Pertempuran Sekigahara.(pertempuran paling penting dijepang)

Pada tanggal 21 Oktober 1600, Miyamoto Musashi mengambil bagian dalam Pertempuran Sekigahara, yang merupakan perang antara Toyotomi dan Tokugawa klan untuk merebutkan Jepang.

Karena keluarganya bersekutu dengan klan Toyotomi, Musashi berjuang untuk Toyotomi Hideyoshi. Selama Pertempuran Sekigahara pada bulan Juli 1600, Musashi ikut ambil bagian dalam serangan di Istana Fushimi (Fushimi-jo atau Fishimijo). Dia juga berpartisipasi dalam pertahanan Kastil Gifu terkepung (Gifu-jo) di Prefektur Gifu. Bahkan pada usia yang relatif muda, Miyamoto Musashi berjuang penuh semangat, dan dia lolos dari kekalahan telak yang banyak memakan korban dari pasukan Hideyori.

Tiga tahun kemudian, Musashi berperang melawan tentara Ieyasu Tokugawa yang, setelah kemenangan pasukannya, menjadi shogun dan mendirikan Era Tokugawa (juga dikenal sebagai periode Edo), yang akan berlangsung selama 266 tahun.

Setelah pertempuran, Miyamoto Musashi mengembara di Jepang menyempurnakan keterampilan kenjutsu, memiliki banyak duel, dan bertemu banyak master pedang.

Setelah menghilang dari catatan untuk sementara waktu, Musashi tiba di Kyoto sekitar usia 21 atau 22. Setelah tiba di Kyoto, ia memulai serangkaian terkenal duel dengan Clan Yoshioka yang terkenal. Klan itu terkenal dengan Yoshioka Ryu, gaya kenjutsu yang terkenal di seluruh Jepang dan telah didirikan sekitar 1532 oleh Yoshioka Kempo.(perguruan tekhnik pedang).

Gaya kenjutsu dari Klan Yoshioka adalah bagian dari Kyohachiryu, yang berarti bahwa itu adalah salah satu dari delapan gaya kenjutsu besar di Kyoto. Para pedang dari Klan Yoshioka adalah instruktur untuk Keluarga Ashikaga selama empat generasi.

Duel 1 - Yoshioka Seijuro
Yoshioka Seijuro, master dari Sekolah Yoshioka dan kepala keluarga Yoshioka, ditantang untuk berduel dengan Musashi. Seijuro bersemangat menerima duel, dan kedua pria memutuskan untuk Bertarung diluar kuil Rendaiji di Kyoto Utara pada tanggal 8 Maret 1604.

Sebagai bagian dari strateginya, Miyamoto Musashi tiba terlambat pada hari pertarungan. Seijuro itu sangat kesal dan marah dengan Musashi, menilai perilakunya tidak dapat diterima. Ketika mereka telah disepakati sebelumnya, duel itu harus berjuang dengan bokuto (pedang kayu) dan pemenang akan diumumkan oleh pukulan penentuan.

Mereka berhadapan dan mengambil posisi bersiap. Dalam sekejap, Musashi memukul bahu Seijuro dengan pedang kayu itu, menjatuhkannya dari kakinya dan mematahkan lengan kirinya. Musashi memenangkan duel. Dengan jiwanya tersiksa oleh aib, Yoshioka Seijuro pensiun dari kehidupan prajurit dan menjadi seorang biarawan dalam kehidupan Zen(biksu).

Adik Seijuro, seorang pendekar brilian bernama Yoshioka Denshichiro, menjadi kepala Keluarga Yoshioka dan kemudian menantang Musashi untuk mendapatkan kembali kehormatan keluarganya dan membalas kekalahan saudaranya.

Duel 2 - Yoshioka Denshichiro

Duel itu akan diadakan di Sanjuengasndo
, sebuah kuil Buddha di Kabupaten Higashiyama Kyoto, yang terkenal dengan seribu patung Kannon, dewi Shinto rahmat dan kasih sayang.

Seperti duel terakhirnya, Miyamoto Musashi sekali lagi tiba terlambat untuk melawan Denshichiro. Kali ini, itu adalah duel sampai mati. Musashi dipersenjatai dengan bokuto dan Denshichiro memiliki staf yang diperkuat dengan cincin baja.

Musashi adalah mental, teknis dan fisik lebih kuat dari lawan terampil nya. Detik setelah awal duel, Musashi memukul Denshichiro dengan pedang kayu itu, membunuhnya seketika dengan satu pukulan ke kepala.

Klan Yoshioka telah menjadi putus asa dengan kematian Denshichiro Yoshioka, yang sekarang kepala kedua keluarga yang akan dikalahkan oleh Miyamoto Musashi. Kepala klan itu sekarang Yoshioka 12-tahun Matashichiro, yang, seperti pendahulunya, juga menantang Musashi untuk berduel. Pada titik ini, klan Yoshioka siap melakukan apa saja untuk mendapatkan kembali kehormatan dan reputasi mereka. Mereka harus mengalahkan Musashi.

Duel 3 - Yoshioka Matashichiro(umur 13-15 tahun)

Kali ini, Klan Yoshioka memutuskan bahwa duel antara Yoshioka Matashichiro dan Miyamoto Musashi itu harus bertarung di malam hari. Itu tidak biasa untuk duel malam hari harus diminta, sehingga Musashi, menjadi curiga, memutuskan untuk tiba di tempat pertemuan sebelum waktu tiba, dan ia menunggu bersembunyi selama musuhnya datang.

Anak itu tiba mengenakan baju besi lengkap dengan anggota baik yang bersenjata , pemanah, bersenjata senapan dan pedang yang semuanya bertekad untuk membunuh Musashi. Mereka semua bersembunyi di dekatnya, dan mengatur perangkap bagi Musashi, dengan Matashichiro bertindak sebagai umpan.

Musashi menyaksikan aksi saat ia menunggu dengan sabar, tersembunyi di semak-semak. Ketika saatnya sudah tepat, ia meninggalkan tempat persembunyiannya, menghunus pedangnya, dan berlari menuju anak itu, memotong kepalanya. Beberapa detik kemudian, pengikut Matashichiro yang berkisar 70 orang berkumpul di sekitar Musashi, mencoba untuk menghentikannya dari melarikan diri.

"Banyak sejarawan setuju bahwa Musashi menemukan keunggulan menggunakan dua pedang dalam pertempuran ini."

Sangat kalah jumlah dan dengan kedua pedang di tangan,musashi banyak membunuh musuh nya . tidak menemukan tujuan untuk melanjutkan petarungan Musashi memotong jalan melalui sawah, membuat jalan untuk melarikan diri saat sedang diserang oleh puluhan orang. Dengan kematian Yoshioka Matashichiro, yang Yoshioka Clan Kenjutsu Sekolah dimusnahkan.

Banyak sejarawan setuju bahwa Musashi menemukan keunggulan weilding dua pedang dalam pertempuran ini. Penggunaan dua pedang sekaligus benar-benar asing dengan konvensi kenjutsu, seperti samurai tradisional hanya berjuang dengan pedang panjang (Katana) diselenggarakan di dua tangan. Pengalaman Musashi ditempa jalan untuk apa yang akan menjadi dikenal sebagai gaya Nito-Ryu dari kenjutsu