Jakarta (ANTARA) - Mantan Asisten Personil, Asisten Operasi, dan Wakil Komandan Jenderal Kopassus periode 1988-1992 Sutiyoso menyatakan solidaritas pasukan Kopassus memang tinggi jika dikaitkan dengan kesetiakawanan antarpersonelnya.
"Aparatur kita Kopassus itu memang punya solidaritas tinggi, punya rasa kebersamaan. Seluruh Kopassus di seluruh dunia seperti itu karakternya," kata Sutiyoso dijumpai pada acara peluncuran buku "34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto" di Wisma Antara, Jakarta, Rabu.
Pernyataan Sutiyoso itu menanggapi adanya dugaan bahwa anggota militer Kopassus terlibat dalam peristiwa penyerangan yang dilakukan sekelompok orang terhadap empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman yang terjadi pada Sabtu (23/3) dini hari.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan meskipun solidaritas Kopassus tinggi namun dia meminta seluruh pihak menunggu hasil investigasi kepolisian.
"Kita tidak bisa langsung menuding itu dilakukan Kopassus. Kita tunggu polisi. Dan siapa pun yang salah harus dihukum," ujar dia.
Sebelumnya terjadi peristiwa penyerangan yang dilakukan sekelompok orang terhadap empat tahanan di lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (23/3) dini hari.
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Polisi Sabar Raharjo mengatakan penyerangan dilakukan sekelompok orang bersenjata api dan menembak mati empat tersangka pengeroyokan anggota TNI yang dititipkan di lapas tersebut.
"Penyerangan pada sekitar pukul 02.00 WIB itu dilakukan oleh sekitar 17 orang. Mereka masuk ke lapas dengan cara melompat pagar," kata Sabar Raharjo.
Menurut dia, setelah berhasil masuk area lapas, para pelaku memaksa petugas jaga menunjukkan sel keempat tahanan kasus pengeroyokan di Hugo`s Cafe, Sleman, yang mengakibatkan anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan meninggal dunia.
Dia mengatakan kelompok penyerang juga membawa semua CCTV yang ada di lokasi.
Sumber di Lapas Cebongan yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan kelompok penyerang sempat menembaki pintu lapas, dan meledakkannya. Kemudian mereka masuk ke lapas, dan mencari empat pelaku penganiayaan terhadap anggota TNI AD itu.
LSM Setara Institute menduga peristiwa itu dilakukan oleh oknum Kopassus.
"Sangat sulit menyangkal bahwa ini terlatih. Kalau ini pantas diduga dilakukan oleh oknum Kopassus dan ini belum lagi fakta terlatih, penggunaan senjata dan saya dengar ada penyelidikan, mereka menggunakan bahasa komando dan sebagainya," kata Ketua Setara Institute, Hendardi di Hotel Aryaduta Jakarta, Rabu.
Namun sejauh ini Kopassus Grup II Kandang Menjangan telah menegaskan tidak terlibat dalam peristiwa tersebut. Hingga saat ini pihak kepolisian masih bekerja melakukan investigasi terkait peristiwa tersebut.(ar)
SUMBER