk mereka nikahi. perawan yg GRES!