Garuda Indonesia dan Lion Air berencana menyediakan fasilitas wifi di armadanya. Jika benar-benar direalisasikan, dua maskapai ini bisa menjadi bagian dari sejarah. Sebab, selama ini belum ada maskapai penerbangan yang melengkapi armadanya dengan fasilitas wifi.
Pengamat penerbangan Alvin Lie menuturkan, bukan mustahil teknologi tersebut diterapkan di pesawat yang beroperasi di Indonesia. "Sangat bisa, asalkan maskapainya mau investasi besar karena tidak murah," ungkap Alvin kepada merdeka.com, Kamis (11/4).
Meski tidak menyebutkan secara pasti, Alvin meyakini pemasangan wifi di pesawat membutuhkan investasi jutaan dolar untuk satu unit pesawat. Sebab, kata dia, pesawat harus dibongkar karena wajib dipasang semacam dinding pengaman agar sinyal dari wifi tidak bocor ke jalur komunikasi navigasi.
Selain itu, Alvin mengatakan, tidak semua jenis pesawat bisa dipasang wifi. "Tidak sembarangan jenis pesawat," tegasnya. Untuk jenis pesawat yang banyak digunakan di Indonesia seperti Boeing dan Airbus, kata dia, sudah bisa dipasang teknologi ini.
Dia mengatakan, penggunaan sinyal telekomunikasi dalam pesawat sesungguhnya bukan hal baru. Pada dekade 80-an, pesawat sudah dilengkapi dengan telepon yang memungkinkan penumpang bisa berkomunikasi dengan telepon.
Alvin mengapresiasi ide maskapai yang berkeinginan memasang wifi di armadanya. "Ini mengurangi risiko penumpang nakal yang diam-diam menyalakan telepon genggam di dalam pesawat," imbuhnya.
Maskapai penerbangan nasional tengah berlomba memberikan pelayanan terbaik bagi penumpangnya. Fasilitas modern pun disiapkan.
Di tengah geliat bisnis yang tinggi saat ini membuat kebutuhan akan dunia on-line sangat tinggi. Dunia maya menjadi salah satu media tercepat dalam melakukan komunikasi atau sekedar mencari informasi.
Seperti yang dilakukan maskapai penerbangan low price Lion Air. Maskapai penerbangan murah ini seperti tidak kehabisan strategi untuk menguasai pasar penerbangan nasional. Setelah mencuri perhatian dengan aksi bisnisnya membeli 234 pesawat airbus, kini maskapai milik Rusdi Kirana ini mencoba terobosan baru untuk armadanya.
Lion mengikuti strategi Garuda Indonesia memasang fasilitas layanan internet di pesawat. Aksi ini sebagai salah satu strategi menjaring penumpang.
Penerapan sistim wi-fi di moda transportasi udara di Indonesia sebetulnya sudah bisa dilakukan. Namun keputusan implementasi masih harus menunggu izin dari regulator telekomunikasi dan penerbangan.
Meski di Indonesia belum ada namun beberapa maskapai di dunia telah menerapkan ini. Hasil survei IMS Research saat ini tercatat hanya 80 maskapai saja yang memiliki jaringan wi-fi dalam penerbangan.
Bahkan di Amerika Serikat sudah 80 persen maskapainya menyediakan akses internet melalui wi-fi.
- American Airlines
American Airlines menawarkan koneksi melalui wi-fi untuk hampir semua jenis pesawatnya. Sekitar 300 armada pesawat terbang telah terpasang jaringan nirkabel ini.
Untuk pesawat terbang Boeing 767-200 sudah dapat mendukung internet Wi-Fi dari AA, sedangkan untuk pesawat terbang 300 MD-80 dan Boeing 737-800 juga akan mendukung internet wi-fi dari AirCell.
Dalam penerbangan menggunakan armada pesawat terbang Amerika, internet akan diaktifkan setelah pesawat mencapai ketinggian sekitar 10.000 kaki dan internet harus dinonaktifkan kembali sebelum pesawat turun.
Di luar negeri beberapa perusahaan seperti AeroMobile Communications Ltd (Inggris), OnAir (Swiss), dan Aircell (Amerika Serikat) yang menyediakan perangkat ke berbagai maskapai.
- All Nippon Airways
All Nippon Airways (ANA) ialah salah satu maskapai penerbangan asal Jepang. Maskapai ini berencana menawarkan layanan wi-fi di penerbangan internasional mulai Juli tahun ini.
ANA akan melengkapi 28 pesawat di rute internasional dengan sistem wi-fi berbasis satelit dari OnAir (perusahaan asal Swiss). Pesawat yang akan pertama dipasangi Wi-Fi adalah B777-300ER dan B767-300ER, dan kemudian akan berlanjut ke B787 Dreamliner.
Rencana ini akan menghabiskan dana sekitar Rp 119 miliar. Penerbangan internasional lebih dipilih untuk pemasangan wi-fi ini karena lebih menguntungkan. Pasalnya, pada layanan domestik waktu tempuh lebih singkat.
- Emirates
Maskapai asal Uni Emirat Arab ini memasang perangkat wi-fi pada hampir seluruh armada Airbus A380 nya. Airbus A380 dipilih untuk pemasangan layanan wi-fi karena merupakan pesawat dengan contoh teknologi penerbangan modern.
Para penumpang Emirates dapat mengakses layanan wi-fi di udara dengan menggunakan perangkat komputasi mereka, termasuk ponsel, komputer tablet, dan laptop. Biaya yang dikenakan terbilang cukup terjangkau yakni mulai dari USD 7,50 atau sekitar Rp 75.000 untuk perangkat ponsel dan USD 15 atau sekitar Rp 150.000 untuk laptop.
Sebagai penyedia perangkat jaringan wi-fi, Emirates memercayakan kepada OnAir, vendor inflight connectivity yang berbasis di Jenewa, Swiss.
- Singapore Airlines
Tahun lalu Singapore Airlines secara resmi meluncurkan in-flight wi-fi untuk layanan telepon genggam dan memasangnya di beberapa maskapai penerbangan.? In-Flight wi-fi sekarang tersedia di 14 pesawat terbang Singapura termasuk Airbus A340-500 yang digunakan pada penerbangannya ke Amerika Serikat.
Melalui kemitraan dengan OnAir, vendor inflight connectivity yang berbasis di Jenewa, Swiss, teknologi ini akan diluncurkan di seluruh maskapai jarak jauh Singapore Airlines Airbus A380-800, A340-500 dan Boeing 777-300ER. Untuk menikmati fasilitas canggih ini, para penumpang tentu saja akan dikenai biaya.
Teknolofi wi-fi tersebut dalam penerbangan akan dikenai biaya USD 25 untuk data sebesar 30 megabyte dan USD 10 untuk data sebesar 10 megabyte.
source :
http://www.merdeka.com/uang/6-maskap...-di-udara.html