- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kosmetik Sang Teroris !


TS
blacklistvaty
Kosmetik Sang Teroris !
Quote:


Quote:


Quote:

Kisah ini mengambil latar tempat di sebuah Negeri Dongeng. Negeri yang indah, eksotis, penuh dengan lanskap yang mengagumkan, dan memiliki iklim yang hangat sepanjang tahun. Negeri ini selalu dibincangkan oleh negara-negara lain dengan penuh kedengkian, beberapa bahkan berusaha memperebutkannya.
Penduduk negeri ini pun terkenl sopan, berbudi luhur, dan suka menolong. Tidak pernah ada kedengkian, prasangka, dan kebencian di antara mereka. Mereka selalu saling mengasihi satu sama lain, dan jika ada perselisihan, selalu diselesaikan dengan cara yang damai dan tidak merugikan bagi pihak yang berselisih.
Aku tinggal di negeri ini, dan entah kenapa aku merasa dua paragraf di atas memiliki anomali di setiap konotasi kalimat. Serasa seperti kebohongan atau semacamnya. Ah, tapi mungkin hal itu belum penting saat ini, karena aku ingin menceritakan fenomena besar yang sedang terjadi di negeriku tercinta ini.
Di Negeri Dongeng, kini merebak sebuah virus berbahaya lagi mematikan. Virus ini telah meresahkan warga dengan marak terjadinya dan penyebarannya yang cukup menakutkan.
Penyebabnya? Ini bagian yang paling aku benci.
Negeri Dongeng memiliki semacam alat berbentuk kotak yang dapat memperkecil manusia dan memasukkannya kesana, dan sepertinya benda ajaib inilah yang semakin membuat sang virus makin terasa menakutkan. Benda ajaib tersebut telah menyebarkan virus yang ada tanpa masyarakat ketahui, sehingga benda itu menyihir penduduk Negeri Dongeng untuk berfikir bahwa bukan benda kecil itulah penyebar virus, melainkan sekelompok orang berpakaian putih yang ternyata memiliki buku ajaib. Nah, buku ajaib pun menjadi tersangka asal muasal penyebaran virus, sementara penduduk Negeri Dongeng pun akhirnya menuduh orang yang salah. Mereka tidak menyadari bahwa penyebar virus sebenarnya adalah sang kotak ajaib!
Hei, sebenarnya ada virus apaan sih? Virus mematikan ini disebut dengan ‘terorisme’!
Oke, cerita dimulai!
Suatu ketika, ada seorang gadis penduduk Negeri Dongeng yang berkelana dari kota kecilnya menuju kota besar yang dulu pernah menjadi pusat kerajaan Negeri Dongeng untuk menuntut ilmu. Karena tidak mungkin baginya untuk pulang pergi dari kota kecil ke kota besar tiap hari untuk menuntut ilmu dikarenakan jarak yang jauh, akhirnya si gadis pun memutuskan untuk menetap saja di kota besar. Gadis ini bernama Lily.
Tidak mudah menjalani hidup di kota besar, dimana para penduduknya saja sangat ramah, suka membantu, dan peduli satu sama lain. Bagi penggemar cerita dongeng, mohon maafkan aku, karena aku sedikit memiliki gangguan dalam menuliskan kata yang memiliki lawan kata, jadi mohon kata-kata pada kalimat sebelumnya diubah sendiri.
Tapi bagi Lily, masalah sebesar apapun tidak menjadi masalah baginya. Dia dapat menjalani hidupnya dengan penuh kebahagiaan meski jika seluruh Negeri Dongeng sedang sengsara. Dia selalu memiliki caranya sendiri dalam memandang kehidupan yang tidak mudah ini dengan kacamata tiga dimensinya. Dimensi pertama kenyataan, dimensi kedua khayalan yang mencarikan solusi, dan dimensi ketiga adalah lapisan penyaringan bahwa segala sesuatu itu terjadi atas sebuah alasan.
Jadi, dia pun dikelilingi orang-orang yang selalu berbuat baik padanya, dan belum pernah ada orang jahat yang pernah berusaha menyakitinya. Jikapun ada orang jahat juga ikut mendekatinya dengan alasan yang buruk, dia tidak segan-segan untuk menendang atau memukul penjahat itu dengan jurus-jurus mematikannya yang dulu pernah dipelajarinya di kota kelahirannya.
Suatu saat, Lily harus berhadapan dengan ancaman orang jahat. Dan yang lebih parah lagi, orang jahat itu membawa virus mematikan yang sedang mewabah di Negeri Dongeng!
oOo
Suasana ruang rapat tersebut tetap gerah, meski pendingin ruangan telah berusaha sebisanya untuk menurunkan derajat selsius suhu dalam ruangan. Semua peserta rapat tak ada yang berani berbicara sepatah kata pun, menyadari kasus yang sedang mereka tangani benar-benar merupakan hal yang tidak bisa diremehkan.
Di sebuah sudut, duduklah seorang lelaki berusia 30 tahun. Lelaki itu terus menggeram setiap kali pemimpin rapat menyelesaikan sebuah kalimat. Tampaknya dia sudah tidak begitu memperhatikan apa yang dibicarakan, namun dia sudah memikirkan rencananya ke depan.
Ya, aku harus memberi pelajaran yang beda dari yang lain. Aku tidak akan membiarkan teroris-teroris terkutuk itu menodai Negeri Dongeng tercinta ini, pikirnya.
Sampailah pada penjelasan pada ciri-ciri orang-orang berbahaya yang sedang dibicarakan, yakni para teroris. “Yang laki-laki, biasanya menggunakan pakaian rapi, aromanya wangi, kumis terpangkas dan janggut dipanjangkan, dan mereka menyukai model celana di atas mata kaki. Sementara yang perempuan, biasanya mereka menutupi seluruh bagian tubuhnya dengan pakaian besar dan berwarna gelap, beberapa bahkan menutupi wajah mereka.”
Begitulah setidaknya penjelasan yang lelaki itu dengar. Penjelasan yang lugas dan tanpa ampun memojokkan siapapun yang berani berdandan seperti itu.
“Kini, tugas kita adalah memata-matai setiap gelagat mencurigakan dari siapapun yang memiliiki ciri-ciri seperti tadi yang sudah disebutkan. Jika penyamaran kalian berhasil, dan gembong-gembong mereka bisa dibongkar sampai tuntas, maka pangkat kalian akan dinaikkan dan tentu saja gaji kalian akan semakin tinggi.”
Seluruh ruangan mendadak penuh dengan bisikan-bisikan setelah ‘kenaikan gaji’ dan ‘naik pangkat’ disebut-sebut.
Lelaki yang duduk di ujung tadi bernama Bambang, seperti nama raja di Negeri Dongeng. Dia baru saja bergabung di unit Usus 66, tangan penguasa Negeri Dongeng yang memiliki tugas membasmi setiap tindak terorisme sekecil apapun bentuknya, dan harus segera di-‘dor!’ jika ada yang terpergok sedang melakukannya. Dia masuk di bagian intelek kucing, bagian khusus yang suka memata-matai.
Bambang juga tertarik dengan tawaran itu, dan memang siapa sih yang tidak? Kenaikan gaji di Negeri Dongeng menjadi sesuatu yang sangat diimpi-impikan setiap orang.
Setelah rapat itu selesai, Bambang sudah tahu apa yang harus dilakukannya, dan itu sudah direncanakan sejak berhari-hari yang lalu. Dia berfikir menangkap yang perempuan itu lebih mudah. Jadi, dia akan menyamar menjadi tukang kosmetik!
oOo
Lily menghentikan langkahnya saat dia mendapati setangkai bunga berwarna kuning tersebut dijual di pinggir jalan oleh seorang ibu-ibu.
“Ini bunga apaan bu?”
Ibu itu awalnya terlihat terkejut. “Oh, ini bunga lili, cah ayu.”
“Kebetulan bener, dong bu, itu kan nama saya!”
Gadis berkerudung besar itu segera mengambil setangkai bunga lili, membayarnya dan segera pergi. Dia berjalan sambil terus mengamati bunga itu. Kira-kira, kenapa ya, nama gue bisa sama ama bunga yang cantik ini?, pikirnya.
Tiba-tiba, seorang pemuda menubruknya dari belakang dan menjatuhkan tas tangan dan bunga lili tersebut. Pemuda itu berhenti berlari dan segera membantu Lily bangkit dari jatuhnya. Namun, tangannya segera ditepis oleh gadis itu. “Hei, jangan sentuh-sentuh dong!”
Lily bangkit dengan jilbab dan gamisnya yang sudah terkotori di beberapa bagian.
“Kamu nggak papa?” tanya pemuda yang tadi menubruknya.
Pandangan Lily pun bertemu dengan pemuda itu. Dunia seperti berhenti beberapa detik saat Lily menatap mata teduh itu, mata milik seorang pria tampan dengan wajah bersih dan rambut ikal yang dipotong pendek.
“Hei, kamu nggak papa?”
Lily tergagap. “A-aku… Lily.”
Apa yang diucapkan Lily barusan benar-benar tidak ada hubungannya dengan pertanyaan pemuda tampan itu. Lily kemudian menyadarinya dan segera mengucapkan istighfar. Astaghfirullah, pandangan pertama itu rezeki, tapi setelahnya…
Lily segera mengalihkan matanya dari sepasang mata teduh tersebut, dan pemiliknya hanya tertawa renyah. “Kamu itu lucu, ya… Barusan aja aku…”
“COPEEEEEEEETT!!!!”
Tiba-tiba segerombolan orang yang dikuasai emosi menyerbu ke arah mereka berdua dari arah datangnya pemuda tampan tadi.
Lily kemudian menyadari apa yang sedang terjadi. “Ka… kamu??”
Pemuda itu tersenyum nakal, mencubit pipi Lily kemudian segera berlari meninggalkan Lily yang bingung sekaligus marah. Enak saja asal pegang pipi orang! Tapi tunggu, dia itu copet?
Pipi gue dicubit copet! Gue nggak terima!!!
Lily menyambar tas tangannya yang masih terjatuh di tanah, dan segera berlari menyusul gerombolan orang yang sedang mengejar pemuda tadi. Tidak butuh waktu yang lama bagi Lily untuk mengejar gerombolan orang tersebut, kemudian mendahului mereka. Orang-orang pengejar yang mulai lelah itu mulai melambat larinya, dan mereka pun segera menyemangati Lily yang berlari dengan sangat kencang. Luar biasa!
“Neng ninja! Neng ninja! Neng ninja!”
Sorakan-sorakan penyemangat itu butuh sedikit revisi!, pikir Lily gemas sembari terus mengencangkan larinya. Pemuda tampan itu mulai terkejar, dan dia berteriak. “Lily, orang-orang itu hanya salah paham.”
Oke, mereka salah paham, tapi kenapa pakai cubit-cubit pipi segala?
Dalam waktu singkat, Lily sudah berjarak satu meter dari pemuda tampan itu, dan kini dia melompat…
BRUKK!!!
Terdengar sorak sorai senang dari arah belakang, dan sesekali terdengar orang-orang mengelu-elukan Neng Ninja!
oOo
Lanjutannya dibawah gan

0
3.1K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan