Jakarta - Ponsel sudah menjadi barang yang adiktif bagi penggunanya. Kebiasaan menggunakan gadget bagi pilot ternyata jadi salah satu penyebab kecelakaan pesawat yang selama ini terjadi.

Dari sekian banyak kecelakaan pesawat yang terjadi, beberapa di antaranya dipicu karena sang pilot menggunakan ponsel untuk sms-an di saat-saat genting seperti take off dan landing. Para penyelidik kecelakaan dari Badan Keamanan Transportasi Nasional AS menemukan fakta ini, demikian dari The Sydney Morning Herald, Kamis (11/4/2013).

Diduga, pilot yang memegang gadget saat sedang bertugas mengakibatkan kecelakaan helikopter yang menewaskan 4 orang tahun 2011 lalu. Pilot diduga sms-an sehingga tidak menyadari keadaan pesawatnya. Kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpangnya termasuk sang pilot ini terjadi saat udara cerah di Missouri, AS.

Pada kasus kecelakaan ini, lima dewan dari badan keamanan sepakat kecelakaan terjadi karena ada distraksi atau gangguan dari sekitar, yang diduga ponsel. Serta, kelelahan pada pilot sehingga melewati pemeriksaan pesawat sebelum terbang.

Pilot helikopter yang tewas, James Freudenberg (34), mengirim 25 pesan dan menerima 60 pesan sms selama 12 jam penerbangan. Jumlah sms ini termasuk 20 pesan balas sekitar 1 jam 40 menit sebelum kecelakaan.

Sebelumnya, Federal Aviation Administration (FAA) sudah mengeluarkan usul larangan menggunakan ponsel dan perangkat elektronik lainnya ketika mengoperasikan pesawat. Usulan yang dikeluarkan awal tahun 2013 ini menuai banyak opini terutama dari pihak pilot.

Bukan tanpa alasan, usulan ini dikeluarkan sebagai tanggapan atas insiden yang terjadi pada Oktober 2010 silam. Dua pilot maskapai Northwest Airlines asyik bermain laptop saat terbang menuju Minneapolis. Alhasil, mereka kelewatan tempat mendarat yang seharusnya karena terlalu sibuk dengan gadgetnya.

Sebenarnya, larangan pilot mengoperasikan alat yang berpotensial mengganggu selama penerbangan sudah diberlakukan sejak lama. Namun saat pesawat sudah masuk dalam keadaan dan zona aman, pilot dibolehkan menggunakan tablet untuk melihat prosedur keselamatan dan navigasi sebagai pengganti dokumen kertas.


Waduh tambah ngeri aja naek pesawat.....

Memang Jumlah Pilot di Indonesia masih Kekurangan gan bisa jadi maskapai penerbangan tidak ada pilihan lagi dalam seleksi pilot yang masuk..Berikut Laporannya Gan, ini menurut Laporan Federasi yang ane lansir dari sebelah....



Pilot pesawat

TERKAIT
JAKARTA, PESATNEWS - DPR RI bersama Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Maskapai Penerbangan menyepakati bahwa Federasi Pilot Indonesia diperbolehkan mengetahui berapa jumlah pilot asing di Indonesia.

Nantinya, Federasi Pilot Indonesia bisa meminta data ke Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk mengetahui berapa sebenarnya jumlah keseluruhan pilot yang ada di Indonesia, termasuk di antaranya jumlah pilot asing.

Kesepakatan tersebut dihasilkan di Rapat Dengar Pendapat antara Komisi V DPR dengan Dirjen Perhubungan, Maskapai Penerbangan dan Federasi Pilot seluruh Indonesia di Gedung DPR Senayan.

Ketua Umum Federasi Pilot Indonesia Capt. Hasfrinsyah HS mengungkapkan, saat ini pihaknya mencoba menghitung berapa kebutuhan pilot di Indonesia. Sehingga, dengan data tersebut nantinya diketahui secara pasti berapa jumlah kebutuhan pilot asing dan dari jumlah tersebut berapa pilot yang bisa dipenuhi oleh sekolah penerbangan di Indonesia.

"Jadi, kita bisa menghitung berapa banyak kebutuhan-kebutuhannya," katanya kepada pesatnews.com di Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Menurutnya, federasi selama ini bisa mengetahui berapa jumlah pilot yang ada. Namun, data tersebut dirasa masih kurang legalitasnya. "Selama ini tahu, tapi secara legalitasnya belum ada," tambahnya.

Ia mengungkapkan, rata-rata kebutuhan pilot setiap tahunnya bertambah sebanyak 400 pilot. Saat ini jumlah sekolah penerbangan yang tersebar di Indonesia ada 15 buah. Jika satu flying school menghasilkan 50 pilot, ungkapnya, maka akan ada 750 pilot setiap tahunnya. [*]

"Padahal dari 15 flying school, belum tentu mereka dapat 50 per tahun. Kadang-kadang ada yang dua puluh, ada yang dua lima, kadang-kadang lima belas," lanjutnya.

Namun, Hafrinsyah menegaskan, pilot asing asing yang akan didata bukanlah pilot asing yang sifatnya temporer, yang hanya digunakan pada saat pesawat baru didatangkan oleh sebuah maskapai penerbangan.

"Dengan kita tahu berapa pilot asing yang ada di Indonesia ini, berapa sih kebutuhannya. Namun akan tetapi, bukan pilot asing yang sifatnya temporer," pungkasnya.