Suasana di dalam kelas terlihat para siswa baru saja selesai UN mata pelajaran Bahasa Inggris di lantai dasar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8, Jakarta Selatan, (16/13).

Jakarta, 16 April 2013
Ujian Nasional (UN) yang berlangsung berjalan dengan lancar karena sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Selama dua hari ini tidak ada masalah, Ujian di hari kedua adalah mata pelajaran Bahasa Inggris. 320 Siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 yang mengikuti UN, namun ada satu Siswi tidak dapat hadir dikarenakan sakit. “Ujian yang berlangsung berjalan dengan lancar, tidak ada masalah, namun ada satu siswi kami yang sakit.” Di Jl. Raya Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan, (16/13).

Pernyataan tersebut di ungkapkan oleh Handayani (45), wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Ia mengatakan, lancarnya UN itu kaitannya dengan akreditasi, administrasi, pengawasan, karena itu pihak sekolah selalu mengantisipasi agar terhindar dari pelanggaran-pelanggaran. “Seperti saya katakan sebelumnya, di hari kedua alhamduliah UN berjalan lancar”, ungkapnya.

Menurut Handayani, masalah mengenai keterlambatan soal yang terjadi di sekolah lainnya terutama 11 provinsi yang belum menjalankan UN. “ Mungkin secara teknis enggak lancar. Saya tidak tahu persis permsalahannya itu apa. Kalau saya melihat secara umum saja distribusi tidak lancar. Tetapi kalau kaitannya sudah ada yang dapat soal atau belum. Soal UN membuatnya tidak satu paket. Artinya bisa saja dengan ujian dilakukan dengan tidakbersamaan, bisa dengan paket yang lain,” Jelasnya.

Handayani mengatakan, mengenai pendistribusian soal yang telah diterima SMKN 8 sudah diterima dengan tepat waktu, tidak ada keterlambatan dalam pendistribusian soal. “Pengiriman soal tidak ada masalah, sudah dikirm dari pagi. Lagipula soal kan datangnya jam 6 atau jam 7 pagi ya yang mengambil dengan satpamnya aja, kita hanya mengawasi ruangan,” katanya.
Ia menjelaskan, peket soal yang telah diterima berbeda – beda dengan jenis soal yang memakai barkot, artinya yang muncul pada soal tersebut adalah barkot. Antara soal dengan lembar jawabannya menyatu. “Dengan memakai barkot kita sendiri tidak pernah tahu, tujuannya ya agar para siswa tidak ada yang menyontek “ kata Handayani.(ab)