Jika Anda sudah mendapatkan barang yang akan Anda beli di supermarket kemudian Anda ingin membayarnya di kasir, Anda tentu melihat petugas kasir mengambil barang-barang dari keranjang atau troli dengan mencari kode garis-garis (batang) pada tiap barang untuk discan dengan sebuah alat yang disorot dengan sinar infra merah sehingga diketahui nama barang dan harganya. Apakah Anda berpikir kode apa yang dibaca oleh scaner?
Untuk mengetahuinya akan kita bahas di sini. Kode barang yang dibaca oleh scaner disebut dengan barcode. Barcode yang dikenal saat ini ada dua jenis, yaitu barcode1D dan barcode 2D (D artinya dimensi).
BARCODE 1D
Quote:
Barcode 1D atau lebih dikenal dengan kode batang banyak jenisnya, seperti: code 128, code 39, code 93, codabar, EAN 8 dan yang terkenal yang sering digunakan adalah EAN 13 dan UPC (Universal Price Code) yang dipakai pada produk barang atau makanan/minuman kemasan yang sudah dibahas “Cara Mengetahui Sebuah Produk dari Negara Mana?” pada blog ini. Barcode 1D banyak digunakan di bisnis retail, apotik, perpustakaan, buku terbitan (ISBN), majalah (ISSN), kartu ID karyawan, kartu anggota organisasi atau kartu anggota pelanggan swalayan atau supermarket, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Contoh barcode 1D pada buku terbitan (ISBN):
Contoh barcode ID karyawan:
Banyak manfaat ditemukannya barcode 1d ini, diantaranya memudahkan petugas kasir dalam memasukkan kode barang dan menghindari kesalahan memencet tombol angka-angka sehingga menghindari kerugian perusahaan karena kesalahan manusia (human error)
Gambar barcode scaner 1D:
BARCODE 2D
Quote:
Jika Anda pernah naik pesawat, maka Anda harus membayar jasa layanan bandara (boarding pass) sesudah lapor (check in), di mana Anda diberi kertas kecil yang terdapat kode garis kotak-kotak untuk discan pada saat Anda mau memasuki ruang tunggu. Pernahkan anda berpikir tentang barcode yang dibaca oleh scaner? Barcode yang digunakan adalah jenis 2D. Mulai tahun 2005 seluruh bandara harus menggunakan barcode 2D yang lebih aman, karena tidak semua barcode scaner dapat membaca , hanya barcode scaner 2D saja yang bisa membacanya. Berbeda dengan barcode 1D yang berupa kode batang, barcode 2 D berupa kode batang di pinggir yang di tengahnya kotak-kotak atau kode kotak-kotak saja. Di antara beberapa jenis barcode 2 D, yang paling terkenal dan sering digunakan adalah Quick Respose Code (QRC).
Contoh barcode 2D pada boarding pass:
elain digunakan di bandara, barcode 2D sekarang lagi ngetren digunakan di banyak tempat. Coba Anda perhatikan jika Anda pergi ke sebuah toko atau counter selular. Di depan toko atau counter ditempel seperti kartu ATM dengan barcode 1D atau barcode 2D. Dari beberapa pemilik toko dan counter selular yang penulis wawancarai mereka mengatakan bahwa fungsi barcode yang ditempel (biasanya di kaca toko) di depan toko adalah sebagai daftar hadir (presensi) dari sales yang menawarkan produk dari perusahaan yang menjual produknya di toko atau counter selular tersebut. Bagi counter selular produk yang dijual adalah kartu perdana. Bukti bahwa sales telah mengunjungi toko atau counter selular tersebut adalah sales membawa barcode scaner mobile (bergerak atau dapat dibawa kemana-mana) GPS (Global Positioning System) yang selalu bisa dikontrol oleh perusahaan di manapun sales berada.
Contoh barcode 2D pada GPS yang ditempel di toko atau counter selular:
Ponsel dengan barcode scaner:
Barcode 2D ternyata sudah digunakan juga pada pemakaman. Lho, kok bisa? Kelihatannya aneh, bukan? Sebuah pemakaman mewah di Inggris sudah menggunakan barcode 2D yang ditempel pada batu nisan. Apa fungsinya barcode 2D ditempel pada batu nisan? Ternyata fungsi barcode 2 D tadi adalah untuk memberikan informasi pada pengunjung makam yang menggunakan ponsel atau tablet android untuk mengetahui profil orang yang dimakamkan seperti riwayat hidup, pekerjaan, karir, dan lain-lain. Canggih bener ya?
Barcode 2D pada kuburan:
TIPS MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI POST #2
Quote:
Pembaca yang Baik selalu meninggalkan

Dan Komeng