Kaskus

Entertainment

solusibijakAvatar border
TS
solusibijak
Seri Keluarga : Menangani Konfrontasi Mertua vs Menantu
Seri Keluarga : Menangani Konfrontasi Mertua vs Menantu
Dalam pernikahan, salah satu topic hot yang biasanya timbul adalah hubungan mertua & menantu. Sayangnya tidak sedikit kasus konflik yang terjadi antar keduanya, baik menantu perempuan vs ibu mertua, menantu laki vs ayah mertua dan lain sebagainya.

Awal munculnya sebuah konfrontasi dapat beragam, mulai cemburu, perbedaan pandangan, kebiasaan yang tidak sama, atau terkadang muncul dari hal sepele yang sebenarnya tidak perlu diributkan. Dalam pandangan lain, para menantu sering berpikir, bagaimana caranya membuat sang mertua bersikap baik kepada mereka sedangkan disisi mertua, para mertua ingin membuat sang menantu menghormati & menyayangi mereka. Bagaimana mencapai titik temunya? Demikian poin dari kami untuk rekan sekalian dalam topic “Konfrontasi Mertua vs Menantu.”

Ubahlah diri kita sebelum mengubah diri orang lain.
Sikap kita menentukan respons dari orang lain dan dalam hal ini kemungkinan orang yang dekat dengan anda, seperti suami / istri ; anak dan mertua / menantu. Tidak ada salahnya kita memiliki mental bola tenis (yang dilempar keras pun tidak apa-apa) dan jangan mental telur (Permukaannya halus, tidak seperti bola tenis yang kasar, tetapi telur sangat mudah pecah apabila terbentur dengan benda keras).

Jangan memaksakan kehendak kepada mertua atau menantu.
Dalam beberapa kasus, ketika mertua & menantu tinggal dalam satu atap, masalah biasanya akan mudah timbul, baik dari hal kecil sampai hal besar. Mertua / menantu yang menjadi pemilik rumah cenderung untuk memaksakan kehendak kepada pihak lain karena merasa jadi penentu keputusan dirumah meski hal tersebut kurang bijaksana. Kebebasan untuk memilih / melaksanakan pilihan yang lain harus dihargai & tidak boleh diterima sebagai suatu pemberontakan.

Biasakan mengatur tutur dan pemilihan kata yang bijak dengan intonasi tepat.
Walau terkesan sangat berhati-hati, setiap orang sadar / tidak sadar lebih suka mendengar / melihat kata yang diucapkan dengan baik. Dalam artikel Menjadi Orang Tua yang Bijak, komunikasi harus dibiasakan mengandung ketiga kata “tolong” ketika meminta tolong akan sesuatu ; “terima kasih” ketika anggota keluarga telah melakukan sesuatu untuk rekan sekalian dan “maaf” ketika kita telah melakukan kesalahan.

Belajar menempatkan diri dari kacamata pihak lain.
Setiap manusia adalah unik dan dibentuk dari variable yang meliputi keluarga, pendidikan, budaya dirumah, tradisi, kepercayaan dan banyak hal lain. Setiap aksi yang diambil seseorang (baik mertua / menantu) biasanya ada latar belakang dan kecenderungan yang mengikuti pilihannya. Dapat karena mungkin factor ekonomi masa kecil yang susah sehingga cenderung pelit, atau keluarga super kaya sehingga tanpa sadar ada style snobbish / borjuis, dan banyak lagi alasan lain. Meski sulit, “memakai kacamata” pihak lain akan memudahkan pemahaman kita dalam meneliti perilaku.

Gengsi / ego hanya akan membawa hal yang kurang baik dalam relasi yang bermasalah. Dengan memulai untuk menuntaskan masalah yang terjadi dengan mencari solusi akan menunjukkan kebesaran hati & jiwa kita sebagai mertua / menantu. Jangan menunggu pihak lain yang lebih dulu berdamai, tetapi rekan sekalian yang harus menunjukkan niat baik terlebih dahulu. Biasakan berpikir positif dengan memandang proses yang terjadi untuk membentuk kedewasaan, kesabaran & ketabahan rekan sekalian. Ingat motto, “Orang sabar disayang Tuhan.”

Poin Selanjutnya adalah...

Seri Keluarga Solusi Bijak :
http://www.solusibijak.com/blog-keluarga

Seri Kepemimpinan Solusi Bijak :
http://solusibijak.com/kepemimpinan

Seri Perpajakan Solusi Bijak :
http://solusibijak.com/blog-pajak
0
2.1K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan