Sebuah situs kuno ditemukan di Turki oleh seorang ilmuwan Italia bernama Francesco D'Andria. Situs ini dikenal dengan nama Pluto's Gate (Gerbang Pluto). Dalam tradisi Yunani-Romawi kuno, tempat ini dikenal sebagai Gerbang Neraka.

Seorang Arkeologi dari Yunani, Strabo (64 SM) menulis bahwa "Ruangan ini sangat penuh dengan uap dan kabut, tak ada seorangpun yang dapat melihat tanah. Setiap hewan yang melewati daerah ini akan langsung mati. Saya mencoba melepas seekor burung pipit (burung gereja) dan burung itu langsung mati."

Menurut D'Andria, Gerbang Neraka ini masih sama berbahayanya sampai sekarang. Kata si profesor, "Kita bisa melihat gua mematikan itu saat penggalian. Beberapa burung langsung mati saat mencoba mendekat ke bukaannya yang panas, langsung terbunuh oleh asap karbon dioksida."





Bonus:
Gerbang neraka juga pernah ditemukan di Turkmenistan yang terletak di Karakum Desert, sekitar 260 km dari Ashgabat. Penemuan ini dinamakan Derweze (dalam bahasa turkmenistan artinya Gerbang).

Penemuan Gerbang Neraka berawal dari pengeboran gas oleh geologist dari Soviet pada tahun 1971. Tanah disekitarnya runtuh sehingga menyisakan sebuah kawah (diameter :70 m) yang penuh dengan gas.

Belakangan diketahui bahwa gas yang dikeluarkan adalah gas beracun, sehingga para geologist itu membakar gas tersebut dengan harapan gas akan habis dan tidak menyebar.

Namun ternyata perkiraan mereka meleset, karena ternyata sampai sekarang api di kawah tersebut masih menyala.