Hi Agan, Sista,
Ane udah lama malang melintang jadi silent reader di STFH, baca cerita Ndunkz, buat ane mau share kisah ane. Seperti kebanyakan trit di sini, ane shared cerita ini dengan dua syarat gan, syarat pertama dilarang kepo atas kehidupan pribadi TS, dan syarat kedua, ntar menyusul, ane pikirin trus tambahin.
Mohon ratenya dan keep udapte dengan ceritanya
Eits, kelupaan, Horas...
Spoiler for 1. Who we are:
Panggil aja ane dodo, gan/sis. Ane orang Batak. Sebagai anak desa yang tumbuh di sekitaran Danau Toba, tentunya kami jauh dari ingar bingar kehidupan perkotaan. Namun, hidup di desa tidak membatasi keinginan kami untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke arah yang lebih baik, termasuk mengincar kursi di PTN. Destinasi lokasi SNMPTN yang paling dekat tentunya kota Medan, yang dibutuhkan waktu kurang lebih enam jam perjalanan darat dari tempat kami. Ya, berpetualang sebulan lebih di Medan untuk memperjuangkan impian kami membawa kami ke dalam banyak kisah.
Oke, here we go...:
Ane cowo gan, punya tiga orang sahabat, pexy, Joe dan Mamet. Pexy adalah sahabat terbaikku. Pria bertubuh cungkring ini harusnya menjadi sosok idola bagi kaum hawa. Yup, Pexy terkenal sangat pendiam (aslinya sih suka slengean orangnya ), sense humour yang tinggi (jago banget melawak gan), seorang filsuf sejati (ya sebelas dua belas dengan Plato). Joe bertampang rupawan dan disenangi banyak gadis remaja, cerdas dan jago bermain bola. Mamet sendiri adalah pria dengan badan kekar (kayak bintang sebuah susu suplemen L-m*n), telah lulus ujian akademi Militer sebelum kami tamat sekolah . Ane? nilai sendiri aja dalam cerita ini .
Hari ini hari minggu. Sesuai kesepakatan, ane, Pexy dan Joe akan menempati sebuah kamar di daerah Pringgan yang telah dipesan Ibu Mamet, karena kebetulan lokasi bimbingan belajar kami disana. Dikarenakan Mamet sudah lulus test Akademi Militer, maka Mamet nggak berencana ambil SNMPTN. Ibu Mamet yang sehari-hari bekerja di kota Medanlah yang akhirnya berbaik hati mau membantu kami untuk mencari kosan yang lokasinya strategis dengan tempat bimbingan belajar kami.
pexy sering manggil ane dengan sebutan Dopex (singkatan dari Dodo Pere*). So, pexy sebenarnya plesetan dari kata itu
Ane: Aihmakjang, di Med*ca aja pex. Kan ada potongan anak guru kalo disana bimbelnya. Biar loe bareng ane satu kelas
Pexy: Biar lebih hemat Pex. Nambah2 uang saku, soalnya program IPA gw ambil. Bilangnya ke ortu ambil IPC di SS*. Kalo Med*ca nanti, ortu ane tanya temennya, ketahuan deh
Ane : cacad loe
Pexy: Loe ambil apa Joe?
Joe : Gw ambil SS* yang IPC.
Ane : Berarti beda semua dong, loe, gw ma pexy?
Joe ngangguk
Panorama Keindahan alam desa demi desa kami lewatkan karena sepanjang perjalanan kami tertidur di dalam bus. Enam jam perjalanan bukan waktu yang singkat. Sekitar pukul empat sore, kami tiba di loket bus. Perjalanan berakhir. Mamet sudah menunggu kami, dan segera mengantar kami ke kosan yang telah di pesan. Setelah bertemu dengan pemilik kosan, beliau memberikan informasi bahwa kami akan nebeng di kamar salah satu penghuni kosannya ( WTF. Awalnya sih mau protes, namun pertimbangan lokasi dan jadwal belajar ditambah Ibu Mamet sudah capek2 cari kosan ini yang akan segera mulai urung membuat kami pindah). Kami segera diantar dan berkenalan dengan penghuni kamar.
Seorang pria muda yang tidak lebih tinggi dari kami, menyodorkan tangannya.
Ane: Dodo Bang
Jipur : Jipur
Demikian halnya Pexy dan Joe berkenalan dengan Bang Jipur. Berbincang2 sejenak, kami satu persatu undur diri untuk membersihkan badan, kemudian pergi mencari makanan. Selesai makan, kami pulang dan menikmati malam pertama di kota Medan.
Keterangan:
#Med*ca dan SS* adalah lembaga Bimbingan belajar yang terkenal di kota Medan gan. Maklum, selain harga terjangkau, presentasi meluluskan anak asuhnya ke PTN bergengsi juga cukup diakui.