mengacu kepada teori Sigmund Freud yang mengatakan bahwa seks adalah penggerak aktifitas manusia, munculah generasi baru yang mengenyampingkan moralitas sebagai pembatas (aurat) bagi hasrat seksual.
Quote:
Aurat wanita masih merupakan barang tabu dan langka untuk dipertontonkan hingga awal abad 20. Pakaian bagi wanita masih relatif tertutup dengan bentuk yang lebar menutupi ujung lengan hingga mata kaki . Bahkan, ada yang sampai menempel dengan tanah. Pada 1950-an, muncul era
' you can see'yang memamerkan lengan atas hingga ketiak wanita. Dapat dikatakan dari masa inilah dimulainya era ' ketelanjangan' wanita.
Kemudian, oleh para konseptor dalam dunia mode, dimulailah bertebaran pemandangan belahan dada, punggung
(back less), dan belahan pantat
(bottom less). Dengan diperkenalkanya bra tanpa tali pada tahun 1968, para desainer mendapatkan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi pakain
model top less (atasan terbuka). Lalu, dipenghujung melenium kedua, mata pria menjadi sangat dimanjakan oleh tiga perempat bagian tubuh wanita yang terbuka dengan bebasnya ditengah keramaian. Ada kekhawatiran (mungkin ada juga yang bilang harapan) bahwa beberapa puluh tahun kedepan kondisi ketelanjangan perempuan mungkin akan kembali seperti zamannya Hawa, Alias tanpa sehelai benangpun.

Siapa Konseptor di Balik Ketelanjangan Wanita !?
Quote:
Sulit Untuk menunjuk hidung siapa konseptor dibalik perendahan derajat wanita ini. Banyak kritikus mengatakan bahwa peran serta para perancang mode sekuler (bersifat duniawi atau kebendaan) tidak dilepas dari aroma skenario ini. Secara logika, mereka lah yg men-sosialisasikan lebih jauh mengenai ketelanjangan, produk-produk fashion dilabel sebagai kendaraan menuju kebebasan wanita yang sesungguhnya. tapi dibalik bisnis 'menelanjangi wanita ini banyak juga ada proyek lain yang besar atas gerakan itu. lalu para perancang, model, dan artis, sadar atau tidak sadar menjadi bagian kecil dalam permainan ini. Yang bertujuan utntuk memobilisasi sebanyak-banyaknya perempuan dunia untuk memberontak terhadap aturan dalam kitab-kitab suci agama, yang bermuara pada "Pembangkangan Tuhan"
Kaum Wanita yang sangat sensitif dan pintu masuk yang paling mudah adalah kecantikan. Setiap wanita ingin cantik dan ingin menjadi pusat perhatian pria. Lalu, kelemahan pria adalah aurat wanita (seks).
Mengacu pada teroti Sigmund Freud yang mengatakan bahwa seks penggerak aktifitas manusia, bermunculan generasi baru yang menyampingkan moralitas sebagai pembatas bagi hasrat seksual. Teori ini melanjutkan bahwa langkah terbaik untuk memanjakan mata para pria dan hasrat seksualnya yakni memberikan pandangan seluas-luasnya pada aurat perempuan. Kemudian Fashion, hiburan, dan media sebagai pelaksananya, perempuan menjadi pion2 yang dikendalikan oleh "tangan-tangan yg tak terlihat" untuk memancing perilaku primitif laki-laki sehingga Agama dipandang sebagai kemunafikan belaka
Holocaust " Bohong Besar"