KLATEN (KRjogja.com)- Komoditi pisang di pasar khusus Pisang Kembang, Kemalang, Klaten merupakan andalan untuk mencukupi kebutuhan pisang di kawasan Yogya, Solo dan kotalain. Namun saat ini terkendala produksi pisang d Klaten menipis, sehingga para pedagang harus mencari dagangan ke luar daerah.

Sejumlah pedagang pisang di Pasar khusus pisang Kembang, Rabu (17/04/2013) mengemukakan, Kembang merupakan pasar khusus pisang, karena semula daerah lereng Gunung Merapi ini penghasil pisang utama di Klaten. Sedangkan saat ini hasil panen pisang di Kemalang, dan sekitarnya sudah tidak sebanyak dulu.

Semula pedagang masih bisa menutupi kebutuhan pasar dengan mencari pisang ke kecamatan lain di dalam wilayah Kabupaten Klaten, seperti Bayat, dan Cawas. Dikarenakan permintaan pasar terus meningkat, dan hasil dari Klaten tidak lagi mencukupi, kini pedagang di Pasar kembang terpaksa harus mendatangkan pisang dari daerah lain, seperti Boyolali, Wonosobo, dan Banjarnegara.

"Di Kemalang sekarang sudah tak banyak lagi, ya terpaksa harus nebas ke luar daerah, sampai ke Wonosobo, dan juga Banjarnegara," kata Ny Waginem.

Menurut Ny Waginem di pasar pisang tersebut terdapat enam gudang untuk menampung pisang dari berbagai daerah sebelum diambil oleh para tengkulak. "Paling banyak diambil pedagang dari Yogya, dan juga Solo. Di sini ada enam gudang," jelas Ny Waginem.

Para pedagang biasanya membeli pisang dari petani dalam keadaan mentah, sehingga saat dikirim ke luar Klaten tidak rontok di jalan. Biasanya sampai di daerah tujuan pengiriman. Namun jika segera dibutuhkan konsumen, biasanya pisang disemprot dengan obat tertentu, agar lebih cepat matang

Untuk harga pisang raja yang semula satu tandan besar bisa mencapai Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu, kini turun hanya tinggal Rp 250 ribu. Untuk jenis psiang ambon yang semula Rp 250 ribu per tandan kini menjadi Rp 125 eibu per tandan. Pisang susu yang semula mencapai Rp 150 ribu per tandan sekarang hanya Rp 70 ribu per tandan.(Sit)