Malam Agan dan Aganwati yg masih melek Ane iseng aja ngambil Judul ini, karena udh lama naik turun dibicarakan di negara kita. tp ane pgn nyampein aja unek2 ane tentang masalah ini. mohon maaf sebelumnya kalo ada kesalahan
Ini Tulisan dari seseorang yg di upload ke kompas taun 2010 lalu
Quote:
Kampanye dari Ray Sahetapi (artis/pemain film).
Indonesia vs Nusantara ; Merdeka vs Sejahtera ; Sabang-Merauke vs NAD-Papua dst… dst…
Sayang banget, saya hanya menyimak sepintas di salah satu stasiun TV diskusi tentang ini, yang semua bahasannya tidak mampu saya rekam. Namun, sedikit terbuka mata saya, jiwa saya, bahwa nukilan Ray Sahetapi adalah sebuah reinkarnasi, kembalikan NUSANTARA-KU oleh pati Gadjah Mada.
Apa arti semua itu?
Nusantara adalah jejeran PULAU-PULAU dari NAD hingga Papua yang bercita-cita mencapai KESEJAHTERAAN. Indonesia adalah jejeran KOTA-KOTA dari Sabang sampai Merauke yang bercita-cita mencapai KEMERDEKAAN. Sampaipun bumi berhenti berputar, sesungguhnya kemerdekaan adalah
hakiki yang tidak bisa tergapai siapapun. Karena bumi/dunia sesungguhnya adalah penjara, terpasung dengan terali berupa hukum dan syari’at, hanya bocah bayi-lah, sesungguhnya manusia yang memiliki
kemerdakaan absolut dibumi ini.
Kata “Indonesia” diambil dari sebuah Perusahaan Asuransi yang dibawah oleh Dr. Sam Ratulangi. Kata “Indonesia” berasal dari bahasa Minahasa yaitu kata “Endo” = “Ambil” dan “Nesia” = “Penjajah”. Konon katanya, saat itu Bung Karno sedang bersepeda melewati Perusahaan Asuransi Indonesia, dan langsung terpikat dengan nama “Indonesia” dan diberilah nama negeri ini : “Indonesia”, yang artinya “diambil dari penjajah”. Lalu Nusantara adalah semboyan pemersatuan oleh pati Gadjah Mada.
Semangat Nusantara jauh lebih hidup daripada semangat Indonesia. Ruh Nusantara jauh lebih berfilosofi daripada Indonesia. Apakah tidak perlu kita bermain di kata-kata? Apakah tidak perlu kita bermain di
nama? Nama itu penting : nama itu motivasi, nama itu do’a, nama itu asa, nama itu cita-cita, nama itu harus hidup, sehingga nama itu pun berjiwa.
Kenapa kita harus bertengkar, ribut, berkelahi dengan saudara sendiri hanya karena jabatan, duit, dan makanan? Mungkinkah karena kita tidak memahami makna “Persatuan Indonesia”? Atau makna “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”? Dimana ruh kedua sila Pancasila itu? Bagaimana kalau diganti menjadi: “Persatuan Nusantara” dan “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Nusantara”?
Negeri kita adalah kepulauan, bukan desa-desa or kota-kota. Dimana tanah dipijak disitu langit di junjung. Dimana kamu berada, disitu kamu harus bisa beradaptasi dengan warga setempat. Nusantara lebih layak melekat untuk negeri ini ketimbang Indonesia. Kita membutuhkan Bahasa Nusantara, bahasa pemersatu NAD - Papua. Lalu apa itu Bahasa Indonesia? Ah, saya tidak punya defenisi. Sesungguhnya saya sendiri sekarang sudah terjangkit virus bingung untuk memahami apa itu ”Indonesia”.
Jadi, perlukah kita ganti nama “INDONESIA” ini menjadi “NUSANTARA”? Perlukah pekik perjuangan sekarang kita ganti dari “MERDEKA” menjadi ”SEJAHTERA”? Bukankah kita berjuang sekarang untuk kesejahteraan? Dari dulu sebenaranya cita-cita negeri ini haruslah kesejahteraan, karena
kemerdekaan sendiri mempunyai defenisi unlimited.
Ya, saya berharap kesejahteraan bagi seluruh rakyat nusantara. Amin. Kampanye Nusantara ala Ray Sahetapi, boleh juga kita pikirkan kembali. Sebuah terobosan, sebuah wacana, sebuah inisiasi yang berani, dan sebuah reinkarnasi. Nukilan yang membawa kita untuk kembali mau menoleh peradaban negeri ini.
sumber : kompasiana.com
Menurut Pemikiran ane yg sangat dangkal, ane pgn juga tuh kayanya namanya berubah, soalnya Buannnyyak bgt yg Bilang "Indonesia" jadi "Endonesia" bahkan ane sering denger dr org kaya pejabat atau iklan di tv2.
walopun mungkin buat agan2 lain itu sepele tp bagi ane sendiri aneh bgt, masa bangsa sendiri salah nyebut nama negaranya sendiri
Sekian dri Ane Mohon maaf sekali lagi klo ada salah