Tablo72Avatar border
TS
Tablo72
Sejarah Dan Syarat Menjadi Seorang Prajurit Elit ( Kopassus - Komando Pasukan Khusus)


Fungsi Utama Kopassus;
- Penanganan Aksi Terorisme
- Sabotase
- Pembebasan sandera
- Membasmi pergerakan kelompok Separatis
- Pengumpulan Informasi Intelijen



Pada 15 April 1952, Kolonel Alexander Evert Kawilarang meletakkan dasar-dasar untuk Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi, sebelum diubah namanya menjadi Kopassus. Daya gerak untuk membangun pengembangan Pasukan Khusus ini adalah, pengalaman ketika menghadapi perlawanan RMS (Republik Maluku Selatan) atau Republic of the South Moluccas. Yang berkomplot dan didukung oleh dua kompeni dari KST (Dutch Korps Speciale Tropen). Indonesia sangat terkejut dan kesulitan dalam menghadapi kemampuan sniper dari KST. Yang mana waktu itu Indonesia belum memiliki senjata sniper tersebut. Lalu mereka berencana untuk membangun Pasukan yang serupa untuk Indonesia. Bagaimanapun, pada waktu itu, tidak ada komandan Militer Indonesia yang memiliki kemampuan yang memadai ataupun pengalamanan yang tinggi dalam operasi khusus. Letnan Kolonel Slamet Riyadi tidak akan lagi melihat mimpinya untuk membentuk unit Pasukan Khusus setelah kematiannya dalam pertempuran dengan kelompok separatis RMS
Tak lama setelah itu, Kolonel Kawilarang dengan menggunakan Intelijen Militer dan bertemu dengan Mayor Rokus Bernardus Visser – mantan anggota Ducth Special Forces, setelah terjalin perdamaian pada saat pembentukan Negara Indonesia Yang baru merdeka. Ia menetap di Jawa Barat, dan menikahi perempuan Indonesia, dan dikenal sebagai Mohamad Idjon Djanbi. Dia adalah yang pertama dalam perekrutan untuk Pasukan Khusus Indonesia. Setelah itu, unit tersebut kemudian menjadi Kopassus, yang diadopsi oleh kesamaan Baret Merah (Red Beret) milik the Dutch Special Forces.



Singkat kata, dengan Terbentuknya Kopassus saat ini. Banyak memberikan dukungan keamanan atau back-up untuk wilayah kedaulatan Republik Indonesia hingga sekarang. Kopassus beroperasi secara rahasia dan tidak terdeteksi, yang tersebar di berbagai pelosok-pelosok wilayah di Nusantara. Mereka melakukan serangkaian aksi-aksi pembunuhan untuk kepentingan Negara dalam hal memerangi kelompok-kelompok pemberontak Negara. Dan melakukan misi lainnya seperti; penanganan Anti-Terorisme dan pengumpulan Informasi Intelijen, dan hal-hal terkait dengan wilayah kemananan dan kedaulatan Indonesia.

- Pendidikan Kopassus



Tahap Pertama (Dasar) – 10 Minggu Pelatihan :
- Latihan Individu di Batujajar
- Membentuk Sikap dan Kepribadian Individu
- Mengisi Kemampuan Teknis
- Taktik Operasi Komando
- Pertempuran Perorangan
- Dasar-dasar Pertempuran Kota
- Pengetahuan Pendukung
- Manajerial Lapangan
- Uji Kemampuan Navigasi Darat
- Uji kemampuan Perorangan

Tahap Kedua (Gunung dan Hutan) – 6 Minggu pelatihan :
- Perang Hutan dan Pertempuran di Situ Lembang
- Pemantapan Pengamatan Hutan
- Kemampuan Individu di Hutan
- Teknik Dasar Pertempuran
- Kemampuan kerjasama Tim dan kelompok di dalam Hutan
HTF Hutan
- Aplikasi Long March (PPJJ)

Tahap Ketiga (Rawa dan Laut) – 4 Minggu pelatihan :
- Titik berat Operasi Komando
- Taktik Pertempuran Rawa di Cilacap dan Nusakambangan
- Pemantapan Pengamatan Rawa dan Laut
- Kemampuan Patroli
- ilmu Medan Rawa
- Uji Daya Tahan CAMP

Unit khusus Penanggulangan Ancaman Teroris



Unit SAT 81 Gultor adalah nama satuan dari Kopassus yang sekarang menangani masalah Keamanan dan Ancaman keamanan Negara, lebih difokuskan terhadap masalah Penanggulangan Anti-Terorisme. Masalah-masalah yang timbul terkadang membutuhkan gerak cepat, taktik jitu, dan ketepatan pembacaan situasi, dan penyelesaian atau penumpasan teroris dalam waktu singkat, serta pembebasan sandera, yang kesemuanya merupakan spesialisasi mutlak yang dimiliki Unit SAT 81 Gultor. Seperti pembebasan sandera lintas negara yang pernah dan berhasil dilakukan oleh satuan khusus ini. Saat pembajakan pesawat didalam pesawat Garuda Airline 206 (Operasi Woyla), yang terjadi pada 13 maret 1981 di Bandara Don Muang, Bangkok. Operasi lainnya yaitu pembebasan 26 sandera yang ditawan GPK Kelly Kwalik di Irian Jaya pada 15 mei 1996.

Selain Sat 81 Gultor, Kopassus juga memiliki Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) untuk wilayah pertahanan maritim, yang merupakan gabungan dari Kopaska (Korps Pasukan Katak) dan Taifib (Batalion intai Amfibi). Dan satuan khusus yang dimiliki TNI-AU, yakni; Detasemen Bravo 90 (Bravo 90) yang baru dibentuk pada tahun 1990, yang melaksanakan dukungan operasi udara, dan menetralisir semua aktivitas udara musuh.

Sub Unit Lainnya adalah Kopaska
Kopaska (Komando Pasukan Katak)



Prajurit Kopassus juga membekali diri dengan Latihan Maritim untuk meningkatkan kemampuan Maritim, baik kemampuan Kelompok ataupun kemampuan Individu. Kemampuan bukan hanya di darat saja, tetapi di perairan juga menjadi perhatian yang serius bagi Pasukan Elite ini. Mengingat Perairan di Indonesia yang sangat luas dan terbentang dari Sabang sampai Marauke. Membuat kemampuan Maritim ini mutlak diperlukan bagi Prajurit Kopassus. Mensyaratkan berbagai persyaratan untuk kemampuan ini, diantaranya; mampu berenang cepat, mampu menyelam di bawah dasar laut dengan kedalaman tertentu, mampu berenang dengan memegang senjata dan memikul beban yang berat, mampu berenang dengan tangan atau kaki terikat, berenang jauh untuk tujuan meloloskan diri dari sergapan musuh. Dan masih banyak lain persyaratan atau kemampuan lainnya yang mutlak harus dimiliki.

Search : http://abdupmc.wordpress.com/categor...asukan-khusus/


Diubah oleh Tablo72 28-03-2013 10:53
0
16K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan