Liputan6.com, Tokyo : Gempa berkekuatan 6,3 SR mengguncang Jepang dekat Kota Kobe Sabtu (13/4/2013) pukul 05.33 pagi waktu setempat. Badan Meteorologi Jepang menyebutkan setidaknya 24 orang cedera dan sejumlah rumah hancur.
Namun seorang pejabat Kementerian Transportasi pada biro penerbangan Osaka Barat keliru memberi pengumuman. Alih-alih mengeluarkan peringatan waspada pasca-gempa, sang pejabat malah mengirim peringatan bahaya serangan rudal Korea Utara.
Pejabat Kementerian Transportasi pada biro penerbangan Osaka barat itu keliru mengirim email ke 87 kantor bandara. Ia menulis sebuah peluru kendali Korea telah diluncurkan. Padahal, seharusnya ia mengirimkan pesan untuk memeriksa kemungkinan kerusakan di bandara setelah gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter mengguncang prefektur Hyogo.
"Pesan keliru itu kemudian diperbaiki 6 menit kemudian, namun sudah terlanjur membuat setidaknya 1 penerbangan domestik ditunda," kata kementerian transportasi Jepang itu, seperti dimuat ABC.
Jepang saat ini berada dalam status siaga penuh menghadapi peluncuran peluru kendali (rudal) Musudan jarak menengah Korut.
Selain itu, Negeri Sakura ini juga memasang rudal-rudal Patriot di ibukota Jepang untuk melindungi 30 juta orang yang menghuni kota ini. Jepang juga menggelarkan destroyer-destroyer Aegis di Laut Jepang untuk mencegat rudal Korea Utara.
Salah Nge-Tweet
Hal serupa juga pernah terjadi pada Rabu 10 April. Ketika itu, pejabat Kota Yokohama keliru mengirimkan peringatan dengan mengumumkan peluncuran roket Korut kepada 40.000 follower akun Twitter-nya.
Informasi peluncuran tersebut diketahui terkirim pada Rabu pukul 08.11 waktu setempat melalui akun Twitter pejabat penanggulangan bencana Jepang.
"Korea Utara telah meluncurkan rudal," tulis akun @yokohama_saigai yang memiliki hampir 40 ribu follower.
Kesalahan itu diketahui sesaat setelah akun itu memposting informasi peluncuran tersebut dari salah seorang follower akun @yokohama_saiga.
"Kami menerima telepon dari salah satu follower kami yang telah menyadari kesalahan itu. Kami memiliki tweet itu dalam keadaan siap dan menunggu. Tapi untuk alasan yang tidak diketahui, tweet itu terkirim." kata seorang pejabat kota.
Tweet itu bertahan sekitar 20 menit, ketika pejabat Yokohama akhirnya memutuskan untuk menghapus dan memposting permintaan maaf secara resmi.
Berikut petikan isi tweet permintaan maaf dari Kantor Departemen Pelayanan Administrasi dan Manajemen Darurat Yokohama.
Informasi peluncuran rudal yang [misinformasi] pada pengiriman sebelumnya tidak benar. Kami meminta maaf dan memperbaikinya.
Untuk informasi peluncuran rudal dari Korea Utara [tentang kesalahan pengiriman informasi] disampaikan sekitar 20 menit pada 10 April, kami menerbitkan
permintaan maaf ke website Yokohama.
http://www.city.yokohama.lg.jp/somu/...410181649.html... # # Yokohama Yokohama.
(Riz)
Untuk negara sekelas Jepang saja bisa salah bikin berita. Pantas saja jurnalis Indonesia banyak yang ngawur macam Tipi Oon
Untung saja bukan perintah untuk meluncurkan rudal balasan. Walau cuma 6 menit, perang dunia ketiga sudah bisa dimulai.