- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kesaksian Keluarga Korban LP Cebongan Sleman
TS
erlanggaparzela
Kesaksian Keluarga Korban LP Cebongan Sleman
Quote:
Kesaksian Keluarga Korban LP Cebongan Sleman
Keluarga keempat korban penembakan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta membantah jika keempat almarhum adalah preman yang berkeliaran di tempat hiburan malam. Keluarga menyebut jika keempat almarhum adalah warga biasa yang punya pekerjaan tetap.
"Adik saya, Yohanes Juan Mambait, sampai akhir hayat adalah anggota polisi," kata Victor Mambait dalam jumpa pers di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, 9 April 2013.
Victor sampai saat ini tak tahu status almarhum adiknya itu, sebab dalam berbagai media massa pihak polisi menyebut Juan sudah dipecat. Dia menyebut adiknya punya banyak prestasi sebagai anggota polisi. Pada tahun 2001-2003, Juan pernah bertugas sebagai anggota Brigade Mobile di Aceh. Selain itu, Juan pernah bertugas di perbatasan Timor Timur.
"Atas tugas itu dia dapat kenaikan pangkat satu priode lebih cepat, dari Briptu ke Bripka," kata Victor. "Dia juga diberi penghargaan Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Rencong, dan Satya Lencana Nusabakti yang ditandatangani Presiden Megawati."
Victor menyesalkan penembakan yang merenggut nyawa adiknya. Sebab dalam pesan singkat terakhir yang dikirim Juan menyebutkan dia tak bersalah. Sementara saat disinggung kedekatan Juan dengan tempat hiburan malam, Victor menyebut bahwa adiknya terakhir menjadi polisi biasa yang bertugas menjaga sejumlah tempat hiburan malam. "Tapi namanya apa saya lupa, bukan Hugo's Cafe," kata dia.
Sementara itu, Yani Rohi Riwu, kakak perempuan dari almarhum Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu membantah jika adiknya seorang preman. Dia menyebut Gameliel bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah tempat spa di Yogyakarta. Sebelumnya Gameliel pernah bekerja sebagai petugas keamanan di Trans Yogya.
"Adik saya tidak pernah berhubungan dengan tempat hiburan malam, seminggu sebelum meninggal dia ikut kegiatan gereja," kata Yani.
Jorhan Hans Kaja, keluarga dari Hendrik Angel Sahetapi mengaku tidak tahu menahu soal kehidupan Hendrik di Yogyakarta. Begitu pun aktifitas Hendrik di tempat hiburan malam seperti Hugo's Cafe. Dia hanya menyebut Hendrik ikut dalam sebuah organisasi massa yang dipimpin anak petinggi Yogyakarta, Paku Alam.
Terakhir, Yohanes lado, kakak dari almarhum Adrianus Candra Galaga membantah jika adiknya anggota kelompok preman. Dia juga membantah Adrianus keluar-masuk tempat hiburan malam. "Adik saya mahasiswa, setahu keluarga di kampung dia belajar," kata Yohanes.
Sehingga pihak keluarga mengaku tak tahu kaitan keempat korban dengan peristiwa di Hugo's Cafe. Mereka pun sepakat menuntut polisi untuk mengusut tuntas kasus Hugo's Cafe meski pun keempat tersangka sudah meninggal dunia.
"Kami ingin fakta yang sejujurnya, karena bukan kami saja korbannya, keluarga Serka Heru Santoso juga korban sebenarnya," kata Victor Mambait.
Pada, Kamis 4 April 2013 Ketua Tim Investigasi TNI AD, Brigadir Jenderal Unggul Yudhoyono menyatakan 11 anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah terlibat dalm aksi penembakan itu. Dari 11 anggota Kopassus, ada dua yang tidak ikut melakukan aksi penyerangan, keduanya bermaksud mencegah dan menggagalkan aksi sembilan teman mereka. Tim investigasi TNI AD menyebut anggota Kopassus berinisial U sebagai penembak keempat tahanan Polda Yogyakarta yang terjadi pada 23 Maret dini hari lalu. Simak penyerangan LP Cebongan
SUMBER.......
Semua ada hikmahnya!!!!
0
6.4K
Kutip
66
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan