- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mencari "The Next Steve Jobs"
TS
kecebong ceking
Mencari "The Next Steve Jobs"
Spoiler for No Repost:
Mencari "The Next Steve Jobs"
image: forbes.com
Quote:
KOMPAS.com - Tak ada satu orang pun yang mampu menggantikan Steve Jobs. Tetapi, ada banyak orang kreatif, berbakat, dan visioner di sekitar kita yang mampu berinovasi dan “bikin kacau” industri teknologi seperti Steve Jobs.
Demikian menurut Nolan Bushnell dalam bukunya yang berjudul Finding the Next Steve Jobs—How to Find, Hire, Keep and Nurture Creative Talent. Rupanya, Bushnell sangat terkesan dengan sosok Jobs, yang tak lain adalah mantan anak buahnya.
Nolan Bushnell adalah salah seorang legenda di Silicon Valley. Dia mendirikan perusahaan game video Atari pada tahun 1972. Hal ini membuatnya dijuluki sebagai Bapak Industri Video Game. Selain itu, pria kelahiran 5 Februari 1943 ini pun dikenal sebagai serial entrepreneur.
Bushnell kuliah di jurusan Teknik Elektro di University of Utah dan lulus pada tahun 1968. Sejak muda, Bushnell hobi bermain game. Dia bercita-cita untuk membuat video game yang bisa dimainkan oleh siapa saja. Akhirnya, pada tahun 1972, dia dan temannya, Ted Dabney, mendirikan Atari. Pada masa jayanya, Atari pernah merilis beberapa game populer. Salah satunya, Pong.
Pada tahun 1976 Warner Communication (sekarang bernama Time Warner) membeli Atari. Dua tahun kemudian, pada 1978, Bushnell dipaksa keluar dari perusahaan yang dia dirikan itu. Selain Atari, Bushnell mendirikan sekitar 20 perusahaan lagi. Yang terbaru adalah UWink, sebuah perusahaan digital entertainment yang dia dirikan pada tahun 1999.
Bushnell berkenalan dengan Steve Jobs beberapa tahun sebelum Apple lahir. Baik Jobs maupun Steve Wozniak, yang juga pendiri Apple, pernah bekerja untuk Bushnell di Atari. Dalam buku biografi Steve Jobs karangan Walter Isaacson, Jobs menceritakan pengalamannya bekerja di Atari. Di mata Jobs, Bushnell adalah sosok visioner yang karismatik.
Jobs masuk dalam daftar 50 karyawan pertama Atari. Pekerjaan pertamanya di sana adalah sebagai teknisi dengan bayaran 5 dollar AS per jam. Jobs membantu Bushnell mengembangkan beberapa game Atari. Salah satunya, Star Trek.
Bagi banyak karyawan Atari kala itu, sosok Jobs menjengkelkan dan “antik”. Tetapi anehnya, Bushnell merasa cocok bekerja dengan Jobs. Ketika bekerja di Atari, setiap bulan sekali—biasanya pada hari Sabtu atau Minggu—Jobs datang berkunjung ke rumah Bushnell. Saat itulah, mereka banyak berbincang tentang berbagai hal.
Ketika Atari masih berjaya, Bushnell menolak tawaran Jobs dan Wozniak untuk memiliki sepertiga saham Apple, perusahaan yang akan didirikan oleh kedua anak buahnya itu. Kesalahan itu tampaknya menjadi penyesalan Bushnell hingga kini. Karena itulah, dalam bukunya yang terbit pada akhir Maret lalu, Bushnell mengajarkan para pemimpin tentang bagaimana cara menemukan, merekrut, dan menjaga orang-orang kreatif di perusahaannya.
Bushnell memaparkan tips nyeleneh untuk mencari karyawan yang berpotensi untuk menjadi “the next Steve Jobs”. Dia menganjurkan pemimpin perusahaan untuk mencari beberapa karyawan yang menjengkelkan. Ketika wawancara, pemimpin perlu menanyakan daftar buku yang dibaca si calon karyawan, memberinya pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab, dan mengecek kepribadiannya lewat kicauan-kicauannya di Twitter.
Ketika sudah menemukan orang yang kreatif, tidak berarti perusahaan dapat mempertahankan orang itu. Untuk menjaga mereka, pemimpin perlu memberikan kesempatan kepada mereka, dan membiarkan mereka belajar dari kesalahannya. “Dorong mereka untuk membuat keputusan yang sulit, biarkan mereka berlibur, dan beristirahat cukup,” tulis Bushnell di bukunya.
Dunia bisnis berkembang dengan cepat, dan setiap hari perusahaan menghadapi banyak masalah dan tantangan. Cara terbaik untuk beradaptasi dan menghadapi tantangan itu adalah dengan menjaga para karyawan yang punya pemikiran ke depan, yang berani tampil beda, dan memiliki ide-ide kreatif. Perusahaan yang memiliki karyawan-karyawan dengan kriteria seperti itu pasti mampu bertahan atau bahkan berkembang di tengah krisis, sementara perusahaan-perusahaan lainnya jatuh.
Dalam sebuah wawancara di Allthingsd.com, Bushnell mengatakan, “Saya percaya ada banyak Steve Jobs di sekitar kita.” Ada banyak orang yang tak kalah kreatif dari Jobs. Dia mencontohkan orang-orang di Google yang saat ini tengah mengerjakan hal-hal yang hebat, seperti Google Glass dan Google Car.
Bushnell menambahkan pentingnya bagi setiap perusahaan untuk memiliki skunkworks—istilah untuk sekelompok orang yang mengerjakan proyek-proyek masa depan yang unik, kreatif, dan rahasia.
Demikian menurut Nolan Bushnell dalam bukunya yang berjudul Finding the Next Steve Jobs—How to Find, Hire, Keep and Nurture Creative Talent. Rupanya, Bushnell sangat terkesan dengan sosok Jobs, yang tak lain adalah mantan anak buahnya.
Nolan Bushnell adalah salah seorang legenda di Silicon Valley. Dia mendirikan perusahaan game video Atari pada tahun 1972. Hal ini membuatnya dijuluki sebagai Bapak Industri Video Game. Selain itu, pria kelahiran 5 Februari 1943 ini pun dikenal sebagai serial entrepreneur.
Bushnell kuliah di jurusan Teknik Elektro di University of Utah dan lulus pada tahun 1968. Sejak muda, Bushnell hobi bermain game. Dia bercita-cita untuk membuat video game yang bisa dimainkan oleh siapa saja. Akhirnya, pada tahun 1972, dia dan temannya, Ted Dabney, mendirikan Atari. Pada masa jayanya, Atari pernah merilis beberapa game populer. Salah satunya, Pong.
Pada tahun 1976 Warner Communication (sekarang bernama Time Warner) membeli Atari. Dua tahun kemudian, pada 1978, Bushnell dipaksa keluar dari perusahaan yang dia dirikan itu. Selain Atari, Bushnell mendirikan sekitar 20 perusahaan lagi. Yang terbaru adalah UWink, sebuah perusahaan digital entertainment yang dia dirikan pada tahun 1999.
Bushnell berkenalan dengan Steve Jobs beberapa tahun sebelum Apple lahir. Baik Jobs maupun Steve Wozniak, yang juga pendiri Apple, pernah bekerja untuk Bushnell di Atari. Dalam buku biografi Steve Jobs karangan Walter Isaacson, Jobs menceritakan pengalamannya bekerja di Atari. Di mata Jobs, Bushnell adalah sosok visioner yang karismatik.
Jobs masuk dalam daftar 50 karyawan pertama Atari. Pekerjaan pertamanya di sana adalah sebagai teknisi dengan bayaran 5 dollar AS per jam. Jobs membantu Bushnell mengembangkan beberapa game Atari. Salah satunya, Star Trek.
Bagi banyak karyawan Atari kala itu, sosok Jobs menjengkelkan dan “antik”. Tetapi anehnya, Bushnell merasa cocok bekerja dengan Jobs. Ketika bekerja di Atari, setiap bulan sekali—biasanya pada hari Sabtu atau Minggu—Jobs datang berkunjung ke rumah Bushnell. Saat itulah, mereka banyak berbincang tentang berbagai hal.
Ketika Atari masih berjaya, Bushnell menolak tawaran Jobs dan Wozniak untuk memiliki sepertiga saham Apple, perusahaan yang akan didirikan oleh kedua anak buahnya itu. Kesalahan itu tampaknya menjadi penyesalan Bushnell hingga kini. Karena itulah, dalam bukunya yang terbit pada akhir Maret lalu, Bushnell mengajarkan para pemimpin tentang bagaimana cara menemukan, merekrut, dan menjaga orang-orang kreatif di perusahaannya.
Bushnell memaparkan tips nyeleneh untuk mencari karyawan yang berpotensi untuk menjadi “the next Steve Jobs”. Dia menganjurkan pemimpin perusahaan untuk mencari beberapa karyawan yang menjengkelkan. Ketika wawancara, pemimpin perlu menanyakan daftar buku yang dibaca si calon karyawan, memberinya pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab, dan mengecek kepribadiannya lewat kicauan-kicauannya di Twitter.
Ketika sudah menemukan orang yang kreatif, tidak berarti perusahaan dapat mempertahankan orang itu. Untuk menjaga mereka, pemimpin perlu memberikan kesempatan kepada mereka, dan membiarkan mereka belajar dari kesalahannya. “Dorong mereka untuk membuat keputusan yang sulit, biarkan mereka berlibur, dan beristirahat cukup,” tulis Bushnell di bukunya.
Dunia bisnis berkembang dengan cepat, dan setiap hari perusahaan menghadapi banyak masalah dan tantangan. Cara terbaik untuk beradaptasi dan menghadapi tantangan itu adalah dengan menjaga para karyawan yang punya pemikiran ke depan, yang berani tampil beda, dan memiliki ide-ide kreatif. Perusahaan yang memiliki karyawan-karyawan dengan kriteria seperti itu pasti mampu bertahan atau bahkan berkembang di tengah krisis, sementara perusahaan-perusahaan lainnya jatuh.
Dalam sebuah wawancara di Allthingsd.com, Bushnell mengatakan, “Saya percaya ada banyak Steve Jobs di sekitar kita.” Ada banyak orang yang tak kalah kreatif dari Jobs. Dia mencontohkan orang-orang di Google yang saat ini tengah mengerjakan hal-hal yang hebat, seperti Google Glass dan Google Car.
Bushnell menambahkan pentingnya bagi setiap perusahaan untuk memiliki skunkworks—istilah untuk sekelompok orang yang mengerjakan proyek-proyek masa depan yang unik, kreatif, dan rahasia.
sumber: kompas.com
Spoiler for Tantangan dari TS:
Apakah dari agan-agan di bawah ini ada yang bisa menjadi "The Next Steve Jobs"?
0
1.2K
Kutip
3
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan