- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
senjata nasional dari masa ke masa
TS
blokE18
senjata nasional dari masa ke masa
Spoiler for prakata:
selamat menikmati
singkat kata langsung aj gan
Spoiler for SP 1:
Sebelum lahirnya senapan serbu kebanggaan Nasional SS-1 (1984) dan SS-2 (2002), maka senapan serbu laras panjang atau assault rifle pertama buatan dalam negeri adalah senapan SP-1 (Senapan Panjang 1) yang merupakan modifikasi dari senapan serbu Beretta BM-59 Mk.1 buatan Italia dengan amunisi kaliber 7,62 mm. SP-1 ini dipilih menjadi senapan serbu infanteri masa itu. pada waktu 1968 sampai 1974, PSM (Pabrik Senjata dan Mesiu, nama lama PINDAD) telah memproduksi sekitar 50.000 pucuk senjata SP-1. Kemudian senjata ini di kembangkan lebih lanjut menjadi SP-2 maupun SP-3. Senapan serbu SP-1 ini diterjunkan dalam operasi seroja untuk menyatukan Timor Timur kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun ternyata banyak kendala di temui di lapangan yang di keluhkan para prajurit yang bertempur di medan operasi. Mulai dari selongsong yang tidak keluar, picunya copot hingga kompesatornya lepas.
Spoiler for sp1 modern:
Sang veteran Perang tua SP-1 dibangkitkan kembali dengan sejumlah perubahan yang membuatnya sesuai untuk pertempuran abad ke-21.
Spoiler for senapan serbu Armalite AR18 (SS-77):
ari pengalaman di lapangan tersebut, maka tercetuslah ide pengembangan senjata baru pada tahun 1976 yang lebih mumpuni. Setahun kemudian lahirlah prototipe senapan serbu baru bernama SS-77 (Senapan Serbu 1977). Desain senjata ini mengacu pada senapan serbu Armalite AR18 dengan sistem mekanik gas operated, dan kapasitas peluru dalam magasen sebanyak 30 butir dengan kaliber 5,56 mm. Selain versi standar SS 77 juga dikembangkan untuk versi Para berlaras pendek dan menggunakan popor lipat. Mode penembakan juga bervariasi menjadi mode Safe, Semi dan Auto. Tahun 1979 senapan serbu ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan peluru kaliber 7,62 mm menjadi SS-79 (Senapan Serbu 1979). Keberhasilan pengembangan senjata ini, pihak AD dan Hankam tertarik untuk menjadikannya sebagai senjata standar infanteri . Berdasarkan pertimbangan BPPT tahun 1982, bahwa untuk memproduksi sendiri senapan ini dari awal, memerlukan waktu delapan tahun dan biaya litbang yang tinggi, maka diputuskan untuk membuat lisensi senjata yang sudah ada di pasaran yang terbukti tangguh dan kehandalannya di lapangan. Akhirnya tersaring tiga jenis senapan serbu dari enam yang di uji coba. yaitu HK33 (Jerman), M16A1 (Amerika) dan FNC (Belgia). Uji coba dilakukan untuk melihat ketangguhan dan kehandalannya temasuk akurasi, daya rusak, jarak jangkau maupun daya tahan terhadap iklim tropis di negeri kita.
Spoiler for ss1:
SS1 adalah singkatan dari Senapan Serbu 1, senapan serbu yang banyak digunakan oleh TNI dan POLRI. Senapan ini diproduksi oleh PT. Pindad Bandung, berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4,01 kg. Senapan ini bersama-sama dengan M16, Steyr AUG dan AK-47 menjadi senapan standar TNI dan POLRI, tapi karena diproduksi di Indonesia, senapan ini paling banyak digunakan.
Spoiler for ss2:
SS2, singkatan dari Senapan Serbu 2, adalah senapan serbu buatan PT Pindad yang, merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. SS2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2[1]. Awalnya tersedia dalam tiga versi dasar (standard rifle SS2-V1, carbine SS2-V2 dan para-sniper SS2-V4) sekarang ini juga tersedia dalam subcompact versi SS2-V5, yang dikenalkan pada 2008.
untuk ss2 ini diminati banyak negara gan
Spoiler for ss3:
Di mana awalnya SS-1 terasa terlalu panjang bagi prajurit Kopassus yang membutuhkan senjata berukuran ringkas untuk operasi-operasi khusus. Oleh karena itu, SS-1 di modifikasi menjadi format bullpup (mekanisme senjata di belakang pelatuk -red). Tujuannya adalah agar ukuran menjadi ringkas tapi jarak tembak setara SS-1 standar. Dan berikut spesifikasi SS-2000 (SS3-V1) yang merupakan gabungan dari beberapa senjata yang sudah ada :
1. Setiap sistem operasi mengadopsi sistem gas piston milik AK
47 serta pendahulunya SS1, SS2, FN Fal, FN Fnc, Steyr AUG yang sudah terbukti kehandalannya.
2. Dengan layout bullpup di mana pasokan amunisi berada di belakang triger group/pelatuk, sosok senapan dapat dipangkas sampai 25 % tanpa mengurangi performa balistik. Keuntungan lain adalah sosok senapan yg ringkas menyesuaikan dengan postur tubuh rata-rata orang Asia.
3. Dari segi receiver/bodi senjata, 70% material SS3 dibuat dengan bahan high resistant impact polymer ala Steyr AUG yang ringan namun kuat. Dari segi design, receiver tempat maknisme dan masuknya magazine, handguard, dan pistol grip masih setia menganut model SS2.
4. Selain itu, senjata ini dilengkapi dengan picatiny rail yang dipasang secara kuadrupel (4 sisi); atas, kanan, kiri, serta di bawah handguard, sehingga menawarkan akomodasi penggunaan optik dan aksesori pendukung yang fleksibel.
5. Sistem bidik bawaan standar masih memakai model pisir pejera berbentuk carrying handle milik SS2. Khusus pejera, dapat dilipat ke bawah dan menyatu dengan tabung gas saat tidak digunakan. Berkat adannya picatiny rail, operator dapat menggantinya dengan optik sesuai dengan tuntutan operasi/kebutuhan (SS3 V3 CQB yang dipasangkan dengan optik Meprolight M21 buatan Israel/ SS3 V4 sharpshooter dengan optik lansiran Pindad).
6. Cocking handle/tuas pengokang berada di atas handguard pada kesua sisi senjata sehingga memudahkan operator, terutama operator kidal untuk mengokang senjata.
7. Ejection port/lubang keluarnya selongsong peluru dibuat pada kedua sisi. Sekali lagi untuk menghindarkan operator kidal dari lontaran selongsong panas. Sama dengan sistem yang dianut Steyr AUG, operator cukup memasang left bolt assembly dan menutup ejection port yang kiri sehingga selongsong keluar lewat kanan.
8. Fire selector/tuas pilih mode tembakan juga dibuat ambidextrous/dibuat pada kedua sisi.
9. Semua varian SS3 dapat dipasangkan dengan bayonet bawaan SS1, SS2, maupun M16 (bayonet m7) sehingga masih bisa digunakan dalam hand to hand combat. Selain itu, model bayonet yang sama akan mempermudah urusan logistik TNI nantinya.
10. Untuk menambah daya pukul, varian SS3 V1 dan V3 dapat dipasangi pelontar granat baik itu SPG 1 (senapan pelontar granat standar TNI buatan Pindad) maupun SPG 2 (model senapan pelontar granat untuk FN F 2000). Sebagai pembidik, kedua varian diatas dilengkapi dengan leaf dan quadrant sight yang menjamin akurasi sampai 400m.
11. Khusus pada varian SS3 V4 sharpshooter, laras senapan memiliki profil heavy barrel untuk menjamin daya tahan laras saat sustained fire (rentetan panjang) sekaligus akurasi pada jarak jauh. Dapat dilengkapi lightweight bipod untuk menstabilkan senjata. Sistem bidik standar dapat diganti dengan FN scope yg telah dimiliki oleh inventori TNI ataupun memasangkannya dengan optik buatan pindad lainnya.
12. Laras pada semua varian SS3 dipasang dengan teknik free floating barrel sehingga menjamin akurasi sejak pertama kali senjata ditembakkan.
Spoiler for ss4:
Untuk senapan SS4 ini masih merupakan mock up dan SS 4 ini mengadopsi peluru dari jenis GPMG FN MAG 58 yaitu 7,62 x 51 mm. Senapan SS 4 ini dirancang dengan menggunakan method reverse engineering yang artinya senjata dibuat dari gabungan sejumalah produk persenjataan hasil kerjaan PT. PINDAD maupun non PINDAD. Misalnya saja rumah mekanik dan penutup diambil dari SS1. Kemudian bagian laras mengambil kepunyaan senapan penembak runduk (sniper) SPR1. Selain itu picantinny rail mengambil milik senapan FN SCAR. Selain itu juga panjang popor juga bisa diatur sesuai dengan kondisi fisik penembak. Dalam pengoperasiannya setiap pucuk senapan SS 4 dilengkapi dengan magasine berkapasitas 15 butir peluru. Dari jumlah peluru ini akan mengingatkan kita dengan senapan mesin regu era Perang Dunia II Browning Automatic Rifle (BAR) kaliber 7,62 mm yang dibekali magasine berkapasitas 20 butir peluru.
kalo yang ss4 katanya masih mau direvisi lg gan
Spoiler for terakhir:
selamat menikmati trit ane
jangan lupa
kalau berkenan
0
3.3K
Kutip
10
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan