Ini adalah sebuah contoh nyata, Singkat cerita pada sebuah keluarga dengan tingkat ekonomi menengah, dengan anak 2, seorang ayah berpenghasilan 3 juta perbulan dan seorang ibu rumah tangga serta bisnis sampingan 1juta perbulan. saya asumsikan mayoritas keluarga di indonesia seperti ini.

Suatu saat si anak akan ujian smp, iapun mendapat bantuan kunci jawaban yang telah dipersiapkan oleh tim sukses di sekolahnya (oknum guru). Si anak lulus sekolah dan ingin melanjutkan ke SMA. namun kemampuannya tidak cukup untuk masuk SMA negeri, lalu ayahnya menegosiasikan harga dengan pihak sekolah dan berujung pada nominal tertentu yang dibayarkan sang ayah dari uang tabungannya. tidak terasa 3 tahun hampir berlalu, sang anak harus melewati ujian akhir SMA, kali ini ia juga mendapat bantuan dari "tim sukses" dari sekolahnya dan hal seperti ini dilakukan semua murid dan dianggap wajar.
Ia pun lulus dengan nilai rata2 9. Saat masuk PTN favorit kembali tabungan sang ayah menjadi tumbalnya, iapun lulus dari universitas dengan IPK 3 namun saat mencari pekerjaan sulit. ayahnya yang memiliki link "orang dalam" memasukkan anaknya pada suatu perusahaan swasta. ini juga suatu kewajaran menurut sang ayah dan sang anak serta mayoritas warga indonesia raya. dirasa masa depan tidak terjamin, sang anak memutuskan keluar dan menjadi PNS dengan uang tabungan sang anak selama bekerja ditambah tabungan sang ayah ditambah hutang bank yang akan dilunasinya 5 tahun ke depan. sungguh rencana yang sempurna pikir sang anak dan ayah untuk masa depan. Dan masih dianggap kewajaran di negara tercinta kita ini, walaupun sebenarnya satu2nya hal wajar adalah biji pe*er sang ayah yang tidak simetris!!

rate dong gan biar gak tenggelem