- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Heraclius Sang Kaisar Romawi Yang Mengakui Kerasulan Muhammad


TS
kishi1
Heraclius Sang Kaisar Romawi Yang Mengakui Kerasulan Muhammad
Quote:

Quote:
Flavius Heraclius Augustus (11 Februari 641) adalah seorang kaisar Byzantium yang sangat terkesan dengan kerasulan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam karena semua kriteria kerasulannya termaktub dalam kitab Taurat dan Injil ada pada diri Muhammad.
Quote:
Quote:
Perjanjian Hudaibiyah merupakan titik tolak kemenangan umat Islam terhadap kaum kafir Quraisy. Setelah terlibat beberapa kali peperangan antara kedua belah pihak, Quraisy merasa enggan meneruskan perselisihan ini karena dari perselisihan ini Quraisy menderita banyak sekali kerugian harta benda. Faktor utama yang mendorong Quraisy mengadakan perjanjian ini adalah tersendatnya perdagangan mereka ke Syam akibat pencegatan-pencegatan yang dilakukan kaum muslimin ketika kafilah dagang mereka melewati daerah-daerah di sekitar Madinah.
Momen berharga ini segera dimanfaatkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menyampaikan risalah Islam kepada pemimpin-pemimpin dunia saat itu, salah satunya adalah Kaisar Romawi Heraklius yang kala itu berkedudukan di Syam. Salah satu sahabat yang diutus adalah Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi. Dihyah pun diterima oleh Heraclius dengan sangat baik. Kemudian ia menyampaikan surat dakwah dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada sang Kaisar Romawi.
Setelah Heraclius membaca pesan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ia segera menyuruh pengawalnya untuk mencari orang-orang yang mengenal Muhammad. Saat itu Abu Sufyan yang belum memeluk Islam berada disana bersama serombongan kafilah dagang Quraisy.
Momen berharga ini segera dimanfaatkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menyampaikan risalah Islam kepada pemimpin-pemimpin dunia saat itu, salah satunya adalah Kaisar Romawi Heraklius yang kala itu berkedudukan di Syam. Salah satu sahabat yang diutus adalah Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi. Dihyah pun diterima oleh Heraclius dengan sangat baik. Kemudian ia menyampaikan surat dakwah dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada sang Kaisar Romawi.
Setelah Heraclius membaca pesan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ia segera menyuruh pengawalnya untuk mencari orang-orang yang mengenal Muhammad. Saat itu Abu Sufyan yang belum memeluk Islam berada disana bersama serombongan kafilah dagang Quraisy.
Quote:
Para pengawal kerajaan pun melaporkan keberadaan Abu Sufyan dan teman-temannya kepada sang kaisar. Kemudian dipanggillah Abu Sufyan yang masih membenci Islam bersama teman-temannya ke hadapan Kaisar Romawi tersebut. Abu Sufyan dan teman-temannya datang menghadap Heraclius. Dengan didampingi seorang penerjemah, sang Kaisar mengawali pembicaraan dengan pertanyaan, "Siapa di antara kalian yang paling dekat garis keturunannya dengan orang yang mengaku sebagai nabi ini?"
Abu Sufyan menjawab, "Saya, Tuan!"
Kemudian terjadilah dialog di antara keduanya di hadapan para petinggi istana kekaisaran Romawi. Berikut ini dialog yang diceritakan langsung oleh Abu Sufyan dan diriwayatkan kembali oleh Bukhari.
Heraclius : "Bagaimana kedudukan keluarganya di antara kalian?"
Abu Sufyan : "Ia berasal dari keturunan bangsawan."
Heraclius : "Adakah di antara keluarganya mengaku Nabi?"
Abu Sufyan : "Tidak."
Heraclius : "Adakah di antara nenek moyangnya yang menjadi raja atau kaisar?"
Abu Sufyan : "Tidak ada."
Heraclius : "Apakah pengikut agamanya itu orang kaya ataukah orang kebanyakan?"
Abu Sufyan : "Pengikutnya adatah orang lemah, miskin, budak, dan wanita muda."
Heraclius : "Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang?"
Abu Sufyan : "Terus bertambah dari waktu ke waktu."
Heraclius : "Setelah menerima agamanya, apakah pengikutnya itu tetap setia kepadanya ataukah merasa kecewa, lalu meninggalkannya?"
Abu Sufyan : "Tidak ada yang meninggalkannya."
Heraclius : "Sebelum dia menjadi nabi, apakah dia suka berdusta?"
Abu Sufyan : "Tidak pernah."
Heraclius : "Pernahkah orang itu ingkar janji atau mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya?"
Abu Sufyan : "Tidak pernah. Kami baru saja melakukan perjanjian gencatan senjata dengannya dan menunggu apa yang akan diperbuatnya."
Heraclius : "Pernahkah engkau berperang dengannya?"
Abu Sufyan : "Pernah."
Heraclius : "Bagaimana hasilnya?"
Abu Sufyan : "Kadang-kadang kami yang menang, kadang-kadang dia yang lebih baik daripada kami."
Heraclius : "Apa yang dia perintahkan kepadamu?"
Abu Sufyan : "Dia memerintahkan kami untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun, meninggalkan takhayul dan kepercayaan leluhur kami, mengerjakan shalat, membayar zakat dan berbuat baik kepada fakir miskin, bersikap jujur dan dapat dipercaya, memelihara apa yang dititipkan kepada kita dan mengembalikan dengan utuh, memelihara silaturrahim dengan semua orang, dan yang paling penting dengan keluarga sendiri."
Abu Sufyan menjawab, "Saya, Tuan!"
Kemudian terjadilah dialog di antara keduanya di hadapan para petinggi istana kekaisaran Romawi. Berikut ini dialog yang diceritakan langsung oleh Abu Sufyan dan diriwayatkan kembali oleh Bukhari.
Heraclius : "Bagaimana kedudukan keluarganya di antara kalian?"
Abu Sufyan : "Ia berasal dari keturunan bangsawan."
Heraclius : "Adakah di antara keluarganya mengaku Nabi?"
Abu Sufyan : "Tidak."
Heraclius : "Adakah di antara nenek moyangnya yang menjadi raja atau kaisar?"
Abu Sufyan : "Tidak ada."
Heraclius : "Apakah pengikut agamanya itu orang kaya ataukah orang kebanyakan?"
Abu Sufyan : "Pengikutnya adatah orang lemah, miskin, budak, dan wanita muda."
Heraclius : "Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang?"
Abu Sufyan : "Terus bertambah dari waktu ke waktu."
Heraclius : "Setelah menerima agamanya, apakah pengikutnya itu tetap setia kepadanya ataukah merasa kecewa, lalu meninggalkannya?"
Abu Sufyan : "Tidak ada yang meninggalkannya."
Heraclius : "Sebelum dia menjadi nabi, apakah dia suka berdusta?"
Abu Sufyan : "Tidak pernah."
Heraclius : "Pernahkah orang itu ingkar janji atau mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya?"
Abu Sufyan : "Tidak pernah. Kami baru saja melakukan perjanjian gencatan senjata dengannya dan menunggu apa yang akan diperbuatnya."
Heraclius : "Pernahkah engkau berperang dengannya?"
Abu Sufyan : "Pernah."
Heraclius : "Bagaimana hasilnya?"
Abu Sufyan : "Kadang-kadang kami yang menang, kadang-kadang dia yang lebih baik daripada kami."
Heraclius : "Apa yang dia perintahkan kepadamu?"
Abu Sufyan : "Dia memerintahkan kami untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun, meninggalkan takhayul dan kepercayaan leluhur kami, mengerjakan shalat, membayar zakat dan berbuat baik kepada fakir miskin, bersikap jujur dan dapat dipercaya, memelihara apa yang dititipkan kepada kita dan mengembalikan dengan utuh, memelihara silaturrahim dengan semua orang, dan yang paling penting dengan keluarga sendiri."
LANJUTANNYA DI BAWAH YA GAN


































4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
21.7K
Kutip
203
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan