baik langsung aja gan, beberapa hari yang lalu kita pasti mendengaR ada beberapa orang oknum yg menerobos lapas cebongan di kota jogja, selain menerobos masuk oknum tersebut melukai 4 orang tahanan dan bahkan membunuhnya dengan diberondong tembakan senjata. Setelah kejadian itu banyak yang berasumsi oknum yang membunuh 4 orang tahanan itu adalah orang-orang yang terlatih, di tambah lg korban pembunuhan sebelumnya ditahan karena melakukan penganiayaan terhadap seorang anggota kopasus yang bernama Serka Satu Heru Santosa di Hugo's Cafe hingga tewas. Serka Satu Heru Santosa dibunuh 4 orang tersebut dengan dianiaya dan di metusuk dadanya dengan pecahan botol. Duguan keterlibatan anggota kopasus pun muncul, setelah adanya hubungan 4 korban yang pembunuh Serkan Satu Heru Santosa dengan kejadian tersebut. Hingga pada akhirnya pihak TNI-AD harus turun tangan untuk mencari pelaku yang di duga anggota kopasus itu. Pada akhirnya ditemukanlah bahwa yang melukan pembunuhan terhadap 4 tahanan di lapas cebongan itu adalah 11 orang anggota kopasus kandang menjangan, kartosuro, jawa tengan.

Menurut para pelaku mereka menghabisi nyawa 4 orang tahanan itu karena atas dasar ingin membela kesatuan mereka, selain itu pelaku melakukan itu karena rasa hutang budi terhadap Serka Satu Heru Santosa karena pernah menjadi atasan dan pernah menyelamatkan jiwa pelaku

Keesokan harinya para korban jg sempat mengeroyok anggota TNI bernama Sersan Satu Sriyono. Dan barulah atas kejadian itu para korban di tangkap dan dijeblokan di lapas cebongan. Maka terjadilah insiden penyerbuan lapas cebongan oleh sekelompok anggota kopasus. Nah ternyata 4 korban yang mengeroyok Serka Heru hingga tewas dan Sersan Satu Sriyono hingga masuk rumah sakit adalaah preman yang sudah malang melintang meresahkan. Salah satunya adalah gembong preman bernama Dicky Ambon.

Dicky Ambon adalah gembong preman yang lama meresahkan warga Yogyakarta. Ia punya banyak catatan kriminal di wilayah Yogyakarta. Bahkan, pria lelaki kelahiran Kupang, Nusa Tenggara Timur, tersebut tertera pada data Polresta Yogyakarta pernah ditahan dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan. Yang lebih "hebat" lagi, saat ditangkap dalam kasus pemerkosaan, dia baru saja bebas bersyarat dengan sisa masa tahanan 2,5 tahun akibat kasus pembunuhan di Jalan Solo pada tahun 2002.

Kini para pelaku akan menghadapi hukuman proses hukum yang akan ditegakkan oleh pihak TNI-AD

Pada tahun 1980-1985 ada istilah Gali (Gabungan Anak Liar) yang sangat meresahkan, mereka merudapaksa, merampok dan membunuh. Hingga pada akhirnya di bentuklah pasukan tidak resmi yang sering disebut petrus (penembak misterius). Mereka menghabisi para preman2 yang meresahkan warga itu dan mayatnya di buang begitu saja. Hal ini dilakukan agar memberikan rasa takut pada preman2 lain. Presiden Soeharto pada saat itu menyatakan petrus dibuat untuk mangatasi para preman yang tindakannya sudah keterlaluan, seperti merampok, membunuh, merudapaksa. Bahkan ada seorang istri di rudapaksa di depan suaminya. Dengan adanya petrus pada saay itu terbukti efektif meredakan kejahatan yang dilakukan oleh preman. Komnas HAM mencatat ada 2.000 korban selama petrus gentayangan. Sumber lain menyebut korban petrus mencapai 10.000 orang. Tahun 2012, Komnas HAM menyimpulkan petrus adalah pelanggaran HAM berat.

sumber