Indonesia dengan iklim tropis dan tanah yang cukup baik untuk pertanian seharusnya bisa menjadi negara penghasil banyak komoditas pangan. Namun apa jadinya jika kenyamanan itu berubah total menjadi negara yang bermasalah dan keterikatan dengan produk impor.
Padahal seharusnya Indonesia bisa menjadi lumbung produksi pangan dunia yang tentu dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sektor pangan.
Berikut ini 4 produk pangan Indonesia yang bermasalah yang berhasil dihimpun detikFinance, Kamis (27/3/2013). Keempat produk pangan ini menjadi perhatian pemerintah akhir-akhir ini bahkan Presiden SBY.
Quote:
Daging Sapi
Selama tahun 2012, harga daging sapi sudah naik sangat tinggi. Pada awal tahun 2012 harga daging sapi sekitar Rp 65 ribu per kg. Mendekati hari raya idul fitri, harga daging naik menjadi Rp 80-85 ribu per kg. Menjelang akhir tahun, harga daging melonjak menjadi 90-95 ribu perkg hingga saat ini.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti pernah mengatakan dan menilai harga daging sapi di Indonesia termasuk yang paling mahal di dunia. Menurut data Bank Dunia, harga daging sapi rata-rata di Indonesia pada bulan Desember 2012 mencapai US$9,76, sementara di Malaysia hanya US$4,3, Thailand US$4,2, Australia US$4,2, Jepang US$3,9, Jerman US$4,3, dan India US$7,4.
Mahalnya harga daging sapi ini, disamping disinyalir karena adanya permainan di antara importir daging sapi dengan berupaya mengendalikan harga, disisi lain juga disebabkan minimnya pasokan di pasar. Menurut Menteri Pertanian Suswono, harga daging sapi lokal melambung karena kendala biaya mahal transportasi.
Dibanding negara lain, konsumsi daging sapi bangsa Indonesia masih rendah, yakni 1,87 kilogram per kapita per tahun. Dari konsumsi yang rendah itu dibutuhkan 384.000 ton daging sapi per tahun. Jumlah itu 85 persen dipenuhi dari produksi domestik dan sisanya impor.
Total impor daging sapi tahun 2013 ditetapkan 80.000 ton atau 15 persen dari total kebutuhan. Jumlah ini menurun dibandingkan kuota tahun 2012 sebesar 19 persen, tahun 2011 sebesar 35 persen dan tahun 2010 masih diatas 50 persen. Tahun 2014, tahun dimana dicanangkan tercapainya swasembada daging sapi, ternyata kementerian pertanian masih menargetkan kuota impor daging sapi sebesar 10 persen dari total kebutuhan dalam negeri.
Kebutuhan daging sapi ini sebagian besar diimpor dari tiga negara, yakni Australia sebesar 75 persen, Selandia Baru sekitar 20 persen dan AS sebesar 5 persen.
Quote:
Kedelai
Masih ingat kisruh soal harga kedelai mahal yang membuat para perajin tempe dan tahu menjerit? Produksi kedelai di Indonesia turun sementara kebutuhan meningkat, sehingga terpaksa harus bergantung pada impor.
Sekarang Indonesia hanya mampu memproduksi 800 ribu ton kedelai per tahun padahal total kebutuhan secara nasional mencapai 2 juta ton/tahun. Untuk itu Indonesia tidak segan untuk melakukan importasi kedelai.
Di tahun 2012, tercatat Indonesia melakukan importasi sebesar 2,3 juta ton dengan nilai US$ 1,4 miliar. Indonesia rutin melakukan impor kedelai dari Amerika Serikat.
Quote:
Bawang Putih
Kisruh bawang putih baru terjadi akhir-akhir ini. Berawal dari ditahannya ratusan kontainer isi bawang putih di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya karena masalah perizinan yang membuat pasokan terhenti dan harga menjadi mahal, Di beberapa kota besar, harga bawang putih dapat dikatakan cukup tinggi nyaris menyamai harga daging ayam per kg-nya. Hingga Presiden SBY mengeluarkan sebuah instruksi, akhirnya ratusan kontainer berhasil dilepas.
Menurut Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi harga bawang putih diperkirakan bakal turun signifikan dalam 2-3 minggu ke depan. Dilepasnya ratusan kontainer bawang putih impor yang sempat tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak jadi pemicunya.
Efek dari lancarnya proses pendistribusian bawang putih berimbas pada terus menurunnya harga di tingkat pengecer. Dalam survei yang dilakukan Kementerian Perdagangan tadi pagi di Pasar Induk Kramat Jati sudah turun menjadi Rp 16.000-18.000/kg, padahal sebelumnya sempat menembus lebih dari Rp 30.000/Kg.
Di tahun 2012 Indonesia mengimpor 462.877 ton dan menurun di tahun 2013 yang hanya mengimpor 320.000 ton. Importasi bawang putih Indonesia lebih banyak dilakukan dari negara China. Indonesia sendiri hanya memproduksi 5% sedangkan 95% lainnya didapat dari impor.
Quote:
Beras
Dalam kurun lima tahun terakhir produksi beras Indonesia telah memenuhi rasio kebutuhan konsumsi masyarakat. Rasio produksi beras per Oktober 2012 mencapai 38 juta ton. Empat juta ton lebih banyak dari konsumsi beras di Indonesia yang hanya mencapai 34 juta ton per tahun.
Tetapi walaupun sudah surplus, sampai saat ini Indonesia masih perlu mengimpor karena banyak masyarakat yang melakukan penyimpanan beras di penggilingan. impor beras sebenarnya merupakan alternatif terakhir dalam memenuhi kebutuhan beras di Indonesia. Hal itu dilakukan bila penyediaan pangan dari produksi dalam negeri dan cadangan pangan tidak terpenuhi.
Selama tahun 2012, Indonesia mengimpor beras sebanyak 2,4 juta ton. Importasi beras biasa dilakukan Indonesia dari Thailand, India bahkan Vietnam.