- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ada 1,3 Juta Anak Indonesia Ber-IQ Super
TS
seok101083
Ada 1,3 Juta Anak Indonesia Ber-IQ Super
Spoiler for Cikidot:
JAKARTA - Indonesia tidak bisa dianggap remeh dalam urusan kecerdasan. Sebab, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melansir ada sekitar 1,3 juta anak usia sekolah berpotensi cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI). Di antara tandanya, IQ (Intelligence Quotient) mereka di atas 130.
Dalam paparannya di International Math and Science Camp 2011, Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Mudjito mengatakan dari jutaan potensi tadi baru sekitar 9.500 anak yang sudah mendapatkan layanan khusus. Di antaranya dalam bentuk kelas akselesari.
Misalnya, masa pendidikan SMP ditempuh dalam waktu dua tahun. Begitu juga jenjang pendidikan SMA yang juga ditempuh dalam kurun dua tahun saja.
Menurut Mudjito, anak-anak usia sekolah yang biasa disebut gifted-talented ini tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja. Sebab, mereka memiliki kecerdasan intelektual kategori very superior.
Anak-anak dengan intelegensi mendekati IQ Albert Einstein ini, harus benar-benar diopeni. Di antaranya, dengan membuka semakin banyak sekolah yang membuka kelas-kelas akselerasi.
Mudjito menandaskan, memberikan perhatian khusus kepada anak-anak cerdas ini, bukan bermaksud membuka deskriminasi. "Tapi semata-mata untuk memberikan layanan pendidikan sesuai kebutuhan dan kondisi siswa," kata dia.
Justru sebaliknya, bisa menjadi tidak adil jika anak-anak cerdas ini belajar di kelas-kelas regular. "Jangan sampai anak-anak ini merasa terkungkung," tegasnya.
Saat ini, dari total 260.471 sekolah yang ada di Indonesia dalam berbagai tingkatan, masih ada 311 sekolah yang memiliki program khusus untuk melayani anak-anak CI+BI. Untuk itu, Kemendikbud mendorong pembentukan sekolah-sekolah dengan kelas akselerasi baru. Program akselerasi ini diantaranya mencakup grade dan konten pembelajarannya.
Pihak Kemendikbud terus bersinergi dengan sekolah dan orang tua siswa untuk menciptakan saluran-saluran pendidikan anak-anak cerdas ini. Pelayanan pendidikan yang tidak tepat bagi anak-anak cerdas dan berbakat istimewa ini, berarti penelantaran terhadap potensi individu. "Perlu diingat, mereka juga punya hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya," pungkas Mudjito. (wan/iro)
http://www.jpnn.com/read/2011/11/23/108856/Ada-1,3-Juta-Anak-Indonesia-Ber-IQ-Super-
Dalam paparannya di International Math and Science Camp 2011, Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Mudjito mengatakan dari jutaan potensi tadi baru sekitar 9.500 anak yang sudah mendapatkan layanan khusus. Di antaranya dalam bentuk kelas akselesari.
Misalnya, masa pendidikan SMP ditempuh dalam waktu dua tahun. Begitu juga jenjang pendidikan SMA yang juga ditempuh dalam kurun dua tahun saja.
Menurut Mudjito, anak-anak usia sekolah yang biasa disebut gifted-talented ini tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja. Sebab, mereka memiliki kecerdasan intelektual kategori very superior.
Anak-anak dengan intelegensi mendekati IQ Albert Einstein ini, harus benar-benar diopeni. Di antaranya, dengan membuka semakin banyak sekolah yang membuka kelas-kelas akselerasi.
Mudjito menandaskan, memberikan perhatian khusus kepada anak-anak cerdas ini, bukan bermaksud membuka deskriminasi. "Tapi semata-mata untuk memberikan layanan pendidikan sesuai kebutuhan dan kondisi siswa," kata dia.
Justru sebaliknya, bisa menjadi tidak adil jika anak-anak cerdas ini belajar di kelas-kelas regular. "Jangan sampai anak-anak ini merasa terkungkung," tegasnya.
Saat ini, dari total 260.471 sekolah yang ada di Indonesia dalam berbagai tingkatan, masih ada 311 sekolah yang memiliki program khusus untuk melayani anak-anak CI+BI. Untuk itu, Kemendikbud mendorong pembentukan sekolah-sekolah dengan kelas akselerasi baru. Program akselerasi ini diantaranya mencakup grade dan konten pembelajarannya.
Pihak Kemendikbud terus bersinergi dengan sekolah dan orang tua siswa untuk menciptakan saluran-saluran pendidikan anak-anak cerdas ini. Pelayanan pendidikan yang tidak tepat bagi anak-anak cerdas dan berbakat istimewa ini, berarti penelantaran terhadap potensi individu. "Perlu diingat, mereka juga punya hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya," pungkas Mudjito. (wan/iro)
Spoiler for Buka:
Sayang ya begitu melimpahnya orang-orang hebat di negeri ini tapi negeri ini tambah hancur. Orang-orang hebatnya malah pergi keluar negeri karena di dalam negeri mereka tidak di hargai
Spoiler for Ngarep:
Minta dong agan2
Spoiler for Thread Ane Yang Lain:
0
1.5K
Kutip
4
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan