- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Presiden 'Curhat' Tak Jadi KSAD


TS
ID.bodoh
Presiden 'Curhat' Tak Jadi KSAD
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak pensiun dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), untuk pertama kali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali masuk ke Markas Besar TNI Angkatan Darat di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2013).
Ketika itu, Presiden mengikuti rangkaian acara TNI AD dengan diawali olahraga di Monumen Nasional. Setelah pemanasan lalu mengelilingi Monas satu kali, jalan santai Presiden dan rombongan berakhir di Mabes AD yang lokasinya tak jauh dari Monas.
Ikut dalam acara itu Wakil Presiden Boediono, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Kepala Staf TNI AD Pramono Edhie Wibowo dalam sambutannya menyebutkan, kunjungan kali ini membangkitkan memori Presiden SBY ketika bertugas sebagai staf di Dinas Penerangan TNI AD. "Hari ini beliau datang sebagai Presiden," ucap Pramono.
Di awal pidatonya, Presiden menceritakan kariernya pascalulus dari Akademi Militer tahun 1973. Berbagai penugasan di dalam dan luar negeri dilakukannya. Akhirnya, Panglima TNI yang ketika itu dijabat Wiranto mengusulkan kepada presiden saat itu, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, agar SBY menjadi KSAD.
SBY mengaku bahwa menjadi KSAD adalah cita-citanya selepas lulus dari Akmil. "Tapi Gus Dur mengambil keputusan saya masuk kabinet. Saya lalu pensiun dini di umur 50 tahun. Waktu batal memimpin Angkatan Darat, kemudian harus masuk politik, terus terang kami sedih, saya, istri, anak-anak karena bukan cita-cita kami. Tapi skenario Allah SWT lebih indah dibanding yang sering kita pikirkan," kata Presiden.
Dari ceritanya itu, Presiden berpesan kepada para perwira pertama dan menengah agar jangan memilih jabatan dan lokasi penugasan. Jabatan apa pun jika dilaksanakan dengan baik, kata dia, pasti akan membawa kebaikan bagi karier ke depan.
"Ragam penugasan mendidik kepribadian. Kalau selalu menjadi komandan biasanya mentalnya memerintah. Semakin tinggi jabatan yang diperlukan kepribadian, tidak hanya fisik dan intelektual," pungkas Presiden.
Ketika itu, Presiden mengikuti rangkaian acara TNI AD dengan diawali olahraga di Monumen Nasional. Setelah pemanasan lalu mengelilingi Monas satu kali, jalan santai Presiden dan rombongan berakhir di Mabes AD yang lokasinya tak jauh dari Monas.
Ikut dalam acara itu Wakil Presiden Boediono, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Kepala Staf TNI AD Pramono Edhie Wibowo dalam sambutannya menyebutkan, kunjungan kali ini membangkitkan memori Presiden SBY ketika bertugas sebagai staf di Dinas Penerangan TNI AD. "Hari ini beliau datang sebagai Presiden," ucap Pramono.
Di awal pidatonya, Presiden menceritakan kariernya pascalulus dari Akademi Militer tahun 1973. Berbagai penugasan di dalam dan luar negeri dilakukannya. Akhirnya, Panglima TNI yang ketika itu dijabat Wiranto mengusulkan kepada presiden saat itu, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, agar SBY menjadi KSAD.
SBY mengaku bahwa menjadi KSAD adalah cita-citanya selepas lulus dari Akmil. "Tapi Gus Dur mengambil keputusan saya masuk kabinet. Saya lalu pensiun dini di umur 50 tahun. Waktu batal memimpin Angkatan Darat, kemudian harus masuk politik, terus terang kami sedih, saya, istri, anak-anak karena bukan cita-cita kami. Tapi skenario Allah SWT lebih indah dibanding yang sering kita pikirkan," kata Presiden.
Dari ceritanya itu, Presiden berpesan kepada para perwira pertama dan menengah agar jangan memilih jabatan dan lokasi penugasan. Jabatan apa pun jika dilaksanakan dengan baik, kata dia, pasti akan membawa kebaikan bagi karier ke depan.
"Ragam penugasan mendidik kepribadian. Kalau selalu menjadi komandan biasanya mentalnya memerintah. Semakin tinggi jabatan yang diperlukan kepribadian, tidak hanya fisik dan intelektual," pungkas Presiden.
SUMBER
turut PRIHATIN
0
909
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan