- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
My Habit? Loving You


TS
thrillerrr
My Habit? Loving You
Part 1
Cerita ini pada dasarnya akan selalu menggunakan tokoh fiksi buatan TS, tapi sebenarnya apa yang TS tulis disini adalah pengalaman pribadi TS sendiri yang bermula sejak 2 tahun yang lalu, ya kira-kira awal tahun 2011. Jadi mungkin mohon maaf dulu bila ada kesamaan nama, tapi kalau kesamaan cerita hidup silahkan tanggung sendiri
Perkenalkan aku Gani, seorang remaja laki-laki yang sebentar lagi akan tamat SMA. Hmm masa-masa SMA, mungkin bagi teman sebayaku masa SMA adalah masa-masa paling indah menurut mereka. Masa dimana mereka benar-benar seperti gado-gado atau permen Nano-Nano atau apalah, masa dimana kami semua ada rasa senang, sedih, galau, duka, gembira, sayang, cinta. Hmm sayang....cinta....aku pun tak luput terkena rasa itu, ya seorang Gani bisa merasakan rasa sayang dan cinta, luar biasa! Hahaha dan seketika sore ini, ingatanku kembali melayang ke 2 tahun yang lalu, kembali ke awal suatu perjalanan waktu selama 3 tahun yang akan segera aku akhiri. Tentang rasa itu, tentang semua ini, tentang dia........
Januari 2011
Hmmm tahun pertamaku di SMA,memang baru setengah jalan aku lewati. Tapi semuanya hanya terasa hambar, datar, hampa. Entahlah, padahal kulihat banyak sekali temanku yang mulai sangat menikmati saat-saat ini, mulai mendapat warna yang mungkin menurut mereka indah, atau mungkin lebih tepatnya orang yang mewarnai hari-hari mereka. Tapi aku? Seorang Gani? Belum, ya belum atau mungkin tidak bisa lagi atau mungkin lebih tepatnya belum menemukan orang yang tepat. Ya beberapa bulan yang lalu, seorang Gani benar-benar ditampar kenyataan! Ditampar oleh kenyataan bahwa dia belum bisa, belum mampu untuk menghargai bagaimana kasih sayang seseorang yang begitu tulus bisa ia dapatkan, dan bagaimana dia belum mampu menghargai suatu arti dari "waktu bersama". Pahit memang, tapi memang itulah hidup. Seperti prinsip lidah bukan? Manis selalu dirasa di awal, dan pahit ada di paling belakang bukan? Betul-betul tamparan yang sangat keras, menyuruhku bangkit dan berkembang lagi menjadi orang yang lebih baik lagi. Ya seorang Gani yang hanyalah manusia biasa tentu butuh waktu untuk memperbaiki dirinya, perlahan-lahan memutar lagi roda ke atas, perlahan tapi pasti sampai akhirnya.....ya orang itu datang. Ya, orang itu, seorang gadis seumuran Gani, seorang gadis dari kelas sebelah yang setelah setengah tahun baru dikenalnya, seorang gadis yang kemudian langsung membuat hatinya berkata "perjuangkan orang itu".
Awalnya aku ragu akan hatiku sendiri. Aku ragu, kegagalan itu masih membayangiku, aku masih belajar memperbaiki diri, tapi kenapa? kenapa harus secepat ini aku terpikat? Perasaan memang benar-benar tidak bisa dimengerti oleh logikamu, perasaan bukan logika, perasaan itu abstrak, spontan, tapi efeknya mungkin akan selamanya. Maka dari itu aku berhati-hati, mencoba berbicara lagi dengan diriku sendiri, dengan seorang Gani ini untuk memastikan bahwa dirinya benar-benar siap untuk masuk ke dunia percintaan yang akan sangat rumit ini. Berpikir dan terus berpikir apakah ini diri siap, tapi lagi-lagi bodohnya aku, bodohnya seorang Gani yang tersentak ketika hatinya berkata keras "Perasaan tidak bisa begitu saja kau pikirkan bodoh! Gunakan hatimu! Hatimu akan mengerti apakah dirimu siap untuk mengaktifkan kembali sisi cintamu" Diaktifkan kembali untuk dihancurkan dan dijatuhkan lagi? Entahlah, hanya Tuhan yang mengendalikanku sebagai pena untuk menuliskan kisah kehidupanku sendiri di lembaran kehidupanku
Sekian dari Part 1~
Cerita ini pada dasarnya akan selalu menggunakan tokoh fiksi buatan TS, tapi sebenarnya apa yang TS tulis disini adalah pengalaman pribadi TS sendiri yang bermula sejak 2 tahun yang lalu, ya kira-kira awal tahun 2011. Jadi mungkin mohon maaf dulu bila ada kesamaan nama, tapi kalau kesamaan cerita hidup silahkan tanggung sendiri

Perkenalkan aku Gani, seorang remaja laki-laki yang sebentar lagi akan tamat SMA. Hmm masa-masa SMA, mungkin bagi teman sebayaku masa SMA adalah masa-masa paling indah menurut mereka. Masa dimana mereka benar-benar seperti gado-gado atau permen Nano-Nano atau apalah, masa dimana kami semua ada rasa senang, sedih, galau, duka, gembira, sayang, cinta. Hmm sayang....cinta....aku pun tak luput terkena rasa itu, ya seorang Gani bisa merasakan rasa sayang dan cinta, luar biasa! Hahaha dan seketika sore ini, ingatanku kembali melayang ke 2 tahun yang lalu, kembali ke awal suatu perjalanan waktu selama 3 tahun yang akan segera aku akhiri. Tentang rasa itu, tentang semua ini, tentang dia........
Januari 2011
Hmmm tahun pertamaku di SMA,memang baru setengah jalan aku lewati. Tapi semuanya hanya terasa hambar, datar, hampa. Entahlah, padahal kulihat banyak sekali temanku yang mulai sangat menikmati saat-saat ini, mulai mendapat warna yang mungkin menurut mereka indah, atau mungkin lebih tepatnya orang yang mewarnai hari-hari mereka. Tapi aku? Seorang Gani? Belum, ya belum atau mungkin tidak bisa lagi atau mungkin lebih tepatnya belum menemukan orang yang tepat. Ya beberapa bulan yang lalu, seorang Gani benar-benar ditampar kenyataan! Ditampar oleh kenyataan bahwa dia belum bisa, belum mampu untuk menghargai bagaimana kasih sayang seseorang yang begitu tulus bisa ia dapatkan, dan bagaimana dia belum mampu menghargai suatu arti dari "waktu bersama". Pahit memang, tapi memang itulah hidup. Seperti prinsip lidah bukan? Manis selalu dirasa di awal, dan pahit ada di paling belakang bukan? Betul-betul tamparan yang sangat keras, menyuruhku bangkit dan berkembang lagi menjadi orang yang lebih baik lagi. Ya seorang Gani yang hanyalah manusia biasa tentu butuh waktu untuk memperbaiki dirinya, perlahan-lahan memutar lagi roda ke atas, perlahan tapi pasti sampai akhirnya.....ya orang itu datang. Ya, orang itu, seorang gadis seumuran Gani, seorang gadis dari kelas sebelah yang setelah setengah tahun baru dikenalnya, seorang gadis yang kemudian langsung membuat hatinya berkata "perjuangkan orang itu".
Awalnya aku ragu akan hatiku sendiri. Aku ragu, kegagalan itu masih membayangiku, aku masih belajar memperbaiki diri, tapi kenapa? kenapa harus secepat ini aku terpikat? Perasaan memang benar-benar tidak bisa dimengerti oleh logikamu, perasaan bukan logika, perasaan itu abstrak, spontan, tapi efeknya mungkin akan selamanya. Maka dari itu aku berhati-hati, mencoba berbicara lagi dengan diriku sendiri, dengan seorang Gani ini untuk memastikan bahwa dirinya benar-benar siap untuk masuk ke dunia percintaan yang akan sangat rumit ini. Berpikir dan terus berpikir apakah ini diri siap, tapi lagi-lagi bodohnya aku, bodohnya seorang Gani yang tersentak ketika hatinya berkata keras "Perasaan tidak bisa begitu saja kau pikirkan bodoh! Gunakan hatimu! Hatimu akan mengerti apakah dirimu siap untuk mengaktifkan kembali sisi cintamu" Diaktifkan kembali untuk dihancurkan dan dijatuhkan lagi? Entahlah, hanya Tuhan yang mengendalikanku sebagai pena untuk menuliskan kisah kehidupanku sendiri di lembaran kehidupanku
Sekian dari Part 1~


anasabila memberi reputasi
1
1K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan