- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Regenerasi yang Kacau? Anak SMP Otaki Pencurian Mobil. Transaksi Narkoba dalam Kampus
TS
karmila
Regenerasi yang Kacau? Anak SMP Otaki Pencurian Mobil. Transaksi Narkoba dalam Kampus
Komplotan Pelajar Otaki Pencurian Mobil
Senin, 15 April 2013 , 08:29:00
LANGSA - Dua pelajar tingkat SLTP dan SLTA di Kota Langsa, terpaksa meringkuk dalam bui. Mereka ditangkap dengan tuduhan menjadi pelaku pencurian mobil mewah CRV BK 74 SM, Minggu (14/4) siang. Dalam tindak kejahatan kemarin, sindikat tersebut berjumlah 6 orang, yang bertugas sebagai penjarah, penadah dan pembantu aksi curanmor.
Dari hasil keterangan dikumpulkan Metro Aceh (Grup JPNN), kawanan tersangka yakni SK (15) warga Tualang Teungoh, Langsa Kota dan MS (17) asal TM. Bahrum. Penyelidikan petugas mengarah pelajar tersebut sebagai curanmor, kenderaan milikMarzaini, warga Kp. Jawa, Langsa Kota. Dari tangan bandit cilik tersebut diamankan barang bukti mobil CRV.
Terkait kasus ini, Kasat Reskrim Polres Langsa AKP. Muhammad Firdaus kepada Metro Aceh, di ruang kerjanya mengatakan, penangkapan kedua bandit ingusan tersebut berawal dari pengembangan laporan korban terkait kehilangan satu unit mobil CRV dari rumahnya. "Selain dua pelaku utama ini, kita juga mengamankan empat orang tersangka penadah, termasuk yang membantu dalam proses pencurian secara terpisah. Komplotan terdiri dari pelajar dan remaja putus sekolah, yang bermukim di Langsa dan Bireuen," sebut Firdaus. Tersangka lainnya adalah RD (17) warga Bireuen dan AW (22) domisli Langsa, keduanya berlaku sebagai penadah, dan FA (19) berasal dari Bireuen serta HR (20) dari Langsa yang bertindak sebagai pembantu dalam melarikan mobil.
Dijelaskan, penangkapan kedua otak pelaku pencurian mobil bersama penadah dan pembantunya, berawal dari pengembangan yang dilakukan jajaran Polres. Pada Sabtu (13/4) kemarin, sekira pukul 08.30 Wib petugas berhasil mengamankan tersangka HR selaku penunjuk jalan, saat melarikan mobil curian ke Bireun di sekitar rumahnya. Ia diciduk bersama tersangka FA yang ikut ke Langsa, usai menitipkan barang bukti mobil kepada rekannya di Bireuen. Dari pengembangan kedua tersangka ini selang beberapa menit, petugas juga berhasil mengamankan tersangka utama pelaku pencurian mobil MS dan SK dari tempat tinggal masing-masing. "Dari empat tersangka ini akhirnya di ketahui bahwa mobil curian masih dititipkan kepada penadah RD di Bireuen. Langsung kita jemput dan diamankan ke Polres Langsa untuk proses hukum," sebut Firdaus.
Lanjutnya, untuk barang bukti 1 unit laptop dan PS2 disita, dari tersangka AW dari kediamannya di Alur Beurawe, Langsa Barat. Sementara satu unit laptop lainnya saat ini masih dipegang oleh tersangka A yang sekarang masuk DPO Polres Langsa. Pada kesempatan itu Firdaus juga menerangkan, bahwa proses pencurian mobil korban itu terjadi pada Minggu (7/4) lalu sekira pukul 14.00 Wib. Peristiwa berlangsung saat korban sedang pergi, keluar kota bersama keluarga. Memanfaatkan moment sepinya rumah, SK dan MS masuk ke TKP dan mengambil dua unit Laptop, satu unit PS2 serta mobil CRV milik Mazani dari garasi.
Sebelum melarikan mobil curian ke Bireuen, mobil dimaksud sempat diamankan ke kawasan Alur Pinang, Langsa Timur oleh tersangka SK hingga menjelang tengah malam. Baru sekira pukul 01.00 Wib dini hari tersangka SK bersama MS dan HR selaku penunjuk jalan mengambil mobil dan langsung menuju Bireun untuk menjumpai tersangka FA yang telah menunggu di Bireun. Selanjutnya, usai mengamankan mobil dan menitipkannya kepada tersangka RD, tersangka SK, MS, HR dan FA langsung kembali ke Kota Langsa sambil menunggu informasi. Hingga akhirnya petualangan kawanan pelajar pelaku pencurian mobil ini berhasil diringkus jajaran Polres Langsa.
http://www.jpnn.com/read/2013/04/15/...ncurian-Mobil-
Transaksi Narkoba Di Lingkungan Kampus
Minggu, 14 April 2013 , 12:43:00
BANDARLAMPUNG – Seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Lampung, tampaknya, harus lebih ketat mengawasi mahasiswanya agar tidak terjebak dengan narkotika. Sebab jika berkaca pada ungkap kasus Direktorat Narkoba Polda Lampung, beberapa waktu lalu, lokasi yang sering dijadikan tempat transaksi narkotika adalah area kampus. Diketahui, pada hari itu sekitar pukul 19.00 WIB, polisi mengamankan tujuh kilogram ganja. Saat itu, polisi membekuk dua tersangka yang mengaku sebagai kurir di jalanan dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sukarame.
Mereka adalah Muhamad Hariadi alias Ari (23), warga Jl. Pangeran Antasari, Sukarame, dan Sahroni (26), warga Jl. Kamboja, Kelurahan Kebunjeruk, Kecamatan Tanjungkarang Timur. Ari mengatakan, daun haram itu memang sudah disiapkan untuk dijual dan diedarkan. Kemudian sebagian lainnya masih dalam bentuk paket besar. ’’Kalau yang kecil sudah siap untuk dijual dan biasanya pesanan ganjanya lewat telepon saja. Yang menelepon itu bos dan memerintahkan saya untuk datang ke suatu lokasi untuk bertemu pembeli,” urainya.
Lelaki yang hanya tamat SD ini mengaku sudah beberapa kali menjual ganja. ’’Saya janjian ketemunya di kampus yang ada di Lampung. Pembelinya adalah mahasiswa. Tetapi, saya lupa sudah berapa kali menjual ke mahasiswa,” paparnya. Menurut dia, perhitungan keuntungan bukan diambil dari setiap transaksi, melainkan dari jumlah penjualan paket. ’’Kalau paket sudah habis, baru hasilnya saya transfer ke bos. Tetapi sebelumnya sudah saya potong dahulu. Kalau untuk lima paket besar ini, saya biasanya potong Rp200 ribu, dan saya bagi dua dengan Syahroni,” terangnya.
Dia mengaku mendapatkan ganja dari Iwan yang menurutnya saat ini merupakan narapidana di Lapas Narkotika Wayhui. ’’Saya dapatnya melalui kurirnya Iwan. Saya tidak kenal namanya, tetapi saya bertemunya di Desa Rejosari, Natar, Lampung Selatan,” tuturnya. Wakil Direktur Direktorat Narkoba Polda Lampung AKBP Yani Sudarto menjelaskan, hingga kini beberapa anggota tim Ditnarkoba masih berkonsentrasi memecah dan menangkap anggota jaringan Aceh ini.’’Targetnya untuk sementara bukan hanya kurir-kurir kecil ini, tetapi jaringan yang lebih besar. Karena diduga kuat, ini adalah jaringan Aceh yang tidak jauh berbeda dari hasil tangkapan di Lamsel sebelumnya,” terang dia.
Terkait peredaran narkoba di lingkungan kampus, Yani mengaku terus berupaya dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk pemberantasan narkoba di kalangan muda. ’’Itu sudah jadi target kami. Selama ini kami juga memang berupaya memberantas itu di kalangan muda, termasuk kampus. Dari beberapa kali ungkap, memang ada beberapa kasus yang dapat kami amankan di sekitaran kampus,” katanya. Dia melanjutkan, dari tangan Ari dan Syahroni, diamankan dua paket besar dengan berat 2 kilogram. Lalu lima paket besar dengan berat 5 kilogram serta empat paket kecil daun ganja. ’’Kami juga menyita satu buah timbangan digital,” ucapnya.
http://www.jpnn.com/read/2013/04/14/...kungan-Kampus-
----------------------------------
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tak dibarengi pendidikan akhlak yang baik, hancurlah generasi muda saat ini. Apalagi tak ada keteladanan dari para pemimpinnya pulak! Dimana hampir setiap hari tivi dan media hanya sarat dengan pemberitaan KPK menangkapi pejabat korup atau Polisi menangkap Pejabat berselingkuh. Padahal, para 'foundhing father' negeri ini sudah mengingatkan jauh hari sebelum proklamasi kemerdekaan RI, yaitu tersirat dalam syair-syair di dalam 'Lagoe Indonesia Raja" ciptaan WR Soepratman, bahwa ... "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya". Membangun manusia Indonesia itu, yang harus diutamakan itu adalah membangun jiwanya dulu, membangun spiritualnya, atau karaketernya, baru kemudian badannya, fisiknya, materinya! yang kita lakukan sekarang? Terbalik-baliklah!
Senin, 15 April 2013 , 08:29:00
LANGSA - Dua pelajar tingkat SLTP dan SLTA di Kota Langsa, terpaksa meringkuk dalam bui. Mereka ditangkap dengan tuduhan menjadi pelaku pencurian mobil mewah CRV BK 74 SM, Minggu (14/4) siang. Dalam tindak kejahatan kemarin, sindikat tersebut berjumlah 6 orang, yang bertugas sebagai penjarah, penadah dan pembantu aksi curanmor.
Dari hasil keterangan dikumpulkan Metro Aceh (Grup JPNN), kawanan tersangka yakni SK (15) warga Tualang Teungoh, Langsa Kota dan MS (17) asal TM. Bahrum. Penyelidikan petugas mengarah pelajar tersebut sebagai curanmor, kenderaan milikMarzaini, warga Kp. Jawa, Langsa Kota. Dari tangan bandit cilik tersebut diamankan barang bukti mobil CRV.
Terkait kasus ini, Kasat Reskrim Polres Langsa AKP. Muhammad Firdaus kepada Metro Aceh, di ruang kerjanya mengatakan, penangkapan kedua bandit ingusan tersebut berawal dari pengembangan laporan korban terkait kehilangan satu unit mobil CRV dari rumahnya. "Selain dua pelaku utama ini, kita juga mengamankan empat orang tersangka penadah, termasuk yang membantu dalam proses pencurian secara terpisah. Komplotan terdiri dari pelajar dan remaja putus sekolah, yang bermukim di Langsa dan Bireuen," sebut Firdaus. Tersangka lainnya adalah RD (17) warga Bireuen dan AW (22) domisli Langsa, keduanya berlaku sebagai penadah, dan FA (19) berasal dari Bireuen serta HR (20) dari Langsa yang bertindak sebagai pembantu dalam melarikan mobil.
Dijelaskan, penangkapan kedua otak pelaku pencurian mobil bersama penadah dan pembantunya, berawal dari pengembangan yang dilakukan jajaran Polres. Pada Sabtu (13/4) kemarin, sekira pukul 08.30 Wib petugas berhasil mengamankan tersangka HR selaku penunjuk jalan, saat melarikan mobil curian ke Bireun di sekitar rumahnya. Ia diciduk bersama tersangka FA yang ikut ke Langsa, usai menitipkan barang bukti mobil kepada rekannya di Bireuen. Dari pengembangan kedua tersangka ini selang beberapa menit, petugas juga berhasil mengamankan tersangka utama pelaku pencurian mobil MS dan SK dari tempat tinggal masing-masing. "Dari empat tersangka ini akhirnya di ketahui bahwa mobil curian masih dititipkan kepada penadah RD di Bireuen. Langsung kita jemput dan diamankan ke Polres Langsa untuk proses hukum," sebut Firdaus.
Lanjutnya, untuk barang bukti 1 unit laptop dan PS2 disita, dari tersangka AW dari kediamannya di Alur Beurawe, Langsa Barat. Sementara satu unit laptop lainnya saat ini masih dipegang oleh tersangka A yang sekarang masuk DPO Polres Langsa. Pada kesempatan itu Firdaus juga menerangkan, bahwa proses pencurian mobil korban itu terjadi pada Minggu (7/4) lalu sekira pukul 14.00 Wib. Peristiwa berlangsung saat korban sedang pergi, keluar kota bersama keluarga. Memanfaatkan moment sepinya rumah, SK dan MS masuk ke TKP dan mengambil dua unit Laptop, satu unit PS2 serta mobil CRV milik Mazani dari garasi.
Sebelum melarikan mobil curian ke Bireuen, mobil dimaksud sempat diamankan ke kawasan Alur Pinang, Langsa Timur oleh tersangka SK hingga menjelang tengah malam. Baru sekira pukul 01.00 Wib dini hari tersangka SK bersama MS dan HR selaku penunjuk jalan mengambil mobil dan langsung menuju Bireun untuk menjumpai tersangka FA yang telah menunggu di Bireun. Selanjutnya, usai mengamankan mobil dan menitipkannya kepada tersangka RD, tersangka SK, MS, HR dan FA langsung kembali ke Kota Langsa sambil menunggu informasi. Hingga akhirnya petualangan kawanan pelajar pelaku pencurian mobil ini berhasil diringkus jajaran Polres Langsa.
http://www.jpnn.com/read/2013/04/15/...ncurian-Mobil-
Transaksi Narkoba Di Lingkungan Kampus
Minggu, 14 April 2013 , 12:43:00
BANDARLAMPUNG – Seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Lampung, tampaknya, harus lebih ketat mengawasi mahasiswanya agar tidak terjebak dengan narkotika. Sebab jika berkaca pada ungkap kasus Direktorat Narkoba Polda Lampung, beberapa waktu lalu, lokasi yang sering dijadikan tempat transaksi narkotika adalah area kampus. Diketahui, pada hari itu sekitar pukul 19.00 WIB, polisi mengamankan tujuh kilogram ganja. Saat itu, polisi membekuk dua tersangka yang mengaku sebagai kurir di jalanan dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sukarame.
Mereka adalah Muhamad Hariadi alias Ari (23), warga Jl. Pangeran Antasari, Sukarame, dan Sahroni (26), warga Jl. Kamboja, Kelurahan Kebunjeruk, Kecamatan Tanjungkarang Timur. Ari mengatakan, daun haram itu memang sudah disiapkan untuk dijual dan diedarkan. Kemudian sebagian lainnya masih dalam bentuk paket besar. ’’Kalau yang kecil sudah siap untuk dijual dan biasanya pesanan ganjanya lewat telepon saja. Yang menelepon itu bos dan memerintahkan saya untuk datang ke suatu lokasi untuk bertemu pembeli,” urainya.
Lelaki yang hanya tamat SD ini mengaku sudah beberapa kali menjual ganja. ’’Saya janjian ketemunya di kampus yang ada di Lampung. Pembelinya adalah mahasiswa. Tetapi, saya lupa sudah berapa kali menjual ke mahasiswa,” paparnya. Menurut dia, perhitungan keuntungan bukan diambil dari setiap transaksi, melainkan dari jumlah penjualan paket. ’’Kalau paket sudah habis, baru hasilnya saya transfer ke bos. Tetapi sebelumnya sudah saya potong dahulu. Kalau untuk lima paket besar ini, saya biasanya potong Rp200 ribu, dan saya bagi dua dengan Syahroni,” terangnya.
Dia mengaku mendapatkan ganja dari Iwan yang menurutnya saat ini merupakan narapidana di Lapas Narkotika Wayhui. ’’Saya dapatnya melalui kurirnya Iwan. Saya tidak kenal namanya, tetapi saya bertemunya di Desa Rejosari, Natar, Lampung Selatan,” tuturnya. Wakil Direktur Direktorat Narkoba Polda Lampung AKBP Yani Sudarto menjelaskan, hingga kini beberapa anggota tim Ditnarkoba masih berkonsentrasi memecah dan menangkap anggota jaringan Aceh ini.’’Targetnya untuk sementara bukan hanya kurir-kurir kecil ini, tetapi jaringan yang lebih besar. Karena diduga kuat, ini adalah jaringan Aceh yang tidak jauh berbeda dari hasil tangkapan di Lamsel sebelumnya,” terang dia.
Terkait peredaran narkoba di lingkungan kampus, Yani mengaku terus berupaya dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk pemberantasan narkoba di kalangan muda. ’’Itu sudah jadi target kami. Selama ini kami juga memang berupaya memberantas itu di kalangan muda, termasuk kampus. Dari beberapa kali ungkap, memang ada beberapa kasus yang dapat kami amankan di sekitaran kampus,” katanya. Dia melanjutkan, dari tangan Ari dan Syahroni, diamankan dua paket besar dengan berat 2 kilogram. Lalu lima paket besar dengan berat 5 kilogram serta empat paket kecil daun ganja. ’’Kami juga menyita satu buah timbangan digital,” ucapnya.
http://www.jpnn.com/read/2013/04/14/...kungan-Kampus-
----------------------------------
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tak dibarengi pendidikan akhlak yang baik, hancurlah generasi muda saat ini. Apalagi tak ada keteladanan dari para pemimpinnya pulak! Dimana hampir setiap hari tivi dan media hanya sarat dengan pemberitaan KPK menangkapi pejabat korup atau Polisi menangkap Pejabat berselingkuh. Padahal, para 'foundhing father' negeri ini sudah mengingatkan jauh hari sebelum proklamasi kemerdekaan RI, yaitu tersirat dalam syair-syair di dalam 'Lagoe Indonesia Raja" ciptaan WR Soepratman, bahwa ... "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya". Membangun manusia Indonesia itu, yang harus diutamakan itu adalah membangun jiwanya dulu, membangun spiritualnya, atau karaketernya, baru kemudian badannya, fisiknya, materinya! yang kita lakukan sekarang? Terbalik-baliklah!
0
1.6K
11
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan