Wakil Ketua Komisi V DPR Mulyadi yang juga politisi Partai Demokrat, mengaku setuju adanya penghapusan kereta kategori ekonomi. Menurutnya, kereta ekonomi lebih banyak berdampak negatif ketimbang manfaat.

Dia menilai adanya kereta ekonomi bikin lebih banyak penumpang yang ingin naik secara gratisan. Padahal, tarif kereta ekonomi hanya berbeda Rp 2.000 dari kereta kategori ekonomi AC.

"KRL ekonomi dihapuskan, karena bedanya cuma Rp 2 ribu, banyak juga yang cuma cari gratisan," ujar Mulyadi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/3).

Dia menegaskan pada kereta ekonomi masih banyak terlihat para penumpang yang berada di atap kereta api. Hal itu sangat tidak sebanding jika dilihat dari tarif karcis yang hanya berbeda Rp 2.000 tetapi mengabaikan keselamatan masyarakat. "Sehingga melanggar dan membahayakan. Tidak bisa ditertibkan," imbuhnya.

Dia menjamin penghapusan kereta ekonomi tidak akan berdampak signifikan pada masyarakat yang sehari-hari menggunakan kereta ekonomi. "Saya rasa enggak masalah-lah, cuma selisih Rp 2.000 kok, apalah arti Rp 2.000, " katanya.

Dia mendukung upaya PT Kereta Api Indonesia yang hendak melakukan penghapusan terhadap kereta ini, "Saya dukung penghapusan, dalam rangka menciptakan keamanan," tandasnya.

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) hendak melakukan penghapusan terhadap Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi wilayah Jabodetabek. Namun karena banyak pertentangan, akhirnya rencana tersebut ditunda hingga Juni 2013.



pak,klo harga tiket Comuter Line Rp 5.000 ane masih sanggup deh...