- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
4 Alam Yang Ditempuh Oleh Manusia


TS
sawfie
4 Alam Yang Ditempuh Oleh Manusia









4 Alam Yang Ditempuh Oleh Manusia
Spoiler for no repost :


Quote:

Pernahkah kita mengajukan pertanyaan kepada diri kita masing-masing, Dimanakah kita sebelum dilahirkan? Apa dan bagaimana kita selama di alam kandungan yang gulita itu? Bagaimanakah proses perjalanan yang melelahkan itu sehingga kita sampai ke dunia ini? Lantas apa tujuan kita hidup di dunia? Apa yang terjadi dengan umur kita yang semakin bertambah dan kian hari usia kita semakin berkurang? Setelah tutup usia, kemanakah kaki kita melangkah? Sekilas pertanyaan-pertanyaan tersebut terlihat biasa, namun pada hakikatnya sungguh luar biasa. Sebab semua pertanyaan tersebut menyangkut proses perjalanan manusia, dari alam roh hingga alam yang kekal nan abadi yakni akhirat. Saat ini kita berada di alam Dunia, namun pernahkah kita sejenak merenungkan ini?
Menurut keterangan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits dikemukakan dengan jelas dan tegas, bahwa manusia akan melalui berbagai alam atau hidup dalam tahap-tahapan yang pasti dilaluinya. Ada 4 tahapan yang harus dilalui manusia yaitu:
1. Alam Kandungan
2. Alam Dunia
3. Alam Kubur(Barzakh)
4. Alam Akhirat
Kenapa Alam Roh tidak ane masukin sebagai alam yang pertama? Karena menurut ane pribadi hal tersebut tidak bisa di uraikan dengan detail. Ane pun percaya Alam Roh itu ada, tapi bagaimana keadaan atau kondisinya hanya Allah SWT yang tahu. Karena itu ane hanya bisa menerapkan 4 alam manusia saja

Back to topik gan...
Keempat alam yang ditempuah oleh setiap jiwa atau ruh manusia itu, benar-benar telah dikemukakan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, yang uraiannya secara ringkas adalah sebagai berikut:
Quote:
1. Alam Kandungan

Yaitu sewaktu manusia itu masih dalam kandungan ibu, dan pada waktu itulah dimulainya proses kejadian manusia, yakni Allah SWT menciptakan manusia dari saripati(berasal) dari tanah, dari saripati itu Allah SWT jadikan air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Allah SWT jadikan segumpal darah yang kemudian dijadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Allah bungkus dengan daging. Setelah itu barulah Allah menjadikannya makhluk yang berwujud manusia seperti kita. Jadi pada tahap yang pertama ini manusia telah mengalami hidup di alam kandungan, yang keadaan di situ adalah amat sempit, terbatas, banyak kesukaran, dan penuh kegelapan yang tertimbun-timbun. Dan pada waktu itu manusia belum mengerti situasi dan kondisi. Dalam hal ini dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman: Artinya;
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang , lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minuun : 12-14)
Kemudian disebutkan dalam sebuah hadits : Artinya :
“Bahwasanya seseorang dari kamu itu dikumpulkan kejadiannya dalam kandungan ibunya 40 hari, masih berwujud air mani. Lalu jadilah segumpal darah selama 40 hari, kemudian Allah mengutus malaikat, lalu meniupkan ruh didalam tubuhnya dan diperintah dalam empat perkara ialah : menuliskan ketetepan tentang rezekinya, ajalnya, amalnya dan menjadi orang celaka atau bahagia”. (HR. Imam Muslim)
Sesudah sembilan bulan lamanya berada didalam rahim ibu, yang dikandungnya dengan susah payah, penuh rasa keprihatinan, maka lahirlah manusia itu ke alam wujud dalam keadaan yang masih kecil dan lemah, tidak punya daya dan kekuatan, belum punya ilmu dan harta, maka barulah manusia akan mengalami fase kehidupan di alam dunia yang fana ini.

Yaitu sewaktu manusia itu masih dalam kandungan ibu, dan pada waktu itulah dimulainya proses kejadian manusia, yakni Allah SWT menciptakan manusia dari saripati(berasal) dari tanah, dari saripati itu Allah SWT jadikan air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Allah SWT jadikan segumpal darah yang kemudian dijadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Allah bungkus dengan daging. Setelah itu barulah Allah menjadikannya makhluk yang berwujud manusia seperti kita. Jadi pada tahap yang pertama ini manusia telah mengalami hidup di alam kandungan, yang keadaan di situ adalah amat sempit, terbatas, banyak kesukaran, dan penuh kegelapan yang tertimbun-timbun. Dan pada waktu itu manusia belum mengerti situasi dan kondisi. Dalam hal ini dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman: Artinya;
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang , lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minuun : 12-14)
Kemudian disebutkan dalam sebuah hadits : Artinya :
“Bahwasanya seseorang dari kamu itu dikumpulkan kejadiannya dalam kandungan ibunya 40 hari, masih berwujud air mani. Lalu jadilah segumpal darah selama 40 hari, kemudian Allah mengutus malaikat, lalu meniupkan ruh didalam tubuhnya dan diperintah dalam empat perkara ialah : menuliskan ketetepan tentang rezekinya, ajalnya, amalnya dan menjadi orang celaka atau bahagia”. (HR. Imam Muslim)
Sesudah sembilan bulan lamanya berada didalam rahim ibu, yang dikandungnya dengan susah payah, penuh rasa keprihatinan, maka lahirlah manusia itu ke alam wujud dalam keadaan yang masih kecil dan lemah, tidak punya daya dan kekuatan, belum punya ilmu dan harta, maka barulah manusia akan mengalami fase kehidupan di alam dunia yang fana ini.
Quote:
2. Alam Dunia

Tersebut dalam firman-Nya:
Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”. ( Q.S An-Nahl : 78)
Setelah manusia manusia itu lahir dari kandungan sang ibu dan hidup, maka barulah manusia itu menempuh kehidupan yang kedua kalinya, yaitu hidup di alam dunia. Maka mulailah manusia setelah lahir didunia mengalami pertumbuhan yang pasti berlaku, dari kecil menjadi besar dan dari muda menjadi tua. Ditahap yang fana, tujuan utamanya adalah untuk mengejar kebaikan bagi yang beriman dan berakal sehat, bagi yang tidak beriman ia akan menumpuk-numpuk kejahatan. Oleh sebab itu dunia ini dapatlah dianggap sebagai sebab-sebab dapat diperolehnya kebahagiaan atau kecelakaan. Dan hanyalah kehidupan dunia adalah merupakan kenikmatan yang memperdayakan dan menipu. Di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman:
Artinya:
“kehidupan dunia itu lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Q.S Ali Imran :185)
Oleh karena itu dalam kesempatan menempuh kehidupan pada tahap yang kedua ini yakni hidup di alam dunia janganlah seseorang hanya terpedaya dengan kemewahan, kemegahan, kesenangan dan kenikmatan dunia saja, dan jangan pula tertipu oleh bujukan syaithan dalam mentaati Allah SWT. Akan tetapi kejarlah dan bersegeralah memperbanyak amal shalih dalam kesempatan yang telah dimodali dengan umur itu sebagai bekal untuk menempuh kehidupan di alam selanjutnya.
Bukankah dalam hal ini Allah Ta’ala memperingatkan kepada kita sebagaimana firman-Nya:
Artinya:
”sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan(pula) penipu(syaithan) memperdayakan kamu dalam(mentaati) Allah”. (Q.S Luqman : 33)

Tersebut dalam firman-Nya:
Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”. ( Q.S An-Nahl : 78)
Setelah manusia manusia itu lahir dari kandungan sang ibu dan hidup, maka barulah manusia itu menempuh kehidupan yang kedua kalinya, yaitu hidup di alam dunia. Maka mulailah manusia setelah lahir didunia mengalami pertumbuhan yang pasti berlaku, dari kecil menjadi besar dan dari muda menjadi tua. Ditahap yang fana, tujuan utamanya adalah untuk mengejar kebaikan bagi yang beriman dan berakal sehat, bagi yang tidak beriman ia akan menumpuk-numpuk kejahatan. Oleh sebab itu dunia ini dapatlah dianggap sebagai sebab-sebab dapat diperolehnya kebahagiaan atau kecelakaan. Dan hanyalah kehidupan dunia adalah merupakan kenikmatan yang memperdayakan dan menipu. Di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman:
Artinya:
“kehidupan dunia itu lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Q.S Ali Imran :185)
Oleh karena itu dalam kesempatan menempuh kehidupan pada tahap yang kedua ini yakni hidup di alam dunia janganlah seseorang hanya terpedaya dengan kemewahan, kemegahan, kesenangan dan kenikmatan dunia saja, dan jangan pula tertipu oleh bujukan syaithan dalam mentaati Allah SWT. Akan tetapi kejarlah dan bersegeralah memperbanyak amal shalih dalam kesempatan yang telah dimodali dengan umur itu sebagai bekal untuk menempuh kehidupan di alam selanjutnya.
Bukankah dalam hal ini Allah Ta’ala memperingatkan kepada kita sebagaimana firman-Nya:
Artinya:
”sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan(pula) penipu(syaithan) memperdayakan kamu dalam(mentaati) Allah”. (Q.S Luqman : 33)
lanjut gan...
Diubah oleh sawfie 12-04-2013 05:42
0
39.8K
Kutip
73
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan