- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Puskesmas Gratis Israel untuk “Mujahidin” di Dataran Tinggi Golan
TS
Zahin
Puskesmas Gratis Israel untuk “Mujahidin” di Dataran Tinggi Golan
File photo shows a complex belonging to the Israeli military in the occupied Golan Heights where anti-Syria militants are sent for treatment.
Quote:
Israel sets up field hospital in Golan to treat Syria militants
The Israeli military has set up a “military field hospital” in the occupied Golan Heights to treat wounded foreign-backed militants fighting against the government in neighboring Syria.
According to an AFP report, Israeli authorities confirmed the hospital was built at military outpost 105 in the occupied Syrian territories where injured militants fighting against Damascus are being treated near the Syrian border.
Reports further indicate that 11 anti-Damascus militants, who were wounded during the ongoing violence in Syria, have been sent to hospitals in northern Israel for treatment last month. Eight of them returned to Syria, while another three remained in Israel for further treatment.
On Wednesday, two militants, who were critically wounded in Syria, were reportedly evacuated to Israeli hospitals under the authorization of the Israeli military. One of them was pronounced dead several hours after being hospitalized with the other one in critical conditions.
The report clearly proves Israel's support for the militants fighting against Syrian President Bashar al-Assad's government.
Many people, including large numbers of Syrian army and security personnel, have lost their lives in over two years of turmoil that broke out in Syria in March 2011.
Damascus says the West and its regional allies including Qatar, Saudi Arabia, and Turkey are supporting the militants.
MKA/SS/SL
The Israeli military has set up a “military field hospital” in the occupied Golan Heights to treat wounded foreign-backed militants fighting against the government in neighboring Syria.
According to an AFP report, Israeli authorities confirmed the hospital was built at military outpost 105 in the occupied Syrian territories where injured militants fighting against Damascus are being treated near the Syrian border.
Reports further indicate that 11 anti-Damascus militants, who were wounded during the ongoing violence in Syria, have been sent to hospitals in northern Israel for treatment last month. Eight of them returned to Syria, while another three remained in Israel for further treatment.
On Wednesday, two militants, who were critically wounded in Syria, were reportedly evacuated to Israeli hospitals under the authorization of the Israeli military. One of them was pronounced dead several hours after being hospitalized with the other one in critical conditions.
The report clearly proves Israel's support for the militants fighting against Syrian President Bashar al-Assad's government.
Many people, including large numbers of Syrian army and security personnel, have lost their lives in over two years of turmoil that broke out in Syria in March 2011.
Damascus says the West and its regional allies including Qatar, Saudi Arabia, and Turkey are supporting the militants.
MKA/SS/SL
Quote:
Pemeran Utama di Balik Krisis Suriah
Saat ini ada 2 pendapat tentang krisis Suriah. Pendapat pertama, Presiden Bashar Assad harus turun. Pendapat kedua, Presiden Bashar Assad tetap berkuasa.
Pendukung pendapat pertamaadalah Israel, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Arab Saudi, Qatar, Turki, beberapa Harakah, Ormas Islam. Sementara pendukung pendapat kedua adalah: Rusia, Cina, Iran, Veneuzela.
Alasan Bashar diturunkan yang umum dikemukakan adalah karena Bashar diktator dan tidak demokratis. Hal ini Ini sejalan dengan semangat Arab Spring. Namun dibalik itu ada alasan tersembunyi yaitu :
Pertama, memotong jalur logistik HIzbullah (Syiah) di Lebanon dan membungkam kegiatan Biro Politik Hamas (Sunni) di Damaskus. Inilah alasan yang sebenarnya bagi Israel.
Kedua, mengeliminasi pengaruh Rusia di Timur Tengah. Ini penting bagi AS dan sekutunya NATO.
Ketiga, mengeliminasi pengaruh Syiah di Timur Tengah. Bagi Saudi, Qatar, Ormas Islam (sebagian) dan harakah-harakah tertentu yang menganggap Syiah sesat. Ini alasan yang tepat untuk menggusur Bashar yang dianggap Alawiyin (Syiah). Bagi Saudi dan Qatar ada kepentingan tambahan, yaitu meredam pengaruh Iran. Mereka takut revolusi Iran yang membuat raja Reza Pahlevi tumbang menyebar ke negara mereka, sehingga kerajaan Saudi dan emir-emir negara teluk bisa terancam eksistensinya.
Pendapat pribadi penulis, setelah bersinggungan dengan Hamas, Hizbullah dan Mujahidin, ISRAEL memainkan PERAN UTAMA dalam krisis Suriah ini. Israel meminjam TANGAN banyak orang, negara dan kelompok untuk kepentingan politik Israel; HOW TO SURVIVE....
Hampir tidak ada kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat tentang Timur Tengah tanpa kontrol badan-badan lobby Israel seperti AIPAC, Bilderberg, Rand Corporation, Trilateral Commission dan ADL.
Joserizal Jurnalis
Relawan Medis MER-C
Saat ini ada 2 pendapat tentang krisis Suriah. Pendapat pertama, Presiden Bashar Assad harus turun. Pendapat kedua, Presiden Bashar Assad tetap berkuasa.
Pendukung pendapat pertamaadalah Israel, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Arab Saudi, Qatar, Turki, beberapa Harakah, Ormas Islam. Sementara pendukung pendapat kedua adalah: Rusia, Cina, Iran, Veneuzela.
Alasan Bashar diturunkan yang umum dikemukakan adalah karena Bashar diktator dan tidak demokratis. Hal ini Ini sejalan dengan semangat Arab Spring. Namun dibalik itu ada alasan tersembunyi yaitu :
Pertama, memotong jalur logistik HIzbullah (Syiah) di Lebanon dan membungkam kegiatan Biro Politik Hamas (Sunni) di Damaskus. Inilah alasan yang sebenarnya bagi Israel.
Kedua, mengeliminasi pengaruh Rusia di Timur Tengah. Ini penting bagi AS dan sekutunya NATO.
Ketiga, mengeliminasi pengaruh Syiah di Timur Tengah. Bagi Saudi, Qatar, Ormas Islam (sebagian) dan harakah-harakah tertentu yang menganggap Syiah sesat. Ini alasan yang tepat untuk menggusur Bashar yang dianggap Alawiyin (Syiah). Bagi Saudi dan Qatar ada kepentingan tambahan, yaitu meredam pengaruh Iran. Mereka takut revolusi Iran yang membuat raja Reza Pahlevi tumbang menyebar ke negara mereka, sehingga kerajaan Saudi dan emir-emir negara teluk bisa terancam eksistensinya.
Pendapat pribadi penulis, setelah bersinggungan dengan Hamas, Hizbullah dan Mujahidin, ISRAEL memainkan PERAN UTAMA dalam krisis Suriah ini. Israel meminjam TANGAN banyak orang, negara dan kelompok untuk kepentingan politik Israel; HOW TO SURVIVE....
Hampir tidak ada kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat tentang Timur Tengah tanpa kontrol badan-badan lobby Israel seperti AIPAC, Bilderberg, Rand Corporation, Trilateral Commission dan ADL.
Joserizal Jurnalis
Relawan Medis MER-C
Quote:
Tangan Terkepal di Syria
Liwa al-Ummah
Liwa al-Ummah
Dina Y. Sulaeman
Ada yang menarik dari logo Liwaa Al Ummah, salah satu kelompok jihad di Syria yang didirikan dan dilatih oleh Mahdi Al Harati. Harati adalah tokoh penggulingan Qaddafi di Libya dan pernah mengakui menerima dana dari CIA. Logo itu, menggunakan kepalan tangan.
Logo tangan terkepal ini mengingatkan kita pada gerakan revolusi di berbagai negara dunia yang diarsiteki oleh Centre for Applied Non Violent Action and Strategies (CANVAS), sebuah ‘perusahaan konsultan revolusi' yang terlibat dalam upaya-upaya penggulingan rezim di berbagai negara antara lain, Georgia, Ukraina, Maldiv, dan bekerja sama dengan aktivis dari lebih 40 negara, mulai dari Belarus, India, China, Burma, Libya, Mesir, Tunisia, Syria, Iran, Yaman, hingga Afrika. Mereka selalu menggunakan logo tangan terkepal dalam berbagai aktivitasnya.
Pentolan CANVAS adalah Srdja Popovic. Dia adalah arsitek gerakan penggulingan Slobodan Milosevic (Serbia) pada tahun 2000. Menyusul kesuksesannya, Popovic mendirikan CANVAS dan memberikan pelatihan berbagai strategi revolusi kepada para aktivis yang ingin menggulingkan rezim di negara mereka. Para pendukung dana CANVAS adalah lembaga-lembaga terkemuka seperti United States Institute for Peace (USIP) yang didanai Kongres AS, New Tactics (didanai Ford Foundation dan SorosFoundation), dan lain-lain. Foreign Policy melaporkan, selama enam bulan pertama tahun 2012, 40 aktivis oposisi Syria mengadakan pertemuan di Jerman yang dikoordinir oleh USIP untuk merancang bentuk dan agenda pemerintahan pasca-Assad.
Emma Williams dari majalah Intelligent Life pada Maret 2012 mendatangi Popovic di kantornya di Belgrad dan menulis antara lain sebagai berikut.
Popovic menggunakan jeans dan sepatu kets. Hari kerjanya dimulai jam 8 pagi di kubik kecil abu-abu di sebuah kantor di New Belgrade. Dialah sumber energidi ruangan itu. Dia menerima sebuah telpon darurat dari aktivis Syria, mereka bicara dalam bahasa Serbia. Dia menelpon ke Maldives, dan beberapa telpon rahasia lainnya.
"Canvas itu unik," kata Popovic. "…seperti merpati, mereka ada di mana-mana. …Canvas seperti bakteri yang mampu hidup pada temperatur 60°C, sangat ahli."
"Ada yang secara naïf menyebut bahwa revolusi-revolusi itu adalah produk Langley atau MI6… Seolah-olah, untuk membuat revolusi, yang Anda perlukan hanya uang dollar dari CIA, sekelompok orang Serbia gila, kirim mereka ke sebuah negara, dan boom, terjadilah revolusi!" Popovic tertawa.
"Kami tidak memberikan petunjuk yang spesifik, tapi lebih menyukai jika rakyat membangun alat mereka sendiri; [kami] membantu mereka mempertajam ide-ide asli mereka."
"Canvas itu unik," kata Popovic. "…seperti merpati, mereka ada di mana-mana. …Canvas seperti bakteri yang mampu hidup pada temperatur 60°C, sangat ahli."
"Ada yang secara naïf menyebut bahwa revolusi-revolusi itu adalah produk Langley atau MI6… Seolah-olah, untuk membuat revolusi, yang Anda perlukan hanya uang dollar dari CIA, sekelompok orang Serbia gila, kirim mereka ke sebuah negara, dan boom, terjadilah revolusi!" Popovic tertawa.
"Kami tidak memberikan petunjuk yang spesifik, tapi lebih menyukai jika rakyat membangun alat mereka sendiri; [kami] membantu mereka mempertajam ide-ide asli mereka."
CANVAS telah membuat sebuah buku petunjuk untuk para aktivis, dengan didanai USIP, berjudul "Nonviolent Struggle-50 Crucial Points". Buku itu tersedia dalam enam bahasa termasuk Arab dan Farsi, dan di Timur Tengah saja telah diunduh 20.000 kali.
Resep CANVAS sebenarnya sederhana, yaitu ajak sebanyak mungkin massa turun ke jalan sehingga pemerintahan bisa dilumpuhkan. "Para Hitler atau para Assad di dunia ini tidak bisa sendirian mengumpulkan pajak, menyiksa warga, menembaki demonstran, mengendalikan transportasi publik sendirian. Mereka membutuhkan kepatuhan dan kerjasama [dari rakyat]. Jika ada cukup orang yang menolak patuh dan tidak mau bekerjasama, para pemimpin itu tidak akan bisa lagi memimpin," kata Popovic.
Namun, resep ini tidak ‘laku' di Syria. Demonstrasi tidak pernah bisa mencapai eskalasi. Justru sebaliknya, demo yang masif malah mendukung Assad (selain tentu saja diliput televisi Syria, juga diberitakan oleh Reuters, tetapi tidak banyak diberitakan ulang oleh media Barat; atau diberitakan dengan mengurangi angkanya; media Syria menyebut angka 1 juta, media Barat menyebut ‘ribuan').
Akhirnya, diambillah opsi kedua, yaitu pemberontakan bersenjata. Negara-negara Barat, melalui tangan Qatar dan Arab Saudi pun sudah jauh-jauh hari bersiap-siap mengambil opsi kedua ini, yaitu sejak 2007, sebagaimana dilaporkan Seymor Hersh, jurnalis investigasi terkemuka AS yang sudah sering mengungkapkan rencana-rencana gelap AS. Mereka menyuplai senjata dan pasukan jihad ke Syria, untuk membantu para pemberontak. Bahkan, info terbaru, pada bulan Maret 2013 The Telegraph mengungkapkan bahwa Barat telah mengirim 3000 ton senjata ke pemberontak Syria dari Zagreb (Kroasia), melalui Jordania. Hingga kini, lebih dari 60.000 orang tewas dan lebih satu juta rakyat Syria terpaksa mengungsi ke berbagai wilayah perbatasan. (IRIB Indonesia)
Diubah oleh Zahin 31-03-2013 11:05
0
5.1K
Kutip
82
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan