- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemain tidak mau pindah klub menyatakan bentuk loyalitas??


TS
flamfranky
Pemain tidak mau pindah klub menyatakan bentuk loyalitas??
Assalamu'alaykum
salam untuk semua kaskuser
karena ane gak tau apakah trit ini pantas untuk masuk ke forum yang ane, akhirnya ane putusin untuk masukin ini ke lounge.
Sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari di dunia. Banyak Klub yang berlomba2 untuk menjadi yang terbaik, dan untuk menjadi yang terbaik, banyak dinamika yang harus dipenuhi untuk mencapai mimpi tersebut. Di antaranya publisitias, fan service, pemain, struktur organisasi, dan lain sebagainya.

Dan akhir2 ini, banyak klub yang bergelimang harta, membelanjakan hartanya untuk membeli pemain superstar, dan biasanya hal ini meningkatkan aspek yang lain. Dengan datangnya pemain hebat, biasanya publisitas mereka meningkat, fans bertambah, dan kualitas permainan terupgrade dengan sendirinya dengan datangnya pemain tersebut.

Agar transfer pemain ke klub lain terjadi, pemain yang bersangkutan juga harus menyetujui kesepakatan dari klubnya dan klub peminat, yang dampaknya banyak fans yang menyangkut pautkan loyalitas pemain dengan fenomena transfer.
Contoh kasus kita ambil contoh Zlatan Ibrahimovic. Paling tidak 9 tahun terakhir sudah 6 klub yang dia bela. Bahkan situs Goal.commemberikan rating loyality-nya Ibra dengan nilai 5.00

Atau kita bisa lihat legenda dan kapten Liverpool sekarang, Steven Gerard. Di mana The Special One, Mourinho, sempat berkata " Aku sudah 3 kali menawarkan dia untuk bergabung dengan timku (Chelsea, Inter, Real Madrid), namun dia selalu bilang tidak."

Banyak fans bola yang mengibaratkan kedua pemain di atas sebagai contoh dari pemain yang memiliki loyalitas dan pemain yang tidak memiliki kecintaan kepada klub tertentu. Apakah pernyataan itu benar?
TS pribadi berpendapat, keputusan dari pemain untuk pindah atau tidak, bukanlah hal mutlak untuk menilai pemain tersebut loyal kepada klubnya. Ada pemain yang pindah bukan karena tidak betah dengan klubnya, namun karena dia ingin mendapatkan tantangan baru di klub barunya. Dan ada pemain yang tidak mau pindah ke klub lain karena sudah sangat menikmati perhatian yang diberikan klub dan suporter ke klubnya, dan tidak berani untuk melangkah maju dan menerima tantangan baru di perantauan.
Kita ambil contoh dari pembelian fenomenal Real Madrid beberapa tahun lalu, ketika mereka berhasil membeli Cristiano Ronaldo dan Ricardo Kaka. Dan menurut TS mereka berdua memiliki alasan yang kuat untuk pindah ke kota Madrid.
Ronaldo beralasan," aku sudah memiliki semua gelar yang dapat kuraih di sini (Manchester United), jadi tidak ada alasan aku tinggal di sini." Bisa kita lihat, Ronaldo sudah meraih gelar premier league, fa cup, footbal league cup, fa community shield, liga champions, fifa club world cup, semua gelar yang mungkin yang bisa didapatkannya dari MU.
Dan untuk Kaka, kepindahannya ke Madrid murni karena ingin menyelamatkan AC Milan dari krisis keuangan. Kepindahannya ke Madrid merupakan bentuk loyalitasnya kepada klub yang telah membuat dirinya menjadi superstar.

Lalu kita ambil contoh lain, kali ini kepada sosok yang penuh kontroversial Mario Ballotelli. Banyak yang mendukung kepindahannya ke klub pujaannya sejak kecil, AC Milan. Bahkan kecintaannya kepada Rossoneri sudah dipertontonkannya ketika dia berada di klub rival, Inter Milan. Namun, ada pengamat yang menyatakan, kepindahannya ke AC Milan menunjukkan sikap ketidakdewasaannya.
Manchester City memberikannya kesempatan untuk menjadi pemain top. Persaingan yang sehat untuk memasuki starting eleven, dan visi dari klub yang masih bersaing dengan klub lainnya untuk mendapatkan gelar Premier League. Namun, tidak tahan dengan itu semua, dia memutuskan untuk pindah ke AC Milan, di mana untuk memasuki starting eleven, dia tidak perlu melakukan usaha lebih agar bisa mendapatkan satu spot tetap, dan kondisi klub yang tidak berada di track menuju juara liga. Jadi mulai muncul pertanyaan, apakah benar Mario pindah karena kecintaannya kepada klub pujaannya, atau hanya karena dia menyerah dalam menanggapi tantangan yang ada di negeri jiran?

Sebagai penutup, ane mau menyampaikan kalau sepak bola itu adalah olahraga yang kompleks, di mana hal kecil yang dianggap sepele bisa mempengaruhi hasil akhir pertandingan.
Sekian saja yang bisa ane sampaikan, kalau ada kesalahan tolong diberitahu, karena TS juga manusia.
salam untuk semua kaskuser

karena ane gak tau apakah trit ini pantas untuk masuk ke forum yang ane, akhirnya ane putusin untuk masukin ini ke lounge.
Sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari di dunia. Banyak Klub yang berlomba2 untuk menjadi yang terbaik, dan untuk menjadi yang terbaik, banyak dinamika yang harus dipenuhi untuk mencapai mimpi tersebut. Di antaranya publisitias, fan service, pemain, struktur organisasi, dan lain sebagainya.

Dan akhir2 ini, banyak klub yang bergelimang harta, membelanjakan hartanya untuk membeli pemain superstar, dan biasanya hal ini meningkatkan aspek yang lain. Dengan datangnya pemain hebat, biasanya publisitas mereka meningkat, fans bertambah, dan kualitas permainan terupgrade dengan sendirinya dengan datangnya pemain tersebut.

Agar transfer pemain ke klub lain terjadi, pemain yang bersangkutan juga harus menyetujui kesepakatan dari klubnya dan klub peminat, yang dampaknya banyak fans yang menyangkut pautkan loyalitas pemain dengan fenomena transfer.
Contoh kasus kita ambil contoh Zlatan Ibrahimovic. Paling tidak 9 tahun terakhir sudah 6 klub yang dia bela. Bahkan situs Goal.commemberikan rating loyality-nya Ibra dengan nilai 5.00

Atau kita bisa lihat legenda dan kapten Liverpool sekarang, Steven Gerard. Di mana The Special One, Mourinho, sempat berkata " Aku sudah 3 kali menawarkan dia untuk bergabung dengan timku (Chelsea, Inter, Real Madrid), namun dia selalu bilang tidak."
Banyak fans bola yang mengibaratkan kedua pemain di atas sebagai contoh dari pemain yang memiliki loyalitas dan pemain yang tidak memiliki kecintaan kepada klub tertentu. Apakah pernyataan itu benar?
TS pribadi berpendapat, keputusan dari pemain untuk pindah atau tidak, bukanlah hal mutlak untuk menilai pemain tersebut loyal kepada klubnya. Ada pemain yang pindah bukan karena tidak betah dengan klubnya, namun karena dia ingin mendapatkan tantangan baru di klub barunya. Dan ada pemain yang tidak mau pindah ke klub lain karena sudah sangat menikmati perhatian yang diberikan klub dan suporter ke klubnya, dan tidak berani untuk melangkah maju dan menerima tantangan baru di perantauan.
Kita ambil contoh dari pembelian fenomenal Real Madrid beberapa tahun lalu, ketika mereka berhasil membeli Cristiano Ronaldo dan Ricardo Kaka. Dan menurut TS mereka berdua memiliki alasan yang kuat untuk pindah ke kota Madrid.
Ronaldo beralasan," aku sudah memiliki semua gelar yang dapat kuraih di sini (Manchester United), jadi tidak ada alasan aku tinggal di sini." Bisa kita lihat, Ronaldo sudah meraih gelar premier league, fa cup, footbal league cup, fa community shield, liga champions, fifa club world cup, semua gelar yang mungkin yang bisa didapatkannya dari MU.
Dan untuk Kaka, kepindahannya ke Madrid murni karena ingin menyelamatkan AC Milan dari krisis keuangan. Kepindahannya ke Madrid merupakan bentuk loyalitasnya kepada klub yang telah membuat dirinya menjadi superstar.

Lalu kita ambil contoh lain, kali ini kepada sosok yang penuh kontroversial Mario Ballotelli. Banyak yang mendukung kepindahannya ke klub pujaannya sejak kecil, AC Milan. Bahkan kecintaannya kepada Rossoneri sudah dipertontonkannya ketika dia berada di klub rival, Inter Milan. Namun, ada pengamat yang menyatakan, kepindahannya ke AC Milan menunjukkan sikap ketidakdewasaannya.
Manchester City memberikannya kesempatan untuk menjadi pemain top. Persaingan yang sehat untuk memasuki starting eleven, dan visi dari klub yang masih bersaing dengan klub lainnya untuk mendapatkan gelar Premier League. Namun, tidak tahan dengan itu semua, dia memutuskan untuk pindah ke AC Milan, di mana untuk memasuki starting eleven, dia tidak perlu melakukan usaha lebih agar bisa mendapatkan satu spot tetap, dan kondisi klub yang tidak berada di track menuju juara liga. Jadi mulai muncul pertanyaan, apakah benar Mario pindah karena kecintaannya kepada klub pujaannya, atau hanya karena dia menyerah dalam menanggapi tantangan yang ada di negeri jiran?

Sebagai penutup, ane mau menyampaikan kalau sepak bola itu adalah olahraga yang kompleks, di mana hal kecil yang dianggap sepele bisa mempengaruhi hasil akhir pertandingan.
Sekian saja yang bisa ane sampaikan, kalau ada kesalahan tolong diberitahu, karena TS juga manusia.
0
1.1K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan