- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Antara demam "sereal" dan nasib petani lokal


TS
Gorousei
Antara demam "sereal" dan nasib petani lokal
Quote:
Demi kebaikan nasib petani-petani kita, mohon di rate 5 agan-agan biar banyak kaskuser pada baca

Saya lg bengong aja depan TV. Sampai lama-lama saya sadar kalo makin banyak produk makanan menggembar-gemborkan istilah “Gandum Utuh”. Ya, mulai dari sereal sarapan, sampai biskuit, semuanya mengunggulkan gandum utuh sebagai salah satu komposisi produk mereka.
Quote:
gandum utuh tuh apaan sih?
Sebetulnya bukan segi gandum utuhnya yang ingin saya bicarakan. Biarlah anak-anak pangan yang mengerti lebih banyak untuk mengupasnya lebih dalam. Intinya gandum utuh, atau dalam bahasa inggrisnya ialah “whole wheat” ialah bahan baku pangan yang berasal dari gandum yang tidak mengalami pengupasan kulit luarnya, atau istilahnya “bran” dan juga “germ“. Pada gandum yang mengalami penyosohan sampai bisa diproses jadi terigu, bagian yang dimanfaatkan hanya endospermanya saja, sedangkan bran dan germ terbuang dalam proses penyosohan. Padahal bran dan germ ini adalah sumber vitamin dan serat yang tidak ditemukan pada endosperma.

Quote:
Terus, kok bisa sih tiba-tiba si gandum utuh ini jadi beken??
Jadi, saya pernah menonton sebuah program di televisi. Ceritanya tentang perang produk makanan antar perusahaan makanan, seperti nestle, arnotts, dll. waktu itu episodenya tentang sereal sarapan. Di Amerika sana, perang produk sereal ini sudah berlangsung sejak tahun 40an (kalo ga salah nih


Quote:
Terus??
Nah, terus bagian inilah yang belum saya mengerti. Kok demamnya bisa sampai ke Indonesia? kok ga cuma di produk sereal? Tapi yang pasti,, di saat di Amerika penggunaan gandum utuh adalah sebuah regulasi, di Indonesia, ini menjadi ajang “PROMOSI”, terutama buat kebanyakan warga kita yang awam soal gandum. pokoknya dibilangin mengandung serat langsung seneng, pada beli aja..
Padahal...
Coba kita pikir baik2, kondisi bangsa kita jauh berbeda. sumber serat kita jauh lebih banyak. sayuran, buah-buahan, berserakan di negeri ini. Sampai sekarang di rumah saya, ibu saya hampir tidak pernah membeli sayur untuk lalapan, semuanya dari pekarangan. Dan satu yang pasti ,, bangsa kita TIDAK menanam gandum. Artinya, uang yang kita keluarkan untuk membeli produk gandum utuh ini sana saja dikeluarkan untuk membayar keringat petani luar negeri. Padahal, coba liat kondisi petani kita. MISKIN BUUNG!!! Istilah petani identik dengan kemiskinan. itu sudah cerita lama. Mengapa tidak kita keluarkan uang kita untuk membeli sayur lokal saja, bukan gandum utuh. Untuk karbohidrat, masih banyak beras lokal, jagung, ubi, singkong, bisa didapatkan dengan harga murah, dan rasa yang enak. Jelas uang kita akan digunakan untuk membayar keringat petani kita sendiri.

Quote:
akhirnya... saya punya pertanyaan untuk kita..
1. Pernah beli biskuit dengan gandum utuh?? oke, pernah, termasuk saya
2. Pernah beli pecel ayam atau pecel lele?? pasti, termasuk saya
3. Ketika anda membeli pecel lele, apakah sayurannya anda makan? atau dicampur ke air kobokan? atau dibuang?
Ketika anda melakukan hal di atas, pikirkan, anda telah menghargai keringat petani luar, tapi membuang hasil jerih payah petani sendiri. padahal fungsi keduanya sama, sumber serat.
SUMBER
Diubah oleh Gorousei 08-04-2013 17:21
0
2.3K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan