Ambigu meragi

Rembulan di tengah padang
Ketika kamu di ciptakan sebagai adam,
Dengan iga aku menjelma hawa,
melengkapinya

Laku keadaan yang menciptakan luka
Dengan jarak dan waktu sebagai antara

Aku hanya mampu berlari ke utara
Sedangkan kamu ke selatan
Hingga kenyataan, mempertemukan

Jejak pasir mulai berbisik, lirih
Namun menggema di dinding putih
Ketika padma hati lelah, letih

Tapi kamu terlalu dungu bertanya
Tentang arti sebuah risalah
Dengan cinta yang mengharu biru

Namun lupa warna jantungmu kelabu
Bibirmu lentur bertutur rindu
Tapi, langkah kakimu patah menujuku

Demi cinta
Jangan menyalahkan Tuhan
Sebab keegoisan yang berpesta di pikiran

Jangan pula menyalahkan waktu
Yang tak menyilang
Sebab kepastian tak kau himpun
Dengan kasih sayang

Kini aku belajar mencintai tanpa koma
Tanpa apa-apa, tanpa beban di pundak kita

......

Aku hidup untuk menciptakan teka-teki
Kemudian berkelahi dengan sepi
Mengutuk kehilangan
Mengubur arti kecewa
Mematahkan ambigu
Maka ketika luka, aku bisa bahagia
Sebab itu adalah cinta.

™Salam Sastra™