- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Abel Rodriguez, Pemeran Kisah Cinderella Ala Real Madrid
TS
Prankedd
Abel Rodriguez, Pemeran Kisah Cinderella Ala Real Madrid
Quote:
Jose Mourinho, yang dikenal arogan, menunjukkan sisi lainnya lewat kisah seorang pria beruntung dari Amerika Serikat, Abel Rodriguez.
Siapa sangka Abel Rodriguez, seorang pemoles lantai dari Los Angeles, bisa menjadi anggota tim Real Madrid saat melawan Manchester United? Bagaimana pula pria ini bisa bertemu Jose Mourinho, Sir Alex Ferguson, Diego Maradona, Cristiano Ronaldo, Mesut Ozil, dan Javier Hernandez? Berikut ini kisahnya seperti dikutip dari website Sports Illustrated.
Usaha pria 41 tahun ini tidak mudah. Selama tujuh tahun terakhir, Rodriguez selalu menggunakan jatah libur dua minggu pada musim panas untuk bekerja sebagai anak gawang dan melakukan pekerjaan lainnya untuk membantu tim didikan Mourinho, yang berlatih di LA pada masa pramusim, tanpa bayaran.
“Saya sudah mengikuti perkembangan sepakbola Eropa sejak saya masih kanak-kanak,” kata Rodriguez seperti dilansir oleh Sports Illustrated. Sayang, ia tak pernah punya kesempatan untuk terbang ke Eropa. Padahal, keinginan terbesar dalam hidupnya adalah menyaksikan El Clasico secara langsung.
Tanggal 2 Maret ia pilih sebagai hari merealisasikan impian. Namun, ada dua hal yang menghambat rencana Rodriguez. Pertama, penghasilannya selama ini akan digunakan untuk liburan keluarga. Kedua, ia tak memiliki kontak Mourinho ataupun salah satu stafnya.
“Saya benar-benar ragu untuk pergi,” jelas Rodriguez. “Tapi dorongan justru datang dari istri saya. ‘Kau harus pergi. Hal ini selalu menjadi impianmu.’ Putri tertua saya kemudian datang dan berkata, ‘Ayah harus pergi.’”
Dengan restu keluarga, 28 Februari, Rodriguez mendarat di Madrid dan hadir di kompleks latihan Los Blancos, Valdebebas. Keadannya miris. Ia tak punya tiket pertandingan dan tak punya tempat bermalam. Ketika pihak keamanan melarangnya untuk masuk, Rodriguez terpaksa duduk di pinggir jalan bersalju yang dingin selama lima jam sebelum keajaiban datang.
“Sungguh ajaib ketika saya melihatnya,” jelas Mou. “Saya melihat Abel duduk di jalan di luar tempat latihan. Saya bersiap untuk pergi dengan kendaraan asisten saya, Rui Faria. Seperti biasa, ada banyak orang di luar (kompleks latihan). Namun saya berkata kepada Rui, ‘Berhenti! Itu pria dari Los Angeles.’”
“Amigo! Apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Mourinho. Rodriguez kemudian menjelaskan niatnya untuk melihat Madrid. Namun, mantan manajer Chelsea tersebut tahu benar bahwa tiket El Clasico sudah ludes terjual. Mou lantas bertanya di mana Rodriguez akan menetap selama berada di Spanyol.
“Saya belum melakukan apa-apa soal itu. Prioritas saya adalah melihat kalian dan kemudian membuat kesepakatan. Jika saya gagal menemui kalian, saya akan pergi ke stadion dan mencoba untuk mendapatkan tiket. Jika tak berhasil juga, saya akan terbang kembali ke rumah,” jawab Rodriguez.
Keajaiban terus berlanjut. Mourinho menghubungi seorang asisten demi memberi Rodriguez sebuah kamar di hotel yang sama dengan tempat di mana skuat Madrid berada sebelum duel kontra Barcelona. Pria asal Portugal memintanya untuk beristirahat dan saling bertemu di tempat latihan keesokan harinya.
Satu malam sebelum El Clasico, kedua orang ini saling berbicara selama 90 menit sebelum makan malam bersama seluruh staf pelatih Real Madrid. Rodriguez, yang berencana kembali ke LA setelah tanggal 2 Maret, tak diizinkan pulang oleh Mou karena Madrid akan berangkat ke Inggris untuk melawan Manchester United satu hari setelah menghadapi El Blaugrana.
“Saya katakan padanya, ‘Tidak, Anda akan datang ke Manchester bersama kami dan bekerja sebagai staf yang mengurusi peralatan. Anda telah membantu kami (di LA) dan Anda akan tinggal untuk pertandingan Liga Champions sebagai bagian dari kami,” ungkap Mourinho.
Saking bahagianya, pria Meksiko tersebut menangis. Ia berlari ke kamarnya untuk membawa paspornya. Mourinho lalu mengambil gambar dengan kamera ponselnya dan mengirimkan foto tersebut kepada pihak klub agar Rodriguez bisa ikut ke Manchester.
Tanggal 2 Maret tiba. Rodriguez menyaksikan klub kesayangannya menaklukkan Barcelona 2-1 di Santiago Bernabeu. Pihak klub memberinya tempat duduk yang bagus serta membolehkannya mengunjungi ruang ganti. Tak mau menyiakan kesempatan, Rodriguez pun berfoto bersama CR7 dan Maradona, yang menghadiri pertandingan ini.
Ketika seluruh skuat dan staf Madrid berangkat ke Manchester, Rodriguez telah menjadi salah satu anggota tim mereka sebagai manajer peralatan. Ia membantu mengepak tas untuk penerbangan ke Inggris dan mengerjakan persiapan sesi latihan di kandang Manchester City, Etihad Stadium.
Tanggal 5 Maret, Old Trafford. Rodriguez memenuhi salah satu impiannya seumur hidup. Kita juga bisa melihat keberadaan Rodriguez pada menit ke 00.32 dari tayangan di bawah ini. Ia berada di sebelah kanan dari sudut pandang Ronaldo.
Pertandingan berakhir. Los Merengues melaju ke babak selanjutnya. Duel ini akan selalu diingat akibat kartu merah kontroversial Luis Nani yang mengubah alur pertandingan. Meski Ferguson begitu marah sampai tak mau berbicara di konferensi pers pascapertandingan, Rodriguez melihat secara langsung bagaimana pria Skotlandia tersebut berbagi minuman dengan Mourinho.
“Katakan pada Jose bahwa anggurnya sudah siap, dan katakan padanya untuk bergegas,” ujar Ferguson pada Rodriguez. “Anda adalah seorang pria sejati,” puji Rodriguez kepada kedua manajer setelah itu. Ferguson mengedipkan mata dan bahkan sempat menandatangani sebuah buku.
Beberapa detik sebelum memasuki lapangan, Chicharito telah berbicara pada Rodriguez bahwa ia akan memberi jersey-nya setelah peluit akhir berbunyi. Rodriguez tidak tahu bahwa Mourinho-lah yang meminta pemain Meksiko tersebut melakukan hal ini.
Usai pertandingan, di luar ruang ganti United, pemain bernomor punggung 14 ini memberikan seragamnya beserta tanda tangan. “Berapa lama Anda bekerja untuk Real Madrid?” tanya Chicharito. “’Saya menjelaskan semuanya dan ia tampak terkejut. Tapi ia bilang, ‘Kau tahu? Itu menakjubkan,’” jelas Rodriguez.
Kisah Cinderella ala Rodriguez nyaris berakhir. Ia membawa banyak kenang-kenangan ke LA. Ia mendapatkan seragam Chicharito, Ozil, Kaka dan Michael Essien. Namun, nilainya tak akan mengalahkan ingatannya atas pengalaman luar biasa ini. “Orang-orang ini memperlakukan saya seolah saya adalah bagian dari tim. Kisah ini akan saya ceritakan pada cucu-cucu saya,” tandas Rodriguez.
Di malam ketika pesawat dari Manchester mendarat kembali di Madrid, Rodriguez menyebut ia tak pernah punya kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada Mourinho. Sebagai staf, ia menyelesaikan tugasnya sebagai anggota tim peralatan dengan membongkar muatan pesawat sebelum kembali ke Amerika Serikat.
Siapa sangka Abel Rodriguez, seorang pemoles lantai dari Los Angeles, bisa menjadi anggota tim Real Madrid saat melawan Manchester United? Bagaimana pula pria ini bisa bertemu Jose Mourinho, Sir Alex Ferguson, Diego Maradona, Cristiano Ronaldo, Mesut Ozil, dan Javier Hernandez? Berikut ini kisahnya seperti dikutip dari website Sports Illustrated.
Usaha pria 41 tahun ini tidak mudah. Selama tujuh tahun terakhir, Rodriguez selalu menggunakan jatah libur dua minggu pada musim panas untuk bekerja sebagai anak gawang dan melakukan pekerjaan lainnya untuk membantu tim didikan Mourinho, yang berlatih di LA pada masa pramusim, tanpa bayaran.
“Saya sudah mengikuti perkembangan sepakbola Eropa sejak saya masih kanak-kanak,” kata Rodriguez seperti dilansir oleh Sports Illustrated. Sayang, ia tak pernah punya kesempatan untuk terbang ke Eropa. Padahal, keinginan terbesar dalam hidupnya adalah menyaksikan El Clasico secara langsung.
Tanggal 2 Maret ia pilih sebagai hari merealisasikan impian. Namun, ada dua hal yang menghambat rencana Rodriguez. Pertama, penghasilannya selama ini akan digunakan untuk liburan keluarga. Kedua, ia tak memiliki kontak Mourinho ataupun salah satu stafnya.
“Saya benar-benar ragu untuk pergi,” jelas Rodriguez. “Tapi dorongan justru datang dari istri saya. ‘Kau harus pergi. Hal ini selalu menjadi impianmu.’ Putri tertua saya kemudian datang dan berkata, ‘Ayah harus pergi.’”
Dengan restu keluarga, 28 Februari, Rodriguez mendarat di Madrid dan hadir di kompleks latihan Los Blancos, Valdebebas. Keadannya miris. Ia tak punya tiket pertandingan dan tak punya tempat bermalam. Ketika pihak keamanan melarangnya untuk masuk, Rodriguez terpaksa duduk di pinggir jalan bersalju yang dingin selama lima jam sebelum keajaiban datang.
“Sungguh ajaib ketika saya melihatnya,” jelas Mou. “Saya melihat Abel duduk di jalan di luar tempat latihan. Saya bersiap untuk pergi dengan kendaraan asisten saya, Rui Faria. Seperti biasa, ada banyak orang di luar (kompleks latihan). Namun saya berkata kepada Rui, ‘Berhenti! Itu pria dari Los Angeles.’”
“Amigo! Apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Mourinho. Rodriguez kemudian menjelaskan niatnya untuk melihat Madrid. Namun, mantan manajer Chelsea tersebut tahu benar bahwa tiket El Clasico sudah ludes terjual. Mou lantas bertanya di mana Rodriguez akan menetap selama berada di Spanyol.
“Saya belum melakukan apa-apa soal itu. Prioritas saya adalah melihat kalian dan kemudian membuat kesepakatan. Jika saya gagal menemui kalian, saya akan pergi ke stadion dan mencoba untuk mendapatkan tiket. Jika tak berhasil juga, saya akan terbang kembali ke rumah,” jawab Rodriguez.
Keajaiban terus berlanjut. Mourinho menghubungi seorang asisten demi memberi Rodriguez sebuah kamar di hotel yang sama dengan tempat di mana skuat Madrid berada sebelum duel kontra Barcelona. Pria asal Portugal memintanya untuk beristirahat dan saling bertemu di tempat latihan keesokan harinya.
Satu malam sebelum El Clasico, kedua orang ini saling berbicara selama 90 menit sebelum makan malam bersama seluruh staf pelatih Real Madrid. Rodriguez, yang berencana kembali ke LA setelah tanggal 2 Maret, tak diizinkan pulang oleh Mou karena Madrid akan berangkat ke Inggris untuk melawan Manchester United satu hari setelah menghadapi El Blaugrana.
“Saya katakan padanya, ‘Tidak, Anda akan datang ke Manchester bersama kami dan bekerja sebagai staf yang mengurusi peralatan. Anda telah membantu kami (di LA) dan Anda akan tinggal untuk pertandingan Liga Champions sebagai bagian dari kami,” ungkap Mourinho.
Saking bahagianya, pria Meksiko tersebut menangis. Ia berlari ke kamarnya untuk membawa paspornya. Mourinho lalu mengambil gambar dengan kamera ponselnya dan mengirimkan foto tersebut kepada pihak klub agar Rodriguez bisa ikut ke Manchester.
Tanggal 2 Maret tiba. Rodriguez menyaksikan klub kesayangannya menaklukkan Barcelona 2-1 di Santiago Bernabeu. Pihak klub memberinya tempat duduk yang bagus serta membolehkannya mengunjungi ruang ganti. Tak mau menyiakan kesempatan, Rodriguez pun berfoto bersama CR7 dan Maradona, yang menghadiri pertandingan ini.
Ketika seluruh skuat dan staf Madrid berangkat ke Manchester, Rodriguez telah menjadi salah satu anggota tim mereka sebagai manajer peralatan. Ia membantu mengepak tas untuk penerbangan ke Inggris dan mengerjakan persiapan sesi latihan di kandang Manchester City, Etihad Stadium.
Tanggal 5 Maret, Old Trafford. Rodriguez memenuhi salah satu impiannya seumur hidup. Kita juga bisa melihat keberadaan Rodriguez pada menit ke 00.32 dari tayangan di bawah ini. Ia berada di sebelah kanan dari sudut pandang Ronaldo.
Pertandingan berakhir. Los Merengues melaju ke babak selanjutnya. Duel ini akan selalu diingat akibat kartu merah kontroversial Luis Nani yang mengubah alur pertandingan. Meski Ferguson begitu marah sampai tak mau berbicara di konferensi pers pascapertandingan, Rodriguez melihat secara langsung bagaimana pria Skotlandia tersebut berbagi minuman dengan Mourinho.
“Katakan pada Jose bahwa anggurnya sudah siap, dan katakan padanya untuk bergegas,” ujar Ferguson pada Rodriguez. “Anda adalah seorang pria sejati,” puji Rodriguez kepada kedua manajer setelah itu. Ferguson mengedipkan mata dan bahkan sempat menandatangani sebuah buku.
Beberapa detik sebelum memasuki lapangan, Chicharito telah berbicara pada Rodriguez bahwa ia akan memberi jersey-nya setelah peluit akhir berbunyi. Rodriguez tidak tahu bahwa Mourinho-lah yang meminta pemain Meksiko tersebut melakukan hal ini.
Usai pertandingan, di luar ruang ganti United, pemain bernomor punggung 14 ini memberikan seragamnya beserta tanda tangan. “Berapa lama Anda bekerja untuk Real Madrid?” tanya Chicharito. “’Saya menjelaskan semuanya dan ia tampak terkejut. Tapi ia bilang, ‘Kau tahu? Itu menakjubkan,’” jelas Rodriguez.
Kisah Cinderella ala Rodriguez nyaris berakhir. Ia membawa banyak kenang-kenangan ke LA. Ia mendapatkan seragam Chicharito, Ozil, Kaka dan Michael Essien. Namun, nilainya tak akan mengalahkan ingatannya atas pengalaman luar biasa ini. “Orang-orang ini memperlakukan saya seolah saya adalah bagian dari tim. Kisah ini akan saya ceritakan pada cucu-cucu saya,” tandas Rodriguez.
Di malam ketika pesawat dari Manchester mendarat kembali di Madrid, Rodriguez menyebut ia tak pernah punya kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada Mourinho. Sebagai staf, ia menyelesaikan tugasnya sebagai anggota tim peralatan dengan membongkar muatan pesawat sebelum kembali ke Amerika Serikat.
Quote:
Kalau Bermanfaat
0
1.8K
Kutip
12
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan